| 142 Views

Peran Strategis Guru dalam Membangun Generasi Bertakwa dan Berilmu

Oleh : Welly Okta Milpia

Peran seorang guru seharusnya menjadi panutan untuk para muridnya. Baik dilingkungan sekolah maupun diluar sekolah. Namun miris, fakta yang kita lihat saat ini bertolak belakang dengan tugas guru yang sesungguhnya. Seperti yang dialami oknum guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, DH (57) ditetapkan menjadi tersangka usai berhubungan seks dengan siswinya yang duduk di bangku kelas 12. Tersangka disebut melakukan aksinya dengan modus menjalin hubungan asmara dengan korban masih berusia 16 tahun.

Kasus tersebut bermula saat video mesum antara tersangka dan korban beredar di media sosial. Polisi kemudian turun tangan melakukan penyelidikan dengan memeriksa 10 orang, termasuk guru DH.
"Kami sudah menetapkan tersangka inisial DH yang merupakan oknum seorang guru di salah satu sekolah di Kabupaten Gorontalo," ujar Kapolres Gorontalo AKBP Deddy Herman kepada wartawan, DH mengaku memang sudah menjalin hubungan dengan korban. Keduanya berstatus pacaran. Polisi juga mengungkap modus pelaku menggauli siswinya yang masih di bawah umur tersebut. Deddy mengatakan, DH berhasil membujuk korban untuk menjalin hubungan asmara setelah melakukan berbagai cara. Salah satunya dengan sering membantu siswi tersebut. Siswi yang menjadi korban merupakan siswi yang berprestasi di sekolahnya, sementara DH merupakan guru dan kini telah ditetapkan tersangka. (Detik.com, 25/9/2024).

Sebenarnya kasus seperti ini tidak asing lagi dikalangan dunia pendidikan, namun sampai saat ini pemerintah belum mampu menemukan solusi yang tepat, karena setiap masalah membutuhkan solusi yang pas dan tepat. Guru dipaksa harus terus bisa beradaptasi dengan kurikulum yang selalu bergonta ganti, Sementara perubahannya belum terlalu signifikan dengan perbaikan karakter generasi. Lalu kompetensi guru hal ini juga menjadi inti pada tenaga pendidik, mengingat bahwa seorang gurulah yang menjadi ujung tombak pendidikan berjalan, merekalah yang akan menerapkan sistem pendidikan.

Padahal, ditangan gurulah bagaimana peserta didik terbentuk baik secara kepribadian maupun akademik, meskipun ada sinergitas orang tua namun tidak bisa dipungkiri bahwa peran guru sangat penting dalam menentukan masa depan pendidikan. Oleh sebab itu membangun kompetensi guru tidak bisa dianggap remeh.

Untuk menghentikan kerusakan yang diakibatkan sistem sekuler- liberal yaitu sistem pemisahan agama dengan kehidupan sehingga adanya kebebasan dalam berperilaku, maka diperlukan perubahan menuju sistem Islam yang berlandaskan ketaatan kepada Allah SWT. Sistem Islam, termasuk dalam pendidikan, berasas akidah Islam yang menuntun individu untuk hanya melakukan perbuatan yang mendatangkan rida Allah. Negara akan menerapkan syariat Islam secara menyeluruh, termasuk dalam pendidikan, dengan kurikulum berbasis akidah yang membentuk masyarakat bertakwa.

Guru memiliki peran utama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) unggul. Dalam Islam, pendidikan menjadi perhatian utama dengan tujuan membentuk kepribadian guru dan siswa yang bersyakhsiyah Islam, yaitu memiliki pola pikir dan sikap sesuai dengan ajaran Islam. Kurikulum pendidikan Islam berbasis pada akidah Islam, mengintegrasikan ilmu dan iman.

Guru yang kompeten dalam Islam harus memiliki kepribadian mulia serta profesionalitas. Mereka tidak hanya mengajar dengan baik, tetapi juga mendidik dengan nilai-nilai Islam. Dalam sistem pendidikan berbasis kapitalisme, peran guru sering terjebak dalam paradigma sekuler yang mengabaikan nilai-nilai Islam. Sebaliknya, dalam Islam, guru adalah penggerak perubahan yang melahirkan generasi berilmu dan beriman, yang berkontribusi pada kemaslahatan umat.

Peran guru dalam membangun peradaban Islam sangat penting, dan negara memiliki tanggung jawab besar untuk mendukung peran ini, terutama dalam sistem pemerintahan Islam, di mana seorang pemimpin atau Khalifah berkewajiban menyediakan guru yang kompeten bagi rakyat.

Guru, dengan ketakwaannya yang tinggi, akan menjadi teladan, mengajak pada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Negara akan menegakkan kewajiban individu seperti salat dan berjilbab, serta memberi sanksi kepada yang melanggar syariat. Media massa dan media sosial juga akan diawasi untuk mencegah konten yang merusak. Semua ini hanya bisa terwujud dalam sistem Islam yang menerapkan syariat Islam secara keseluruhan.


Share this article via

62 Shares

0 Comment