| 22 Views

Pengangguran Menghantui Generasi, Islam Memberikan Solusi

Oleh : Anne
Ciparay Kab. Bandung

Banyaknya tenaga kerja lulusan pendidikan tinggi seperti diploma dan sarjana yang terpaksa banting setir menjadi pembantu rumah tangga, pengasuh anak, sopir, bahkan office boy (pramukantor). Menjadi fenomena baru yang terjadi saat ini. Kesemuanya itu, dilakukan demi bertahan hidup di tengah minimnya lapangan pekerjaan di sektor formal dan badai pemutusan hubungan kerja dalam beberapa tahun terakhir. (www.bbc.com)

Berdasarkan data dari IMF, Indonesia memiliki persentase tingkat pengangguran tertinggi per April 2024 dibandingkan enam negara yang tergabung dalam ASEAN. Myanmar, Kamboja, dan Laos dikecualikan dari daftar tersebut karena tidak ada data yang tersedia. Peringkat pengangguran Indonesia tersebut merujuk laporan World Economic Outlook April 2024. IMF mendata tingkat pengangguran (unemployment rate) berdasarkan persentase angkatan kerja atau penduduk berusia 15 tahun ke atas yang sedang mencari pekerjaan. (www.kompas.com)

Mirisnya, hal itu terjadi disaat banyak negara menyatakan Indonesia memiliki keuntungan untuk maju dari bonus demografi pada usia produktifitas di masyarakatnya. Kenyataan pahit yang justru dirasakan masyarakat, angka pengangguran drastis meningkat dikalangan generasi muda. Penyebab masalah pengangguran itu sendiri, dikarenakan sistem perekonomian yang bertopang pada kapitalisme. Dimana, Negara yang menerapkan sistem ekonomi kapitalistik, hanya bertindak sebagai regulator (penghubung) antara penguasa dan pengusaha, yang mementingkan korporat (pengusaha), dan lepas dari mementingkan kewajibannya, yakni mengedepankan kesejahteraan rakyatnya, dengan menjamin terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Kurangnya lapangan kerja menjadi problem utama saat ini. Hal itu terjadi, bukan karena kurang keterampilan, kurang kolaborasi, kurang pelatihan manajerial, tetapi lebih kepada terjajahnya negara-negara berkembang oleh negara-negara besar. Penjajahan tersebut menyebabkan modal sumber daya alam yang dibutuhkan dalam proses penciptaan lapangan pekerjaan hilang. Begitu juga dengan pasar yang besar juga tidak dikelola secara mandiri, sehingga sangat sulit untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang luas.

Alhasil, terjadilah kesenjangan antara lapangan pekerjaan dan pencari kerja. Tidak hanya cukup disitu, Negara yang seharusnya berkewajiban menyediakan lapangan kerja bagi rakyatnya, bahkan malah menyerahkan tanggung jawab membuka lapangan kerja pada pihak swasta (korporasi), dengan membuka investasi sebesar-besarnya. Menyerahkan pengelolaan Sumber Daya Alam dan perindustrian yang menjadi sektor modal utama bagi perekonomian, pada pihak swasta (korporasi).

Ditambah, rakyat hanya dianggap beban bagi negara, sehingga penyelesaian atas solusi pengangguran ini, malah meminta rakyat untuk menjadi devisa negara dengan bekerja di luar negeri.

Inilah, pentingnya penerapan sistem ekonomi Islam dalam bernegara dan bermasyarakat, karena tidak mungkin menerapkan ekonomi tanpa ada negara.

Semua regulasi itu butuh negara untuk memerintahkan agar masyarakat mentaatinya, melarang masyarakat untuk jatuh pada sistem ekonomi ribawi 

Sebaliknya, hanya dalam sistem Islam, ekonomi syariah yang sempurna dan menyeluruh akan diterapkan, semua mekanisme yang dilarang Islam tidak akan dipraktikkan, karena hanya akan menyebabkan terjadinya kesenjangan distribusi harta kekayaan.

Didalam Islam negara adalah raa'in (pengurus rakyat). Sehingga, dalam penerapan sistem Islam, negara tidak berlepas tangan, dia akan menjamin kesejahteraan rakyatnya dan membuka lapangan kerja. Negara akan menerapkan sistem ekonomi Islam yang mampu membuka lapangan kerja bagi rakyat secara memadai. Melakukan pengelolaan Sumber Daya Alam secara mandiri dan haram diserahkan kepada swasta apalagi asing. Sehingga, negara akan mampu membuka lapangan pekerjaan dari sektor industri dalam jumlah besar.

Tentunya ini semua, telah dicontohkan Rasulullah saw. dalam kehidupan negara Islam, dilanjutkan dalam sistem pemerintahan Khilafah Islam oleh para sahabat sampai dengan Khilafah yang terakhir. Dan itulah yang menjadi kebutuhan umat Islam hari ini yaitu memberlakukan Islam dalam negara Khilafah.

Wallahu a lam bish shawwab.


Share this article via

2 Shares

0 Comment