| 86 Views
Miris, Generasi Sadis Buah Penerapan Sekuler Kapitalis!

Oleh : Annisa Siti Rohimah
Muslimah Pemerhati Generasi
Miris, jagat maya kembali digegerkan dengan berita pembunuhan sadis. Kali ini, pelakunya seorang remaja. Dia membunuh anggota keluarga yang seharusnya dihormatinya. Namun, entah alasan apa, dia sanggup menghilangkan nyawa mereka.
Dikutip dari beritasatu.com pada hari Sabtu (30/11/2024), seorang remaja berusia 14 tahun membunuh ayah dan nenek serta menikam ibunya dengan senjata tajam di rumah mereka di Jalan Lebak Bulus I, Cilandak, Jakarta Selatan. Anak ini tak punya catatan kejahatan, bahkan cenderung penurut, sopan, dan “jauh dari tempramental”. Keterangan polisi juga menjelaskan bahwa anak ini masuk kategori pintar di sekolah, dan bisa berinteraksi dengan lingkungan.
Kasus anak membunuh orang tuanya bukan hanya terjadi sekali atau dua kali saja, tetapi faktanya sudah menjadi fenomena dan problem yang sistemis dalam masyarakat saat ini. Hampir sering berita kriminalitas di televisi dipenuhi berita sejenis. Tak tahu harus memutus lingkaran setan dari sebelah mana lagi. Sungguh hancur keluarga jika antar anggotanya sudah merasa tidak aman dan nyaman. Bahkan nyawapun terancam tak ada jaminan.
Normalnya, generasi hari ini seharusnya menyibukkan diri menata masa depan dan menjadi pencetak peradaban cemerlang. Namun, justru didominasi oleh generasi yang terjebak dalam kubangan kebebasan berperilaku. Pada akhirnya lahirlah generasi yang kehilangan jati diri, krisis moral dan mudah terpengaruh pada perilaku negatif, hanya untuk kepuasan pribadi.
Salah satu faktor penyebabnya adalah dari segi pendidikan. Yakni pendidikan kapitalis sekuler yang diterapkan saat ini hanya berorientasi pada materi. Outputnya generasi hanya dicetak untuk menjadi budak industri. Bukan dengan diterapkannya akhlak dan kepribadian yang Islami dalam diri anak generasi. Pada akhirnya pendidikan sekuler kapitalis melahirkan banyak generasi beringas dan sadis, yang jauh dari aturan syariat.
Akhirnya, generasi hari ini tidak menghiraukan lagi halal maupun haram. Termasuk juga sudah banyak melalaikan kewajiban-kewajiban. Salah satunya kewajiban berbakti kepada orang tua. Sistem sekuler kapitalis juga melahirkan anak pembangkang yang tak segan-segan melukai orangtua. Sekadar memenuhi tolak ukur dan kepuasaan jasmani. Parahnya sudah bukan lagi membangkang kepada orang tua. Bahkan generasi hari ini tidak segan-segannya lagi hingga menghilangkan nyawa orang tua mereka.
Ini sangat berbeda dengan sistem Islam. Islam menjadikan pemimpin sebagai raa’in, yang bertanggung jawab atas rakyatnya termasuk membangun generasi. Kepemimpinan Islam memiliki tanggung jawab untuk melahirkan generasi cemerlang yang berkualitas, melalui penerapan berbagai sistem kehidupan sesuai dengan Islam.
Kepemimpinan ini mengharuskan negara membangun sistem pendidikan yang berasas akidah Islam dan menghasilkan generasi yang beriman dan bertakwa, menguasai iptek, berjiwa pemimpin, serta memiliki akhlak yang mulia.
Negara juga berkewajiban menindak tegas semua penyebab yang mampu menghantarkan pada rusaknya generasi. Seperti media-media yang terafiliasi konten pornoaksi-pornografi, konten kekerasan dan trend-trend menyesatkan yang berdampak buruk terhadap pembentukan dan pembinaan generasi.
Sistem Islam yang sempurna ini tidak akan bisa diterapkan selama negara masih menerapkan sistem sekular-liberal. Hanya negara yang menerapkan Islam secara sempurna dan menyeluruh yang mampu melaksanakan strategi membentuk generasi berkualitas dan beradab mulia. Yakni menerapkan aturan Islam dalam naungan daulah khilafah Islam.
Wallahualam bishawab.