| 15 Views

Polemik Kepsek Tampar Siswa Merokok, Ketegasan atau Kekerasan?

Oleh : N. Istiqomah

Dilansir dari detikNews, peristiwa yang bermula saat kegiatan 'Jumat Bersih' di sekolah, Seorang siswa tidak mengikuti kegiatan tersebut dan terlihat merokok di area kantin sekolah.

Selaku kepsek SMAN 1 Cimarga ibu Dini berusaha untuk menegurnya. Akan tetapi siswa tersebut tak menghiraukan bahkan berbohong sehingga membuat ibu kepsek memberinya hukuman dengan  tamparan.
Upaya menegakkan kedisiplinan pada aturan ini  ternyata berujung pada aksi demo dari siswa dan penonaktifan ibu kepsek.

Sungguh mengherankan pada dunia pendidikan saat ini, dimana seorang guru yang berusaha menjaga dan mendidik siswa dengan menanamkan kedisiplinan dianggap sebagai berbuat kekerasan.

Jika hukum tamparan oleh kepala sekolah dianggap salah dan tak layak diberikan sehingga dapat menjerat dirinya untuk dinonaktifkan, maka bagaimana dengan siswa yang merokok di sekolah, sanksi apa yang harus diberikan ? 
Apakah  dikembalikan pada orang tua ? Atau jadi duta rokok?

Dunia pendidikan di negeri ini kian hari kian aneh. Kondisi zaman seolah tak lagi ramah pada misi pendidikan. Bahkan pendidikan beralih fungsi sebagai lembaga bisnis pencetak ijazah.

Sekolah jadi bisnis. Murid dan Wali Murid jadi konsumen dengan moto "pembeli adalah raja". Guru dan Kepala Sekolah jadi buruh yang harus melayani raja bak seorang hamba.

Itulah buah sistem kapitalisme. Peradaban dengan masyarakat bermindset materialis. Begitu juga dengan lembaga pendidikan.

Jika memang tak ingin cara tersebut digunakan dalam mendisiplinkan tata tertib, maka sekolah tidak perlu mempekerjakan guru. Tidak perlu mendidik karakter. Bebaskan saja siswa merokok. Bebaskan bercanda ria di kelas. Tak perlu ada pelajaran. Tak perlu buat aturan.

Pendidikan dalam Islam sejatinya bukan hanya sebuah sistem pengajaran, akan tetapi menuntun manusia menuju keseimbangan antara ilmu, iman, dan amal.

Pendidikan Islam mampu melahirkan insan yang faqih fiddin, bersyahsiah Islam, menguasai ilmu teknologi yang akan berkontribusi pada kehidupan, dan memiliki jiwa kepemimpinan. Berbeda dengan sistem pendidikan yang berasaskan sekularisme pada saat ini yang tidak mampu mencetak insan yang berprestasi, baik di bidang akademik maupun perilaku.

Pentingnya kolaborasi antara pendidik, orang tua,  masyarakat, dan negara. Tujuan pendidikan Islam adalah tujuan sahih yang akan menyiapkan bekal keberhasilan di dunia dan akhirat.


Share this article via

1 Shares

0 Comment