| 100 Views

Lemahnya Kontrol Diri dalam Sistem Sekuler

Oleh : Ila holisah

Berbagai berita kejahatan kian hari semakin marak terjadi. Berbagai macam kasus tidak hanya menimpa orang dewasa bahkan anak di bawah umur pun  semakin berani melakukan hal- hal yang di luar batas wajar, diantaranya ada kasus seorang pelajar membunuh temannya sendiri dengan motif cinta ditolak yang terjadi di daerah Lamongan. Itu terjadi disebabkan lemahnya pengelolaan emosi dan lepas kontrol maka terjadilah pembunuhan  yang menewaskan temannya sendiri.

Dilansir dari detikjatim, Kamis (16/01) Jasad korban ditemukan dalam keadaan yang mengenaskan sampai akhirnya terungkap sebagai korban pembunuhan dengan pelaku yang tak lain adalah temanya sendiri. Penemuan tersebut berawal saat seorang penyewa warung yang bernama Zamroni datang untuk membersihkan  warung yang sudah tidak beroprasi lebih dari sebulan. Kejadian tersebut terjadi pada Rabu (15/01) saat ia memasuki warung dan mencium bau busuk yang menyengat. Ia terkejut setelah menemukan bagian tubuh korban yang membusuk di bawah tumpukan meja. Ia juga melihat tangan dan kaki. Selanjutnya ia langsung melaporkan penemuannya ke pihak berwajib.

Petugas yang mendapatkan laporan langsung mengevakuasi mayat ke RSUD dr Soegiri Lamongan untuk penyelidikan lebih lanjut. Hasil penyelidikan dan visum ektreperum menunjukan korban dibunuh. Polisi mengungkap bahwa korban adalah  seorang pelajar berinisial VPR (16) asal Desa Banjarejo Kecmatan Sukodadi Lamongan. Korban yang sebelumnya dilaporkan hilang oleh keluarganya ini berhasil dikenali berkat koordinasi dengan polsek setempat dan pelakunya ternyata adalah teman korban yang diidentifikasi  sebagai AI (16) warga Kecamatan Made lamongan.

Kasus kriminalitas pada remaja bukanlah sesuatu yang baru. Kasus pembunuhan di Lamongan hanyalah satu dari banyaknya kasus kriminal yang menjerat remaja. Hal tersebut menunjukkan lemahnya pemahaman anak remaja terhadap  syari'at Islam. Yang seharusnya bisa diterapkan sejak usia dini untuk pembekalan akhak agar bisa mengontrol emosinya sendiri agar tidak melakukan aktifitas yang merusak apalagi berujung kejahatan.

Mirisnya, bukan kenakalan remaja, tetapi sudah masuk ke ranah pembunuhan. Usia remaja seperti tersangka kasus pembunuhan di Lamongan sedang berada dalam fase titik perkembangan dalam segala hal. Anak tersebut berani karena terdorong oleh emosi sehingga berani melakukan tindak pidana pembunuhan di usia yang masih muda. Padahal, yang tersangka lakukan jelas-jelas bertentangan baik secara hukum manusia maupun hukum Allah Swt.

Umat seharusnya mampu berpikir kritis sebelum melakukan suatu aktivitas sebagaimana hadist yang diriwayatkan Abdullah bin Mas'ud, 'Barangsiapa yang memiliki akal sehat maka hendaklah ia mempergunakannya'. Kenyataanya, saat ini umat lebih mengedepankan emosi dan nafsunya daripada akal sehat. Tanpa berpikir dahulu sebelum berbuat akan menghancurkan dirinya sendiri. Seandainya seluruh umat paham dengan syari'at Islam, mereka tentu akan takut  untuk berbuat kejahatan.

Dalam Surah Al-Alaq ayat 1-5  juga menekankan kegiatan berpikir menggunakan akal sehat untuk memahami, mengevaluasi, mengambil pelajaran, dan mengambil keputusan untuk bertindak sesuai dengan syari'at Islam yang telah ditetapkan Allah Swt., Maka, semua kejahatan yang terjadi mungkin bisa terhindari. Demikian pula dengan sistem yang diterapkan oleh penguasa pemerintahan ketika pemahaman Islam dijadikan suatu panduan hidup, maka umat bisa terselamatkan. Kenyataannya, pemerintah hanya menerapkan sistem buatan manusia yang dibuat sendiri yakni sistem sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan.

Sistem sekuler adalah sistem buatan manusia yang membawa kerusakan bagi masyarakat dan meruntuhkan sendi-sendi kehidupan manusia. Sistem ini juga yang membuat manusia tidak lagi menjadi makhluk Allah yang mulia karena perilakunya seperti binatang. Karena dipisahkannya agama dari kehidupan, manusia tak lagi menggunakan standar halal-haram dalam bertindak. Islam tidak lagi menjadi landasan dalam berpikir. Akhirnya, banyak manusia yang mengutamakan akal dan nafsu dalam setiap aktivitas.

Urusan agama hanya mencakup urusan ibadah seperti shalat, puasa, sedekah, dsb. Sementara aktivitas keduniawian menggunakan sistem buatan manusia.  Maka, hal apa yang bisa diharapkan dari sistem sekuler? Yang ada hanyalah kebrobrokan akhlak umat  dari berbagai aspek. Satu-satunya solusi yang bisa menyelamatkan umat hanyalah tegaknya kembali Khilafah yang berpedoman pada syari'at Islam yaitu Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Wallahu’alam bishawab


Share this article via

103 Shares

0 Comment