| 28 Views
Lapangan Pekerjaan Sempit, Kejahatan Melejit

Oleh: Siti Julianti, S.Si
Aktivis Muslimah
Indonesia kini tengah menghadapi tantangan serius terkait meningkatnya jumlah pengangguran. Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2025, jumlah penganggur tercatat mencapai 7,28 juta jiwa. Angka tersebut mengalami peningkatan sekitar 83 ribu orang dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Dilihat dari potensi yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia sebenarnya Indonesia mampu bersaing dengan sejumlah negara-negara maju dalam memanajemen sumberdaya manusia agar lebih baik.
Hanya saja, masyarakat hari ini harus menghadapi kenyataan pahit abainya pemimpin terhadap kebutuhan rakyatnya. Negara yang seharusnya hadir memberikan solusi terbaik bagi permasalahan rakyat, tak nampak hadir untuk memberi solusi bagi masyarakatnya.
Akibat meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia, kejahatan dan aksi kriminalitas pun semakin melejit. Bagaimana tidak? Kebutuhan perut memaksa manusia yang awalnya baik menjadi jahat, semua ini adalah karena adanya dorongan hajatul udhowiyah pada diri setiap manusia. Sejengkal Perut adalah kebutuhan utama yang tak boleh di abaikan.
Tiada henti media menayangkan berita dan kasus kejahatan setiap harinya, mulai dari pencurian, pembegalan, hingga pembunuhan. Tak jarang juga media menyiarkan orang-orang miskin yang terpaksa mencuri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Harusnya berita-berita tersebut menjadi cambukan keras pada pemimpin negeri ini sebab ia sesungguhnya belum baik dalam memberikan pengayoman bagi masyarakatnya. Harusnya pula pemimpin hari ini lebih menyadari hal-hal yang membuat masyarakat terzolimi.
Namun, Pemerintah nampaknya hanya peduli dengan kemakmuran dan kesejahteraan dirinya sendiri, begitulah wajah asli pemimpin dalam sistem kapitalisme sekuler hari ini, kekuasaan adalah jalan lompatan untuk membodohi dan menjengkali rakyat.
Dalam Islam, masyarakat adalah tanggung jawab negara, sehingga akan terwujud masyarakat sejahtera dan berakhlak mulia. Negara bertanggung jawab menyediakan lapangan pekerjaan serta gaji yang layak bagi setiap pekerja sehingga tindak kriminal dan kejahatan dapat menurun bahkan hilang karena setiap individu terutama kepala keluarga berhasil memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan nafkah terbaik bagi keluarga.
Dengan diberikannya nafkah yang terbaik itu pula, disertai pendidikan dalam sistem Islam yang mengutamakan akhlak dan agama maka akan terbentuk pribadi yang taat pada diri setiap masyarakat, mereka akan senantiasa memiliki akhlak yang baik serta takut untuk berbuat maksiat. Masyarakat yang terbentuk adalah masyarakat harmonis yang dipenuhi dengan cinta serta rasa kekeluargaan yang tinggi meskipun hidup berdampingan dengan ahli zimmah (kaffir Jimmi).