| 223 Views

Palestina Butuh Jihad Dan Khilafah, Bukan Sekedar Gencatan Senjata.

Oleh: Eka Ummu Hamzah 
Aktivis Dakwah dan Pemerhati Kebijakan Publik

Gencatan senjata antara Israel dan Palestina resmi diumumkan oleh Muhammad bin Abdulrahman Bin Jassin Al-Thani, Perdana Mentri Qatar, pada saat jumpa pers di Doha, Rabu (15/1/2025)waktu setempat atau Kamis 
(16/1/2025). ( Suarasurabaya.net. Kamis, 16 Januari 2025).

Perdana Menteri Qatar menyampaikan bahwa kesepakatan ini tercapai untuk menghentikan agresi Israel di jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 yang dikenal dengan 'Badai Al Aqsha'.

Meski telah terjadi kesepakatan gencatan senjata diantara kedua belah pihak, derita warga Palestina belum berakhir. Pasalnya, beberapa jam setelah diumumkan gencatan senjata tersebut, Israel melancarkan serangan bom kepada warga Gaza yang menewaskan 62 orang. Adanya korban ini semakin menambah daftar korban pembantai sejak serangan 7 Oktober 2023 lalu. Tercatat korban yang terbunuh 46.707 orang, sedangkan yang terluka 110.290 orang sejak serangan Oktober 2023.

Sedangkan negeri-negeri Muslim Timur Tengah dan Dunia Muslim  lainnya seperti Arab Saudi, Qatar, Mesir, Turki,Iran dan lain-lain diam tanpa bertindak, hanya sekedar kecaman kosong yang tiada arti. Tapi dibelakang  mereka justru melakukan hubungan bilateral dengan Israel, bahkan justru mempermudah langkah Israel untuk membantai warga Gaza-Palestina. Seperti pada saat krisis di laut merah yang terjadi di akhir 2023, negara-negara Arab menfasilitasi Israel dengan memberikan jalur daratnya untuk truk-truk yang memasok kebutuhan Israel melalui Bahrain atau Dubai melewati Arab Saudi, Yordania sampai ke Israel.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa negeri-negeri Muslim ini bukan hanya diam dan membiarkan. Mereka bahkan ikut berkonspirasi melakukan pembantaian dan penjajahan terhadap Muslim Gaza-Palestina bersama rezim penjajah Israel dan sekutunya Amerika Serikat.  Na'uudzubilLaah 

Jihad dan Khilafah 

Proses penghentian genosida di Gaza tidak cukup dengan sekedar gencatan senjata, karena gencatan senjata hanya bersifat sementara. Begitupula karakter rezim Israel yang kerap melanggar perjanjian seperti  kasus diatas. Jalur PBB juga tidak bisa diharapkan. Pasalnya, penentu kebijakan utama adalah negara-negara besar seperti Amerika Serikat. Sehingga tidak akan menjanjikan kemerdekaan yang hakiki bagi Palestina.

Mesti ada  aksi nyata dan efektif dari negara-negara Islam lainnya untuk mengusir Israel, dan membebaskan Gaza . Kita bisa belajar dari Sultan Shalahuddin al-Ayyubi saat membebaskan Palestina tahun 1187. Caranya dengan membangun kekuatan militer yang mampu menyatukan wilayah-wilayah kamu Muslim yang terpecah-belah, dengan seruan jihad. Pada akhirnya  Palestina mampu dibebaskan dari pasukan Salib setelah dijajah selama 90 tahun.

Begitupula, untuk mengerahkan pasukan kaum Muslim yang terpecah-belah meski ada pemimpin besar yang akan memimpin kaum Muslim dengan sistem yang besar pula yakni sistem Islam atau yang lebih dikenal sistem Khilafah. Kekhilafahan Islam adalah sistem warisan Rasulullah Saw yang pernah berjaya berabad-abad lamanya. Sistem ini hadir untuk melindungi kaum Muslim bahkan orang kafir yang berada dalam periayahannya dari rongrongan kafir penjajah. Khalifah yang akan memobilisasi seluruh pasukan untuk melindungi kaum Muslimin dimanapun mereka berada. Khalifah hadir untuk menjadi perisai bagi manusia yang hidup dibawah kepemimpinannya. Wallahu  a'alam.


Share this article via

47 Shares

0 Comment