| 42 Views
Korupsi Tak Punya Hati Kembali Lagi

Oleh: Nuza
Anggota Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok
Belum lama ini permasalahan korupsi kembali menghiasi laman internet. Sebagaimana yang diberitakan Jakartaberitasatu.com, (30/06/2025), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah menyelidiki dugaan tindak pidana korupsi dalam proyek pengadaan mesin electronic data capture (EDC) di salah satu bank pelat merah. Nilai proyek yang disorot mencapai Rp 2,1 triliun dan berlangsung sejak 2020 hingga 2024. KPK telah melakukan penggeledahan di dua lokasi kantor pusat salah satu bank tersebut dan mengamankan berbagai dokumen proyek, buku tabungan, serta bukti elektronik. Semua barang bukti kini tengah dianalisis lebih lanjut oleh tim penyidik. KPK pun berhasil mengungkap lima tersangka di balik perbuatan tersebut.
Saking maraknya tindak korupi di negara kita Indonesia, kasus korupsi seperti di atas memanglah bukan hal yang baru kita temui. Bahkan, nominal uang yang dikorupsi pun bisa dibilang kecil jika dibandingkan dengan kasus korupsi lainnya. Namun, tentu korupsi tidak bisa disepelekan dan dipandang remeh sebesar apa pun nominalnya karena justru dari korupsi kecil itulah yang akan membuat orang yang melakukan akan ketagihan dan terus-menerus melakukannya.
Hal tersebut terjadi karena sifat manusia yang tidak pernah puas dengan apa yang dicapainya. Manusia ingin melakukan lebih dan lebih lagi. Ditambah, dalam sistem kapitalis yang terjadi saat ini tertanam mindset keuntungan dan harta adalah segalanya. Meskipun para koruptor mengerti apa yang dilakukan hal kotor, jahat, dan tidak bermoral, tapi mereka tetap melakukannya karena paham kapitalis dan sekuler sudah menguasai pemikiran mereka.
Memang benar adanya, sistem sekuler kapitalis yang memisahkan agama dengan kehidupan menghasilkan produk paham sekuler kapitalis seperti korupsi. Korupsi yang sudah banyak merajalela di Indonesia bahkan dunia ini sejatinya bisa dibasmi sampai ke akarnya dengan cara menerapkan peraturan Islam yang sesuai syara’ dalam kehidupan sehari-hari serta pemerintahan.
Pasalnya, Islam memiliki sistem politik yang berdasar pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip. Prinsip utama sistem politik Islam seperti, kedaulatan Allah, keadilan, musyawarah, persamaan hak rakyat, serta amar ma’ruf nahi munkar. Dalam sistem politik Islam, rakyat mengawasi agar pemimpin (khalifah) yang berkuasa melakukan tugasnya sesuai dengan syara. Jika ada yang salah maka akan langsung ditindak atau diberi sanksi sesuai hukum Islam, tidak seperti sistem kapitalis pelaku kejahatan malah dilindungi.
Oleh karena itu kita sebagai generasi Islam yang cerdas harus semangat menuntut ilmu dan menyebarkannya. Tidak lupa mengamalkan ilmunya agar lebih bermanfaat. Kita bisa mulai dengan langkah kecil karena itu akan sangat berarti asal dilakukan dengan konsisten. Tentu saja ilmu yang dimaksud adalah ilmu agama, karena di dalamnya terdapat berbagai aturan yang harus dijalankan oleh manusia agar tidak salah jalan dan melakukan tindakan yang melanggar hukum Islam seperti halnya korupsi.