| 215 Views
Mekanisme Islam Mengatasi Kelaparan

Oleh : Fitri Hizbi
Organisasi Pangan Dunia atau FAO yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengungkapkan masih banyaknya kelaparan akut di 59 negara atau wilayah, dengan jumlah 1 dari 5 orang di negara itu mengalami kelaparan akibat permasalahan pangan akut.
Hal ini disebabkan oleh meningkatnya cakupan laporan tentang konteks krisis pangan serta penurunan tajam dalam ketahanan pangan, terutama di Jalur Gaza dan Sudan. Selama empat tahun berturut-turut, proporsi orang yang menghadapi kerawanan pangan sudah tinggi.
Anak-anak dan perempuan berada di garis depan krisis kelaparan ini, dengan lebih dari 36 juta anak di bawah usia 5 tahun kekurangan gizi akut di 32 negara. Hal itu disampaikan oleh Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal PBB, dikutip di website FAO.org. (4/5/2024).
Faktanya pemerintah terus melibatkan korporasi dalam produksi dan distribusi pangan yang memiliki peran besar dalam mengendalikan pangan hingga melakukan kartel,spekulan bahkan penimbunan.
Persoalan kelaparan di dunia hari ini sejatinya merupakan buah dari penerapan kapitalisme global. Sistem ekonomi kapitalisme tidak memiliki mekanisme dalam menjamin kesejahteraan rakyat. Kurangnya lapangan kerja ditambah upah yang rendah menjadi tabiat sistem ini.
Sistem kapitalisme mengakibatkan sebagian besar kekayaan alam dikuasai segelintir orang. Siapa saja yang memiliki modal besar akan diberi jalan menguasai dan mengelola Sumber Daya Alam (SDA) yang notabene milik publik. Liberalisasi sumber daya alam oleh pihak swasta didukung penuh oleh negara.
Kedaulatan pangan sesuatu yang mustahil direalisasikan jika masih mempertahankan sistem kapitalisme. Karena dalam sistem yang rusak dan merusak ini penguasa berlepas tangan dalam mengurus rakyat.
Hal ini tentu sangat berbeda dengan Islam. Sistem perekonomian Islam memiliki mekanisme pengelolaan ekonomi negara yang sangat tinggi dan mulia. Karena sistem ini berlandaskan pada aturan-aturan sang Pencipta manusia dan alam semesta. Jaminan pemenuhan kebutuhan primer dalam Islam merupakan perkara fundamental.
Dalam mewujudkan kedaulatan pangan, negara Islam tidak boleh bergantung pada impor. Pemerintah akan menertibkan rantai distribusi dari petani sampai ke konsumen. Islam menetapkan bahwa pemimpin wajib bertanggungjawab atas seluruh urusan rakyatnya termasuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan.
Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
“Imam/pemimpin adalah pengurus dan ia bertanggung jawab terhadap rakyat yang diurusnya”.(HR. Muslim & Ahmad).
Islam memandang bahwa negara adalah ujung tombak dalam pengelolaan pangan bukan korporasi. Dalam hal produksi negara harus memberikan dukungan kepada para petani dengan membuka seluas-luasnya lahan pertanian.
Tanah negara dan tanah rakyat yang tidak digunakan dikelola menjadi lahan pertanian produktif bagi siapapun yang mau mengelolanya. Berbagai kemudahan harus diberikan negara pada petani, mulai dari kemudahan perizinan penggunaan lahan, dan infrastruktur.
Inilah mekanisme negara Islam dalam menyelesaikan persoalan pangan. Oleh karena itu, hanya sistem Islamlah yang mampu menyelamatkan manusia dari bencana kelaparan.
Wallohu a'lam bishawab.