| 159 Views

Program Makan Bergizi Gratis Menjadikan Generasi Berkualitas?

Oleh : Siti Saadah
Aktivis Muslimah

Dikutip dari media online tirto.Id- Ekonomi Senior Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Didik J Rachbini, menyarankan agar pemerintah mendestralisasikan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) kepada usaha mikro, kecil dan menengah di daerah. Tidak hanya itu, meski anggaran yang dialokasikan untuk program andalan presiden terpilih, Prabowo Subianto itu berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Pelibatan pemerintah daerah juga dapat mengurangi potensi diintervensi nya pelaksanaan program MBG oleh orang-orang yang ingin mengambil keuntungan dari program tersebut. Karena banyaknya anggaran yang akan dikeluarkan.

Menurut Didik, makan siang gratis harus ada elemen ekonomi politiknya, antara di serahkan kepada daerah atau UMKM dengan di desentralisasi kan, ujarnya dalam Diskusi Publik Indef : Efek Pengganda Program Makan Bergizi Gratis, secara daring di akun YouTube Indef, dikutip jumat (18/10/2024).

Sebagai keseriusan Presiden terpilih tersebut, harus kembali mengeluarkan statemennya dan menetapkan aturan khusus sehingga pelibatan UMKM dalam program MBG bukan hanya janji manis belaka.

Sedangkan program APBN, pemerintah menarik pajak dari masyarakat. Di sisi lain, program MBG juga disinyalir bakal menggerek realisasi impor, khususnya untuk bahan pangan karena selama di Indonesia belum dapat memenuhi kebutuhan secara mandiri sehingga untuk pengadaan pasokan bahan pangan diserahkan kepada pengusaha asing. Belum lagi, selama impor yang cenderung dilakukan dengan transaksi besar dan berpotensi mendapatkan keuntungan besar, sering kali dilakukan dengan cara culas. Sehingga orang yang mengambil kebijakan melakukan atas dasar kepentingan dan kemanfaatan karena adanya peluang.

Tak bisa dipungkiri bahwa generasi saat ini dilanda krisis berlapis. Realitanya bukan hanya dalam faktor  pendidikan tetapi juga dalam faktor yang lainnya seperti hedonisme pemikiran, kesejahteraan ekonomi dan liberalisasi media. Apalagi menyangkut kondisi ekonomi nasional. Untuk mencapai generasi yang berkualitas bukan sekedar mengisi perut, melainkan harus menjamin dan menjaga pemikirannya agar terisi dengan sebagai calon konstruktor peradaban sahih. Hal ini karena peradaban kufur adalah peradaban rusak yang pasti akan gulung tikar. Dengan begitu sungguh rugi jika suatu negeri ingin mencetak generasi berkualitas tetapi malah untuk mengisi peradaban kufur.

Untuk itu untuk menanggulangi berbagai faktor penyebab krisis ini, tentu saja membutuhkan solusi yang bersifat sistematis, sehingga tidak bisa hanya sekedar realisasi program makan siang gratis.

Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain dia"(QS Ar-Ra'd [13]:11).

Dalam kehidupan kapitalisme sekuler berdampak besar bagi krisis jati diri para generasi muda. Buktinya tidak sedikit dari mereka mengalami krisis daya juang. Pada saat yang sama mereka juga terombang-ambing dan begitu mudah ikut arus kehidupan yang tidak ada aturannya. Akibatnya semua menjadi bebas dan serba boleh sehingga kehidupan mereka kehilangan pegangan dan standar hakiki.

Oleh karena nya, jika sistem ideologi kapitalisme terus menerus meracuni kaum muda muslim, maka titik inilah sejatinya tengah terjadi pembajakan dan penyesatan potensi pemuda muslim secara masal dan sistematis. Akibatnya produktivitas dan ketangguhan pemuda muslim hanya menjadi bahan bakar bagi mesin ekonomi kapitalisme.

Allah SWT telah menjamin standar kesuksesan generasi kaum muslim dalam ayat " Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeluruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. (QS. Al-Imran :110).

Sebagai generasi kaum Muslim yang berkualitas adalah mereka yang menghendaki menjadi yang terbaik menurut standar Allah, yakni terikat dengan aturan Islam. Sehingga untuk menjadikan pemuda muslim produktif, tangguh, bahkan mampu meraih gelar umat terbaik, tidak cukup hanya dengan upaya individu ataupun keluarga. Harus adanya lingkungan masyarakat yang sehat dan negara yang tidak disetir oleh kezaliman dan kepentingan para kapitalis melalui ideologi sekulernya. Sungguh untuk menghasilkan generasi muda muslim yang produktif dan tangguh hanyalah dengan negara Islam.

Wallahu'alam


Share this article via

105 Shares

0 Comment