| 143 Views

Menjalankan Syariat Nabi, Bukti Cinta Hakiki

Oleh : Yulia Ummu Haritsah
Pendidik Generasi dan Pegiat Literasi Dakwah

Tanggal 12 Rabiul awal, merupakan momen kelahiran insan mulia, dialah Rasulullah saw. Nabi terakhir yang Allah persiapkan untuk uswatun hasanah bagi manusia, agar manusia, alam, dan kehidupan ini ber ittibak (mengikuti) padanya, sehingga kehidupan penuh keberkahan, dan terciptalah baldatun thayibatun warobbun ghofur.

Ghiroh dalam memperingati Maulid Nabi masih terasa, hingga diperingati hampir di setiap masjid. Namun, semangat ini tidak membuat umat berubah dari keterpurukan, umat manusia ada dalam kebodohan, meninggalkan syariat yang Rasulullah bawa. Rasulullah datang bukan hanya untuk menyempurnakan akhlak, tetapi untuk menerapkan Islam, yang akan menyelamatkan manusia dari kerusakan.

Kini peringatan Maulid Nabi hanya seremonial belaka, berselawat sebanyak dan sesering mungkin. Namun, syariat yang dibawa Rasulullah belum juga direalisasikan, syariat yang didapat dari Allah Swt., sebagai Sang Khaliq dan Sang Mudabir kehidupan.

Namun faktanya, kaum muslimin saat ini masih hidup dalam kubangan sistem buatan manusia. Segalanya didasari asas manfaat, halal haram tak jadi ukuran, jika ada manfaatnya, maka diambilnya.

Kaum muslim seolah bingung dan tidak memiliki pemahaman yang jelas, siapa roll model yang mau diikuti, di tengah hiruk pikuk kehidupan liberal seperti sekarang ini. Padahal  semuanya sudah jelas, Rasulullah adalah suri tauladan kita, Dia yang mengajarkan kepada kita bagaimana untuk menjalani kehidupan di dunia ini.

Rasulullah mengajarkan kita bagaimana berakhlakul karimah, bagaimana bermuamalah, pergaulan, perekonomian, pendidikan, sanksi, ukubat, jinayat dan lain sebagainya, termasuk dalam urusan mengatur negara, itu semua dicontohkan oleh Rasulullah saw.

Aturan kehidupan yang Rasulullah bawa, yaitu penerapan Islam secara kaffah, membuat kehidupan berjalan sesuai fitrahnya, sehingga,  masyarakat akan merasakan  keadilan dan kesejahteraan dalam kehidupannya, masyarakat akan terlindungi  dan  terjaga dengan baik dengan penerapan sistem yang baik. Sehingga berkepribadian Islampun akan di raihnya, umat akan di giring dalam ketaatan terhadap aturan syariat.

Inilah bentuk cinta kita terhadap Rasulullah saw. dengan ber ittibak pada sunahnya, apa yang dicontohkan Rssulullah. Dari mulai mencontoh akhlaknya, sampai menjalankan syariatnya dalam seluruh aspek kehidupan. kita harus samina waathona, kalau kita tidak mengikuti apa yang dicontohkan Rasulullah, bahkan sampai menolak syariat yang di bawanya, maka cinta yang diucapannya dusta.

Wallahualam bissawab


Share this article via

109 Shares

0 Comment