| 144 Views
Penderitaan Gaza Palestina Segera Berakhir Dengan Jihad Dan Khilafah

Oleh : Ummu Abiyu
Kondisi Gaza terutama anak-anak makin mengenaskan. Sejak 7 Oktober 2023, Israel menggempur jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 45.200 orang yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Pada Minggu 22 Desember 2024, Philippe Lazzarini, Komisioner Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), mengatakan bahwa Israel telah melanggar semua peraturan perang di Jalur Gaza.(tirto.id, 23/12/2024)
Menurut Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), setiap jam satu anak tewas di jalur Gaza akibat serangan brutal Israel. Diperkirakan setidaknya 14.500 anak Palestina yang telah meninggal dunia akibat serangan Israel yang terus berlanjut di jalur Gaza. (beritasatu.com, 25/12/2024)
Di tengah kesedihan yang teramat sangat, Iman mereka memang tak pernah pudar, bahkan rasa syukur terus terucap meski di uji dengan sedemikian dahsyatnya. Mereka paham betul, bahwa akan ada akhir dari tiap masa, dan akan ada penutup kehidupan, ialah akhirat.
Kuatnya iman mereka, harusnya juga menyentuh iman kaum muslimin di seluruh dunia, siapapun ia, termasuk para penguasa dan tentaranya yang hebat. Fakta demikian terbuka lebar dan sudah cukup menggambarkan penderitaan mereka di Gaza.
Sampai sekarang kondisi di Gaza masih tidak baik-baik saja bahkan semakin parah, terutama kondisi anak-anak yang makin mengenaskan, sebab agresi genosida yang dilakukan Zionis semakin intensif dan meluas hingga ke Lebanon, Yaman dan Iran sehingga korban jiwa bertambah besar bagi umat Islam.
Kondisi Gaza diperparah dengan tidak bisa masuknya bantuan ke wilayah mereka karena blokade yang dilakukan secara tidak manusiawi oleh Zionis, sehingga membuat mereka kelaparan dan kedinginan terutama anak-anak di Gaza akibat hilangnya tempat-tempat perlindungan bagi mereka.
Warga Gaza hanya bisa pasrah mengharapkan pertolongan dari Allah SWT, karena sampai detik ini mereka melihat tidak adanya pertolongan yang nyata dari negeri-negeri Muslim di dunia. Semua akibat ketiadaannya pelindung atau perisai bagi mereka yaitu khilafah.
Kaum Muslim saat ini tidak akan bisa berharap pada dunia internasional, termasuk para pemimpin-pemimpin mereka sebab para pemimpin negeri-negeri saat ini hanya menjadikan isu Palestina sebagai pencitraan belaka dan mengambil solusi atas masalah Palestina mengikuti arahan barat yaitu solusi 2 negara berupa gencatan senjata. Sejatinya barat adalah pengusung ideologi kapitalisme dan solusi tersebut justru membantu penguasa entitas Yahudi semakin mudah mencaplok tanah yang di berkahi yaitu Palestina.
Inilah sejatinya watak dari sistem kapitalisme di mana tidak akan pernah ada kata keadilan di sana, yang ada hanyalah kepentingan yang mendatangkan manfaat dan keuntungan. Sistem kapitalisme inilah yang justru melegalkan para penjajah zionis untuk membantai anak-anak di Gaza-Palestina.
Adapun respon para pemimpin dunia terhadap nasib penduduk Gaza yang sampai saat ini masih tetap sama yaitu mengecam tanpa aksi nyata. Namun, tidak heran mengapa para pemimpin dunia yang mengedepankan HAM dan kemanusiaan ternyata tidak bisa bertindak karena mereka hanya melakukan sandiwara belaka. Mereka pada kenyataannya membersamai para penjajah mendukung dan bahkan memfasilitasi. Mereka tidak berdaya menolong rakyat Palestina meski sebenarnya mereka mampu. Kaum Muslim tidak bisa berharap kepada dunia internasional, termasuk para pemimpin mereka yang kerap menjadikan isu Palestina hanya untuk pencitraan dan justru mengambil solusi dua negara sesuai arahan Barat (pengusung kapitalisme) yang jelas tidak bisa menyelesaikan masalah ini. Begitulah solusi yang ditawarkan oleh penguasa dunia. Mereka tidak akan senang sampai umat Muslim itu hancur atau mengikuti agama mereka.
