| 151 Views

Raja Ampat Korban Berikutnya Dari keserakahan Sistem Hari Ini, Dalam Rangka Merampas Hak Hidup Orang Banyak

Oleh : Sumarini

Jakarta, Beritasatu.com -  Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan, akan turun langsung meninjau aktivitas tambang nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya. Peninjauan ini dilakukan menyusul laporan bahwa kegiatan tambang tersebut merusak kawasan perairan dan mengancam sektor pariwisata di wilayah yang dikenal sebagai salah satu destinasi paling eksotis di Indonesia.

Bahlil mengungkapkan bahwa terdapat lima izin usaha pertambangan (IUP) yang terdaftar di kawasan Raja Ampat, tetapi saat ini hanya satu yang beroperasi, yaitu milik PT Gag Nikel. Perusahaan tersebut merupakan anak usaha PT Antam Tbk yang telah menjalankan kegiatan produksi sejak 2017 dan memiliki izin analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal).

“IUP di Raja Ampat ada beberapa, mungkin lima. Namun, yang beroperasi saat ini hanya PT Gag, anak perusahaan Antam, BUMN,” kata Bahlil di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (5/6/2025). 

Berawal dari besarnya sorotan publik ini yang membuat Menteri Energi dan sumber daya mineral ( ESDM) terpaksa harus turun tangan dalam rangka menghentikan sementara aktivitas tambang nikel yang ternyata keberlangsungan nya telah merusak kawasan perairan dan mengancam sektor pariwisata di wilayah yang dikenal sebagai salah satu destinasi wisata paling eksotis di Indonesia yaitu di Raja Ampat.

Tidak mengherankan di sistem ini aktivitas rusak dan merusak adalah suatu hal yang di wajar kan, dan hasil dari perbuatan itu tentu saja apalagi kalau bukan kerusakan. Manusia yang sudah jauh dari aqidah di dalam dirinya apalagi selain hanya ingin membuat kerusakan, seperti juga mereka saat ini yang tak tenang dengan keindahan, bahkan meskipun itu milik orang lain juga bakal mereka ambil dan ini sudah biasa terjadi di sistem ini, dan akibat dari perbuatan mereka ini imbasnya bukan hanya berdampak pada lingkungan semata namun tak jarang kita manusia, hewan dan semua mahluk ciptaan Tuhan pun ikut merasakan dampak dari kehancuran akibat dari perbuatan mereka.

Raja Ampat satu dari perbuatan zolim mereka yang tanpa beban mereka rusak keindahan alam yang ada pada wilayah ini, nilai yang dihasilkan dari merusak tempat ini lebih menggiurkan dari pada hanya memandang keindahan nya saja. Inilah buah dari sistem kapitalisme yang berimbas memunculkan manusia2 serakah yang berujung pada pengrusakan lingkungan, tak perduli itu melanggar UU kelestarian lingkungan atau apapun itu, toh yang membuat UU juga mereka. Semua ini adalah bentuk rekayasanya dari penguasa dan juga pengusaha, jadi tak heran bila ada kemudahan disana.

Tentunya kita tak menginginkan kerusakan yang terjadi di negara kita makin kesini makin tak mendapatkan solusi yang jelas, pembiaran pada masalah ini jelas imbasnya pada bagaimana nasib Sumber daya alam kita yang makin  lama Makin  tergerus habis oleh mereka yang tidak bertanggung jawab,kehidupan hayati yang terancam tempat hidupnya, keindahan alam yang terus menerus di kerat kerat tak jelas bentuk akhirnya dan ini sungguh keterlaluan atas perbuatan yang telah mereka lakukan.

Kapitalisme benar-benar menampakkan wajah nyata yang lebih menjadikan pengusaha berperan penting dalam mengelola tambang dan memberikan keleluasaan pada mereka hingga mereka berbuat sewenang-wenang, meski yang sebenarnya Sumber daya alam adalah mutlak milik umum yang dikelola Negara dan hasilnya dikembalikan untuk urusan umat, namun kembali sistem ini telah melalaikan hal itu, mereka mengelola SDA itu dan hasilnya untuk kepentingan mereka juga.

Dikembalikan kepada Islam maka akan benar pengelolaan yang akan dibuat sebenar benarnya dan tentunya sesuai dengan syariat, SDA akan dikelola sesuai dengan bagaimana Islam menganjurkan, kelestarian lingkungan akan dijaga dari kerusakan yang menimbulkan kehidupan hayati menjadi terganggu, segala bentuk eksploitasi akan dimusnahkan. Benar-benar akan menjaga SDA sesuai konsep yang benar sesuai islam.

Wallahu a'lam bishowab


Share this article via

31 Shares

0 Comment