| 143 Views

Program MBG Akankah Menjadi Solusi?

Oleh: Fadla Aulia

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat tidak hanya menjadi langkah penting untuk meningkatkan kesejahteraan gizi siswa, tetapi juga bertujuan mendukung ekonomi masyarakat lokal. 

Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) yang diadakan oleh Pemkab Purwakarta pada Senin (20/1/2025), Wakil Bupati Purwakarta terpilih, Abang Ijo Hapidin menekankan pentingnya melibatkan petani lokal dalam mendukung kelancaran program tersebut. (tribunjabar.id 20/01/25) 

Mampukah Negara Menjalankan Program MBG?

Seperti yang kita tahu bahwa Indonesia merupakan negara yang selalu mengekor dari keberhasilan negara negara lain, memiliki keinginan untuk mengakomodasi program MBG versi Indonesia. 

Tetapi jika kita merujuk kepada banyaknya teori teori yang dibangun pemerintah dalam segala hal, terutama dalam hal kesejahteraan tentu saja berakhir tidak sesuai dengan perealisasian nya.

Lantas Apa Solusi Dalam Menangani Hal Tersebut?

Program makan bergizi gratis (MBG) merupakan program tambal sulam dengan berkedok untuk pemenuhan gizi anak, tentu saja hal ini tidak akan terlintas dalam pikiran seorang pemimpin yang menerapkan sistem Islam. 

Dalam Islam, prosedur pertama pemenuhan gizi terhadap generasi termasuk ke dalam tanggung jawab nafkah setiap kepala keluarga. Sehingga kewajiban negara dalam hal ini adalah menjamin setiap kepala keluarga memiliki pekerjaan yang layak agar mampu untuk mencukupi kebutuhan pokok keluarga seperti sandang, pangan dan papan secara layak. 

Syariat memerintahkan kepada negara Islam untuk merealisasikan ketahanan dan keamanan pangan. Menciptakan swasembada pangan tanpa bergantung impor untuk mewujudkan ketahanan pangan dan kesejahteraan para petani, memberantas mafia import, serta menyiapkan jalur distribusi untuk menjangkau setiap daerah baik kota maupun desa, lembah, pantai, pegunungan, bahkan daratan hingga pulau-pulau terjauh. Negara juga harus membangun secara mandiri setiap infrastruktur dan food supply chain tanpa bergantung pada investor swasta/asing. Wallahu a’lambishawab.


Share this article via

39 Shares

0 Comment