Dalam sistem kapitalisme demokrasi tidak ada keadilan, bahkan sistem inilah yang telah memberikan jalan pada penjajah Zionis untuk membantai anak-anak Gaza. Solusi yang dibutuhkan oleh penduduk Gaza dalam mengakhiri perang genosida yang dilakukan Zionis Israel adalah dengan memukul mundur mereka dengan serangan balik. Maka yang dibutuhkan adalah mengirimkan para prajurit atau tentara untuk jihad fi sabilillah agar rakyat Gaza dan kaum Muslim merdeka seutuhnya. Merebut kembali tanah suci milik kaum Muslim. Namun, dalam sistem kapitalisme demokrasi saat ini jihad tidak akan terwujud.
Tanah Palestina adalah tanah kharajiyah yang menjadi milik kaum Muslim hingga hari kiamat. Maka dari itu, sungguh tidak layak tanah Palestina dikuasai kafir penjajah. Mirisnya, para pemimpin negeri Muslim malah menyetujui solusi dua negara. Ini adalah pengkhianatan terhadap kewajiban menjaga Palestina sebagai tanah milik kaum Muslim. Untuk merebut tanah Palestina butuh tindakan nyata berupa jihad dan mengirim bantuan militer dari negeri-negeri Muslim.
Penguasaan Zionis terhadap Palestina menyebabkan penderitaan penduduk Gaza hingga kelaparan dan meninggal dunia. Dalam sistem islam sosok Khalifah, akan menurunkan pasukan terbaiknya untuk menghentikan kejahatan mereka dan mengusirnya dari tanah Palestina, tidak akan terjadi pembiaran atau berlarut-larutnya kekejaman Zionis Yahudi hingga membunuh jiwa-jiwa kaum muslim.
Kekuatan militernya tak tertandingi oleh negeri manapun, sebab memiliki pengaturan yang berlandaskan pada akidah Islam, mulai dari sistem ekonomi, sistem politik, sistem administrasi, sistem jihad hingga yang lainnya.
Di tambah lagi dengan adanya kekuatan keyakinan akan Allah Swt sebagai penyelamat menjadi senjata kuat dalam diri mereka. Demikian pula adanya ikatan akidah Islam yang menancap kuat dalam jiwa kaum muslim akan menambah semangat untuk turun ke medan jihad, tidak takut akan kematian di medan perang sebab ganjaran surga bagi yang syahid.
Maka dari itu kaum Muslim harus punya agenda sendiri, harus menyatukan pemikiran dan perasaan melalui jalan dakwah yang ditempuh oleh Rasullulah SAW dan para sahabat dalam menegakkan negara Islam. Kemudian, para pemuda untuk bangkit membebaskan Palestina. Aktivitas ini hanya bisa dilakukan oleh partai politik Islam ideologis yanga akan berjuang mendakwahkan Islam dan menegakkan khilafah.
Selanjutnya, ideologi Islam yang masih tertidur dalam diri umat Muslim akan bangkit dan menggerakkan pemuda-pemuda Muslim, terkhusus di Timur Tengah, untuk melawan rezim di negeri mereka masing-masing agar bergerak mengirim tentara ke Palestina dan membebaskan wilayah tersebut.
Umat harus mengenal agamanya agar mereka paham bahwa Islam tidak sama dengan agama lain. Islam merupakan agama sempurna dan mulia. Dakwah ideologis harus disampaikan ke seluruh umat terkhusus para pemuda. Para pemuda dan lapisan masyarakat lainnya harus menuntut tegaknya khilafah dan mengangkat seorang khalifah untuk memimpin kaum Muslim. Hanya dengan jihad dan khilafah solusi kemerdekaan bagi penduduk Gaza dan negeri-negeri Muslim yang sedang diperangi oleh penjajah kafir. Bukan dengan solusi lain.