| 139 Views

Menyikapi Isu Kecurangan UTBK, Antara Degradasi Moral dan Kegagalan Sistem?

Oleh : Uma Inayah

Isu miring terkait dugaan kecurangan mewarnai pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) tahun 2025 dan sukses menyita perhatian khalayak ramai. Menanggapi isu tersebut, pihak panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) memberikan klarifikasi.

Melalui pernyataan resmi, panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) menyampaikan rasa kecewa dan mengecam keras tindakan curang dalam pelaksanaan UTBK SNBT 2025. Mereka menegaskan bahwa praktik tersebut telah mengkhianati nilai-nilai luhur keadilan, integritas, dan kejujuran yang seharusnya menjadi fondasi utama seleksi penerimaan mahasiswa baru secara nasional.

Mengenai isu dugaan kebocoran soal yang ramai di berbagai platform media sosial, panitia SNPMB meluruskan bahwa hal tersebut bukanlah kebocoran soal. Melainkan, tindakan curang yang dilakukan oleh peserta tertentu dengan merekam soal ujian pada sesi pertama UTBK.

"Panitia SNPMB memastikan bahwa setiap sesi UTBK memiliki paket soal yang berbeda-beda, sehingga tidak ada pengulangan soal," demikian pernyataan resmi dari pihak panitia penyelenggara.(Jakarta, Beritasatu.com, Jumat 25/4/2025).

Tindakan curang dalam UTBK dengan memanfaatkan teknologi mencerminkan degradasi moral di kalangan calon mahasiswa. Hal ini juga memperjelas gagalnya sistem Pendidikan dalam mewujudkan generasi berkepribadian Islam dan berkompeten.

Miris, melihat apa yang terjadi di lapangan generasi saat ini jauh dari pemikiran Islam. seharusnya sebagai generasi Islam dapat membawa kebangkitan umat dengan pemikiran yang cemerlang namun sebaliknya generasi krisis moral dan adab.

Banyak faktor yang mempengaruhi pemikiran generasi saat ini, diantaranya:faktor individu, keterbatasan mahfum tentang akidah islam sebagai jati diri. Menjadikan kurangnya keterikatan individu dengan sang khalik. Minimnya peran orang sebagai sebagai Madrasah Ula (sekolah pertama) untuk anak. Menyebabkan anak kadang kala ikut tergerus dalam kehidupan yang sekuler dan hedonis. Dan untuk memenuhi keinginannya rela menghalalkan berbagai cara yang zolim dan batil untuk mencapai sesuatu yang inginkan. Masyarakat yang abai dengan keadaan lingkungan tidak melakukan nasihat amar ma'ruf nahi munkar. Masyarakat sebatas menjadi penonton serta mengecam jika ada problematika di lingkungannya. Gagalnya peran negara yang seharusnya meriayah umat dan melindungi umat tidak dapat dirasakan oleh umat. Namun lebih mengutamakan segelintir orang. 

Hal ini juga di pertegas pula oleh survey KPK, yang menyatakan bahwa banyak siswa SMA dan mahasiswa yang menyontek dan juga menujukkan hasil menjadi orientasi, abaikan halal dan haram.

Inilah potret dari sistem kapitalisme, yang memisahkan agama dengan kehidupan menjadikan barometer keberhasilan/ kebahagiaan berorientasi pada hasil materi saja dengan berasaskan manfaat semata.

Berbeda dengan sistem pendidikan Islam menjadikan barometer kebahagiaan adalah keridhoan Allah. Mencetak Generasi yang patuh terhadap segala syariat Allah dalam menjalankan semua aktifitas kehidupan tanpa terkecuali. Interaksi dalam masyarakat yang memiliki pemikiran, perasaan yang sama dan peraturan yang sama. Disinilah peran negara sebagai perisai akan menjaga umat agar senantiasa terikat dengan syari'at Allah.

Hilangnya iman, kontrol masyarakat dan negara menjadi penyebab kecurangan UTBK. solusinya dengan mewujudkan keimanan, fungsi masyarakat yg saling menasihati dan negara yang menjaga keimanan serta pelaksanaan hukum Syariat Islam. semua itu hanya bisa dijalankan dalam sistem pemerintahan berdasar tauhid yaitu sistem Islam. Sistem yang berdasar Al-Qur'an dan Sunnah sebagai rujukan dalam membuat aturan. Yang dapat di wujudkan dalam satu kepemimpinan global untuk semua umat di dunia (khilafah).

Khilafah sepanjang sejarah telah membuktikan penjagaan iman dan kontrol masyarakat serta negara dijalankan secara amanah. Hingga terwujudlah sosok-sosok intelektual yang tak hanya mahir dalam ilmu dan sain dunia tapi kuat dalam keimanan dimasanya. Diantaranya:- Ibnu Sina (Avicenna), ilmuwan terkenal yang juga mahir dalam Al-Quran dan Hadis jga seorang dokter, dan filsuf. Ia dikenal karena karyanya dalam kedokteran, filsafat, dan ilmu pengetahuan umum. - Al-Khawarizmi, adalah Seorang matematikawan dan astronom Muslim yang juga dikenal karena kontribusinya dalam bidang Aljabar dan algoritma. ia juga memiliki pemahaman yang mendalam tentang agama Islam.- Ibnu Al-Haytham (Alhazen), Seorang fisikawan dan ahli optik Muslim yang juga tertarik pada filsafat dan teologi. Ia dikenal karena karyanya dalam optik dan kontribusinya dalam memahami cahaya. - Al-Jazari,Seorang insinyur dan ilmuwan Muslim yang terkenal karena karyanya dalam bidang mekanika dan teknologi. Ia juga dikenal karena pengetahuan agama Islamnya.

Sistem Pendidikan Islam berasas akidah Islam akan mencetak generasi unggul berkepribadian Islam.

Dengan kepribadian islam, kemajuan teknologi pun akan digunakan sesuai dengan tuntunan Allah, untuk kemaslahatan umat sesuai syariat.

Ketika kepemimpinan global berdiri tegak maka akan nampak Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin untuk umat manusia di dunia. Maka ketika menginginkan tak ada kecurangan dalam sistem sekuler ibarat pepesan kosong, tak mungkin terwujud. Sebaliknya terwujudnya generasi yang amanah, jujur, tidak curang hanya bisa dilahirkan dari sistem yang berlandas keimanan dalam satu kepemimpinan global yaitu khilafah.


Share this article via

48 Shares

0 Comment