| 422 Views
Menyoal Anak di Peringatan Hari Anak

Oleh: Feby Arfanti
Mahasiswa STAI Baubau
Tepat tanggal 23 Juli kemarin di peringati sebagai Hari Anak Nasional . Tahun ini merupakan peringatan Hari Anak Nasional (HAN) yang ke-40.
Festival ini dihadiri oleh sekitar 1000 peserta yang terdiri dari perwakilan forum anak dari 38 provinsi, anak-anak DKI Jakarta dan anak-anak perwakilan dari kelompok khusus penerima manfaat program.
Melansir dari situs resmi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (KemenPPPA), tema Hari Anak Nasional 2024 ini sama dengan tahun lalu yakni "Anak Terlindungi, Indonesia Maju".
Peringatan seremonial ini dilakukan setiap tahunnya sampai-sampai sudah peringatan yang ke 40 tahun, tapi nyatanya selama itu tidak membawa perubahan sedikit pun. Malah problem anak makin bertambah seperti banyak anak menjadi pelaku judol.
Bukti nyata dengan ini badan PPATK menemukan data anak bertransaksi judi online berdasarkan usia ya. Kalau di bawah 11 tahun ini data yang terakhir, yang terjadi tahun 2024 itu 1.160 anak. angkanya sudah menyentuh Rp 3 miliar lebih, dan frekuensi transaksinya 22.000 kali.(KOMPAS, 23/07/2024)
Tidak hanya itu, banyak anak terjerat kasus kekerasan, penganiayaan yang di lakukan orang tuanya, sebagai aktor dalam kasus tidak kriminal ,bulying, dan lain sebagainya. Melihat dari keadaan seperti ini adakah solusi yang dilakukan pemerintah dalam meretas suatu masalah sampai ke akarnya, sepertinya tidak. Peran keluarga dalam mendidik anak semakin lemah, ranah pendidikan nya pun seperti itu, jauh dari kata baik-baik saja, begitupun ekonomi, tinggi dan mahalnya kebutuhan hidup menjadikan masyarakat semakin terperosok kedalam lubang kemiskinan.
Oleh karenanya Islam memandang penting keberadaan anak sebagai generasi penerus peradaban, karena itu negara wajib menjamin pemenuhan kebutuhan anak, menekankan pentingnya peran keluarga dan mengembalikan sistem pendidikan islam untuk membentuk generasi berkepribadian Islam.
Peran keluarga dalam Islam yaitu sebagai :
Mengembangkan Kasih Sayang Melalui Komunikasi dan Kepedulian.
Menyediakan Pendidikan Islami yang Sesuai dengan Nilai-nilai Fitrah.
Membimbing Anggota Keluarga dalam Beribadah dan Menjauhi Maksiat.
Mengajarkan Tauhid Sejak Usia Dini melalui Teladan dan Pendidikan, hal ini telah di jelaskan dalam Alquran (Q.S Luqman: 13)
“(Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia menasihatinya, “Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah! Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar.” (Q.S Luqman: 13)
Luqman, seorang figur bijaksana yang tercantum dalam Al-Qur'an, menyampaikan nasihat berharga kepada anaknya dalam ayat 13 Surat Luqman tentang peran penting keluarga dalam hal tauhid. Nasihat ini menjelaskan nilai tauhid yaitu agar tiap keluarga harus melindungi anak-anak mereka dari perbuatan syirik atau menyekutukan Allah.
Dan tidak lupa Menanamkan Nilai Budi Pekerti dengan Contoh Nyata dalam Kehidupan Sehari-hari dengan begitu tercipta lah generasi Islam yang berakhlak baik.
Wallahu'alam