| 115 Views

Pembenci Islam, Geert Wilders Pimpin Belanda: Antara Kontroversi dan Kemenangan

CendekiaPos - Di tengah peta politik yang terus bergolak, Geert Wilders, tokoh yang dikenal dengan pandangan anti-Islamnya, berhasil memimpin Partai Kebebasan (PVV) meraih kemenangan gemilang dalam pemilihan umum Belanda yang berlangsung pada Kamis, 23 November 2023. Untuk pertama kalinya dalam dua dekade, PVV mendominasi kursi parlemen, dengan mencatat 37 dari 150 kursi yang tersedia—sebuah pencapaian signifikan yang menandai era baru dalam politik Belanda.

Asal Usul Wilders: Dari Venlo ke Puncak Politik Belanda

Lahir di Venlo pada 6 September 1963, Wilders memiliki latar belakang keluarga yang unik dengan akar Belanda-Indonesia. Memulai kariernya dalam Partai VVD pada tahun 1989, Wilders segera terkenal karena pandangan politiknya yang sering berseberangan dengan garis partai. Keputusannya untuk mendirikan PVV pada 2006, yang awalnya dikenal sebagai Groep Wilders, menjadi titik balik dalam kariernya, memungkinkannya mempromosikan platform politiknya tanpa batasan.

Kontroversi yang Tidak Kunjung Usai

Wilders tidak hanya terkenal karena kemenangan politiknya; dia juga dikenal luas karena pandangannya yang keras terhadap Islam. Dalam berbagai pernyataan, dia memisahkan antara umat Islam dan agamanya, sering kali dengan kata-kata yang provokatif dan menimbulkan kontroversi. Salah satu pernyataannya yang paling terkenal adalah ketika dia mengundang umat Islam di Belanda untuk "merobek setengah halaman Al-Quran" jika mereka ingin menjadi bagian dari masyarakat Belanda.

Lebih jauh, Wilders pernah menyebut Al-Quran sebagai "buku fasis" dan menyamakannya dengan 'Mein Kampf' karya Adolf Hitler. Sikapnya ini mengundang kecaman luas, termasuk ancaman kematian dari berbagai kelompok ekstremis.

Diincar Ekstremis dan Ditentang Negara

Pandangan Wilders yang tidak kenal kompromi membuatnya menjadi target ancaman pembunuhan oleh kelompok seperti Al-Qaeda dan individu-individu yang terprovokasi oleh retorikanya. Tidak hanya itu, pada tahun 2009, ia bahkan sempat dilarang memasuki Inggris karena dianggap dapat mengganggu ketenangan publik—kebijakan yang akhirnya dibatalkan menyusul kecaman atas pengekangan kebebasan berbicara.

Kemenangan di Tengah Badai

Kemenangan PVV dalam pemilu ini tidak hanya menggambarkan dukungan publik terhadap Wilders, tetapi juga menandakan potensi pergeseran dalam kebijakan Belanda yang mungkin lebih konservatif dan nasionalis. Dengan ini, Wilders dan PVV harus menavigasi peta politik Belanda yang semakin terpolarisasi, sambil berusaha membentuk pemerintahan yang stabil.

Masa Depan Belanda di Bawah Bayang-Bayang Wilders

Sebagai pemimpin partai pemenang, Wilders kini berada di posisi untuk mengubah lanskap politik Belanda secara drastis. Bagaimana dia akan memenuhi janji kampanyenya dan mengelola tantangan yang datang dengan kemenangan ini akan menentukan arah Belanda di masa depan. Terlepas dari kontroversinya, satu hal yang pasti, mata dunia akan tertuju pada langkah-langkah berikutnya dari politikus anti-Islam ini di panggung politik Eropa.


Share this article via

38 Shares

0 Comment