| 188 Views
PHK Massal Di PT Sritex, Dampak Kebijakan Yang Serampangan

Oleh : Ummu Alvin
Aktivis Muslimah
Tragedi ketenagakerjaan tak henti-henti menimpa para karyawan, seperti yang dialami oleh ribuan karyawan dari sebuah perusahaan tekstil ternama yaitu pabrik Sri Rezeki Isman Tbk (Sritex), Sukoharjo, Jawa Tengah Jumat (28/12), yang resmi berhenti beroperasi mulai Sabtu 1 Maret 2025 setelah dinyatakan pailit oleh pengadilan, PHK pun dilakukan terhadap karyawan yang berjumlah sebanyak 10.665 orang.
Sritex adalah perusahaan tekstil yang telah lama berdiri dan merupakan pabrik tekstil terbesar di Indonesia yang menjadi pemasok seragam militer bagi negara NATO dan perusahaan ini juga cukup membuka lapangan pekerjaan yang besar bagi warga di Jawa Tengah,setelah 58 tahun beroperasi akhirnya perusahaan yang menjadi pemain utama dalam industri tekstil Indonesia ini harus tutup akibat pailit karena tidak mampu membayar hutang kepada beberapa debitur yang telah disepakati.
Adapun beberapa hal yang menjadi sebab pailitnya PT Sritex diantaranya adalah persaingan internasiona ditambah lagi recovery pasca covid 19, dan juga karena kebijakan pemerintah yang sering berubah-ubah, contohnya kebijakan impor yang membuat tekstil Indonesia kalah saing dengan produk tekstil dari luar negeri terutama dari Cina yang mana kualitasnya lebih tinggi dibandingkan kualitas tekstil yang dikeluarkan oleh perusahaan tekstil yang ada di Indonesia.
Karut marut kebijakan yang ditetapkan oleh penguasa, memberikan dampak yang cukup signifikan kepada masyarakat terutama buruh dan karyawan, penerapan sistem kapitalisme dengan prinsip liberalisasi ekonomi menjadikan negara kehilangan fungsi dalam mengurusi rakyatnya, negara yang berwatak populis otoriter menjalankan perannya hanya sebagai regulator untuk memenuhi kepentingan oligarki, bahkan PT Sritex yang dijanjikan akan selamat jika saat pemilu memilih calon tertentu, ternyata hanyalah janji palsu. Liberalisasi menyebabkan lapangan pekerjaan dikontrol oleh industri. Kesejahteraan menjadi satu hal yang mustahil terwujud dalam sistem kapitalisme.Sistem ekonomi kapitalisme sekuler menjadi kebebasan sebagai asas dalam kepemilikan, sehingga siapapun yang memiliki modal dapat menguasai industri dan perdagangan.
Hal ini sangat berbeda dengan Islam yang mana kepemilikan dalam Islam itu terbagi atas tiga bagian yaitu kepemilikan individu, kepemilikan umum dan kepemilikan negara. Dalam Islam individu tidak diberikan kebebasan untuk mengelola harta kepemilikan umum dan negara, akan tetapi Islam menjamin diterapkannya sistem ekonomi Islam yang akan memberikan kesejahteraan bagi para pengusaha dan perusahaan serta pekerja. Kepemilikan dalam islam diatur dengan jelas agar memberikan kemaslahatan bagi seluruh rakyat. Negara hanya mengelola harta milik umum untuk memenuhi kemaslahatan rakyatnya semata.
Dengan menerapkan aturan ekonomi Islam, maka negara dapat membangun industri yang strategis yang akan memungkinkan penyerapan tenaga kerja secara luas, negara juga dapat memberi harta tertentu untuk diberikan kepada rakyatnya yang tidak memiliki pekerjaan, agar semua rakyatnya dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka. Begitu pula dalam membuat kebijakan, negara tidak akan mengesampingkan kemaslahatan rakyatnya demi kepentingan oligarki.
Penerapan Islam secara kaffah akan menjadikan terbukanya lapangan pekerjaan yang luas dan memadai dengan berbagai mekanisme yang dijelaskan dalam kitab Nidzom Iqthisody karya Syekh Taqiyuddin An-Nabhani, yaitu bila seseorang tidak mampu membuka lapangan pekerjaan bagi dirinya atau tidak mampu bekerja karena sakit, atau terlampau tua ataupun dikarenakan salah satu diantara sebab-sebab ketidakmampuannya maka Syara' mewajibkan negara untuk menanggung nafkahnya, apabila tidak ada lagi orang yang wajib untuk menafkahi hidupnya yang mampu untuk menafkahinya. Maka kewajiban tersebut wajib ditanggung oleh Baitul mal atau negara.
Begitu Islam dijadikan sebagai aturan dan pedoman,maka tidak akan ada industri-industri lokal dan tenaga kerja yang terdzolimi,ini semua karena Islam hadir tidak hanya sebagai agama melainkan juga sebagai pembawa Rahmat apabila semua syariatnya diterapkan di muka bumi ini. Insya Allah keberkahan akan menaungi seluruh alam karena hanya Islam sistem yang diridhoi oleh Allah subhanahu wa ta'ala.
Wallahu a'lam bishawab.