| 418 Views
Kisah Inspiratif Como 1907: Dari Keterpurukan ke Serie A dengan Sentuhan Hati Orang Indonesia

CendekiaPos - Kisah kebangkitan Como 1907 menjadi topik hangat di Italia. Dalam artikel La Provincia yang diterbitkan pada 11 Mei 2024, disebutkan bahwa klub sepak bola Italia ini menemukan penyelamat mereka dari Indonesia yang tidak hanya membawa uang, tetapi juga hati.
Lima tahun lalu, Massimo Nicastro, mantan Presiden Como 1907, bertekad menemukan pengusaha asing yang bisa membawa perubahan besar bagi klub. "Sebuah proyek yang terkait erat dengan yang ada di kota. Sepak bola, branding, amal, dan merchandise," tulis La Provincia.
Penyatuan Visi di Kantor Notaris Milan
Pada musim semi 2019, di sebuah kantor notaris di Milan, keluarga Hartono—pengusaha raksasa Indonesia dengan 81 perusahaan dari berbagai sektor—memutuskan untuk membeli Como 1907. Pembelian ini bukan sekadar transaksi bisnis, tetapi juga sebuah misi untuk menghidupkan kembali klub yang telah lama berada dalam bayang-bayang kebangkrutan dan degradasi.
Kembali ke Serie A
Kerja keras selama lima tahun membuahkan hasil. Como 1907 resmi promosi ke Serie A setelah bermain imbang 1-1 melawan Cosenza di Stadio Giuseppe Sinigaglia pada Sabtu dini hari, 11 Mei 2024. Dengan 73 poin dari 38 laga, Como 1907 memastikan diri sebagai runner-up Serie B di bawah Parma, yang sudah lebih dulu memastikan gelar juara.
Meski imbang pada laga pemungkas Serie B, poin Como 1907 tidak lagi terkejar oleh tim posisi ketiga, Venezia, yang dihuni oleh Jay Idzes, bek Timnas Indonesia. Venezia sendiri masih berpeluang menyusul ke Serie A lewat jalur play-off.
Sebuah Klub Strategis dengan Sejarah Panjang
Como 1907 merupakan klub yang strategis, berlokasi dekat dengan markas AC Milan dan Inter. Namun, sejarah klub ini lebih banyak diwarnai oleh kebangkrutan dan degradasi ketimbang kemilau prestasi. Klub ini pernah dinyatakan bangkrut beberapa kali, terakhir pada tahun 2017.
Upaya penyelamatan pernah dilakukan oleh istri Michael Essien, namun hanya berlangsung selama dua tahun. Namun, langkah tersebut cukup efektif menjaga kestabilan finansial klub.
Visi yang Mengubah Nasib
Namun, yang membedakan kali ini adalah visi yang jelas dan proyek yang terarah. Di bawah manajemen Michael Gandler, kemudian Mirwan Suwarso dengan bantuan Dennis Wise dan Charlie Ludi, Como 1907 mengalami transformasi besar. "Perbedaannya terletak pada visi, proyek, dan arah perusahaan ini," tulis La Provincia.
Dengan promosi ke Serie A, Como ingin lebih dari sekadar sepak bola. Mereka ingin menjadikan kota Como sebagai destinasi wisata yang lebih terkenal, memanfaatkan popularitas sepak bola untuk menarik perhatian dunia. Bahkan, La Provincia mencatat bahwa meski George Clooney memiliki mansion di Como, kontribusinya belum cukup untuk mengangkat profil kota secara signifikan.
Masa Depan yang Cerah
Kini, stadion Como penuh dengan penonton asing, dan situs-situs perjalanan mulai memasukkan Stadio Sinigaglia dalam daftar tempat yang harus dikunjungi. "Stadion penuh dengan orang asing, situs khusus yang memasukkan Sinigaglia di antara dua puluh stadion tempat Anda dapat menonton pertandingan setidaknya sekali seumur hidup," tutup La Provincia.
Dari keterpurukan hingga ke Serie A, Como 1907 kini berdiri sebagai contoh inspiratif tentang bagaimana visi dan hati bisa mengubah nasib sebuah klub. Dengan dukungan dari pengusaha Indonesia, masa depan Como 1907 tampak cerah dan penuh harapan.