| 374 Views
Menguatkan Dukungan untuk Palestina melalui Peningkatan Kesadaran Islam

Oleh : Yauma Bunga Yusyananda
Alumni Universitas Pendidikan Indonesia, Member Ksatria Aksara Kota Bandung
Aksi sejumlah mahasiswa Amerika Serikat dari berbagai Universitas bergengsi masih lantang memberikan dukungannya untuk Palestina, bahkan sampai ada yang berkemah sebagai aksi tidak setujunya dengan perbuatan genosida yang terjadi di Palestina. Para mahasiswa ini, ingin universitas-universitas mereka menghentikan investasi atau penanaman modal pada pihak-pihak yang mendapat untung dari situasi di Palestina yang diambil alih oleh Israel. Mereka ingin universitas-universitas tersebut menghentikan dukungan finansial mereka terhadap perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam hal-hal yang dianggap tidak adil di wilayah Palestina yang dikuasai Israel. Berikut deretan kampus yang melakukan aksi tersebut adalah Universitas New York (NYU), Universitas Yale, Universitas Michigan, University of California-Berkeley, Universitas Colombia, Universitas Texas, Institut Teknologi Massachusetts, Universitas Minnesota, Universitas Kalifornia-Berkeley, Universitas Pittsburg , Universitas Rochester New York, Universitas Tufts, Universitas Maryland, Universitas California Selatan, Universitas Negeri Ohio, Perguruan Tinggi Emerson Massachusetts, Perguruan Tinggi Swarthmore Pennsylvania, Universitas Politeknik California- Humboldt. Mereka masih berpikir dan kritis dengan apa yang dilakukan Isarel kepada rakyat Palestina khususnya di wilayah Gaza yang sudah menyengsarakan selama lebih dari 200 hari, dengan banyak penderitaan dan banyak korban. (sindonews 27/04/2024 ).
Namun saat mereka bersuara di negeri yang katanya paling demokrasi dan memberikan kebebasan berpendapat, mereka diancam diskors, ditangkap dan diberikan tekanan untuk tidak bersuara lagi perihal itu, atau menghentikan aksi mereka yang mengganggu keamanan kampus. Maka sebetulnya ada apa dengan Amerka Serikat? Bukankah Tindakan para mahasiswa ini sebenarnya dilindungi oleh aturan karena mereka peduli dengan kemanusiaan dan sikap Isarel itu sudah sangat keterlaluan, bukankah mereka bersuara untuk menegakkan keadilan dalam perikemanusiaan ( cnbcindonesia 03/01/2024 ).
Ironisnya, ketika banyak negeri non-muslim yang masih lantang menyuarakan tentang Palestina, sementara di negeri muslim seolah sudah tidak bersuara lagi. Jika pun ada, hanya sebagian kecil saja. Mengapa ahasiswa dan pemuda di negeri muslim seolah tersibukkan atau teralihkan perhatiannya kepada sesuatu yang sesuai dengan kesukaan atau kepentingannya saja.
Sesungguhnya ummat sedang membutuhkan kita, tetapi kita lebih takut dengan ancaman penguasa. Lebih takut dengan ditekannya kehidupan pribadi. Sampai ada pendapat-pendapat nyeleneh yang membuat ummat ini untuk berhenti mengusik Palestina.
Ada pemikiran yang beranggapan bahwa “Biarkan saja Palestina berkonflik dan semoga Iran menghentikan serangannya. Karena jika Iran terus-terusan menyerang, Amerika bisa saja marah dan terjadi perang dunia ke 3, daripada lebih banyak korban karena perang dunia ke 3, lebih baik Palestina saja yang dibiarkan berkonflik.” Astaghfirulllahal’adzim..pemikiran dari manakah itu?
Demikianlah pemikiran kita saat ini, sangat jauh levelnya dengan pemikiran yang cemerlang. Kita diberi sekat kebangsaan sehingga kita tidak pernah bersatu dengan muslim yang lain. Kita dibiarkan seperti diperebutkan oleh negara – negara barat untuk dimanfaatkan saja sumber daya alam dan manusianya. Sifat konsumtif manusianya menjadi pangsa pasar bagi produk barat.
Sudah saatnya kita berhenti dengan level berpikir yang dangkal dan lemah yang semata-mata hanya sekedar ikut-ikutan, kita juga harus lantang menyuarakan persatuan ummat dengan Islam sehingga Palestina dan negeri-negeri muslim lainnya bisa selamat. Kita butuh satu kepemimpinan yang mampu menyatukan seluruh negeri muslim dan tidak takut dengan perlawanan barat karena jumlah dan kualitas kita yang seharusnya sudah terasah bisa menghimpun kekuatan yang besar. Agar kita bukan lagi seperti buih dilautan, yang jumlahnya banyak namun terombang-ambing, tidak berguna. Agar kita tidak tersekat lagi dengan cinta dunia dan takut akan kematian sehingga sesama muslim bisa untuk bersatu melawan musuh.
Bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam,
“Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya.” Maka seseorang bertanya: ”Apakah karena sedikitnya jumlah kita?” ”Bahkan kalian banyak, namun kalian seperti buih mengapung. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit Al-Wahn.” Seseorang bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah Al-Wahan itu?” Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Cinta dunia dan takut akan kematian.” (HR Abu Dawud 3745)
Kita melihat Israel yang hanya sedikit orang-orangnya, dibandingkan dengan muslim sedunia maka sebetulnya kita lebih banyak dan bisa jadi lebih kuat. Semoga segera tersadar dan tidak takut maju, ummat ini untuk melawan penjajah minimal kita punya semangat untuk belajar Islam agar kita tau dan sadar dengan apa yang sednag kita perjuangkan. Hasbunallah wa ni’mal wakil.
“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Bukhari no. 6011 dan Muslim no. 2586)
“Permisalan seorang mukmin dengan mukmin yang lain itu seperti bangunan yang menguatkan satu sama lain.” (HR. Bukhari no. 6026 dan Muslim no. 2585)
wallahu'alam bishawab