| 150 Views
Kesulitan dan Kesempitan Tak Bisa Dihindari Ketika Manusia Abai dari Aturan Allah SWT
Oleh : Elly Ranty
Aktivis Muslimah
Sepuluh tahun terakhir ini, informasi pelanggaran hak-hak hidup manusia dalam bentuk kejahatan di berbagai bidang kehidupan secara nasional maupun internasional tersebar luas di media sosial secara masif. Tentu saja informasi-informasi yang berseliweran ini menarik perhatian masyarakat dunia.
Mayoritas kejahatan yang terjadi hampir pasti dilatarbelakangi oleh sistem kapitalis, hasil pemikiran manusia yang memang didorong ambisi menguasai dunia, untuk mendapatkan manfaat ekonomi sebesar-besar dan seluas-luasnya dengan menggunakan politik sebagai tools untuk mengatur semua aktivitas manusia. Mereka membentuk jaringan konspirasi tingkat tinggi yang sangat tertutup. Konspirasi elit global inilah biang dari segala ketidakadilan dan kehancuran kehidupan manusia. Sejak Perang Dunia pertama awal abad 20 hingga hari ini abad 21 perang tidak pernah usai, dalam berbagai skala melanda dunia.(bisa dilihat jejak digitalnya).
Di satu sisi umat Islam tidak menyadari sudah terjebak dalam sistem kapitalis, sehingga kadang membenarkan sesuatu yang berasal dari sistem ini. Tanpa sadar, perlahan tapi pasti umat telah meninggalkan sedikit demi sedikit apa-apa yang datang dari Allah dan Rasul-Nya. Dalam sebuah hadits, dari Abu Sa'id Al-Khudri ra. ia berkata: Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Kamu akan mengikuti jejak langkah umat-umat sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga jikalau mereka masuk ke lobang biawak pun kamu akan mengikuti mereka.” Sahabat bertanya. "Ya Rasulullah! Apakah Yahudi dan Nasrani yang Tuan maksudkan?" Nabi SAW menjawab, "Siapa lagi?" (kalau bukan mereka) (HR Muslim).
Membaca kondisi ini secara nasional, negeri ini juga tidak luput dari kejahatan pelanggaran hak-hak rakyat dan tindakan mengerdilkan UU melalui Kepres, Perpres, Kepmen, Permen yang dikeluarkan untuk melegalkan pelanggaran berbagai kebijakan penguasa yang sulit dihentikan. Hal ini tersebar dengan masif dan viral melalui piranti smartphone yang dimiliki jutaan rakyat.
Berbagai ragam komentar oleh netizen disuguhkan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh penguasa, antara lain seperti Keputusan MK No 90/2023 tentang perubahan usia Cawapres. Netizen yang kontra lalu melebeling MK sebagai Mahkamah Keluarga. Memang terjadi dikotomi antara netizen yang pro dan kontra.
Bagi yang kontra menganggap hampir semua kebijakan penguasa zalim kepada rakyat, sementara bagi yang pro mengatakan kebijakan itu baik-baik saja bagi kepentingan pembangunan. Masyarakat yang kontra menyebut kelompok ini sebagai buzzer-buzzer Rp corong penguasa.
Jika diamati, setiap undang-undang yang ditabrak rata-rata hanya untuk kepentingan menguntungkan oligarki. Seperti undang-undang ketenakerjaan, UU Ciptaker, perampasan tanah rakyat yang dilegalkan dengan membuat program Proyek Strategis Nasional (PSN melalui Perpres no 3/2016 dengan 4 kali perubahan Perpres, terakhir Perpres No. 109 /2020), kemudian penghapusan subsidi terhadap kebutuhan hajat hidup rakyat banyak.
Adakalanya ada institusi tertentu membuat lembaga-lembaga di luar struktur dengan kerahasiaan tugasnya, seperti Satgassus Merah Putih oleh institusi Kepolisian. Ada pula kebijakan yang lebih merusak tatanan hidup bangsa dengan mengubah undang-undang yang sudah ada diganti dengan undang-undang yang meliberalisasi berbagai bidang kehidupan seperti yang terkait dengan masalah ekonomi dan kehidupan sosial, di antaranya membuka keran import seluas-luasnya.
Tentu saja hal tersebut berakibat hancurnya ekonomi petani, nelayan dan peternak serta aktivitas turunannya, seperti sentra-sentra industri yang memproduksi alat-alat kebutuhan petani, nelayan dan rumah tangga. Padahal ratusan tahun aktivitas ekonomi lokal ini menjadi tulang punggung perekonomian bangsa Indonesia.
Sementara liberalisasi dalam aspek pergaulan menyebabkan terjadi penggerusan nilai-nilai luhur yang bersumber dari Islam sebagai negeri yang mayoritas penduduknya penganut Islam dirusak moralnya baik masyarakat umumnya maupun masyarakat kampus. Bahkan belum lama keluar Kepres No 28/2024 yang membolehkan pelajar menggunakan alat kontrasepsi. Inikan keputusan gila yang sangat tidak layak, di luar akal sehat, bertentangan dengan fitrah manusia.
Makin ke sini makin viral beragam video-video tentang kebijakan yang menghancurkan dan melukai perasaan rakyat. Video-video yang menginformasikan tentang jaringan judol dan jaringan narkoba yang menggurita sampai ke pusat kekuasaan yang ditonton oleh jutaan rakyat turut menghancurkan sendi-sendi dasar kehidupan bangsa Indonesia yang dikenal religius.
Termasuk rakyat tidak sejahtera, seperti video meninggalnya seorang driver gofood yang kelaparan sedang menunggu orderan kliennya, dan tidak adanya keadilan dalam berbagai aspek kehidupan lainnya. Pengangguran, PHK, kelaparan, bunuh diri, terlilit utang, generasi sulit mendapatkan pendidikan yang layak, pembunuhan, rudapaksa, LGBTQ tumbuh dengan leluasa, hingga sulitnya rakyat mendapatkan pelayanan yang baik di rumah sakit.
Di sisi lain petinggi dan pesohor mudah meraih kekayaan dengan cara yang sudah menjadi rahasia umum, korupsi dan money laundy. Ya, kita sih menyebutnya pencucian uang. Lalu semua itu dipertontonkan oleh segelintir masyarakat kelas atas dengan rajin flexing kekayaannya, walaupun didapat dengan cara haram bahasa agamanya. Sebagaimana realitas yang kita saksikan di media sosial. Bahkan di antara mereka sudah ada yang menikmati hotel prodeo, namun tetap saja tidak membuat mereka jera.
Adalah sebuah keniscayaan ketika manusia mengabaikan aturan Allah (Syariat Islam) dalam urusan kehidupan dunia, maka berbagai kesulitan dan kesempitan hidup tidak bisa dihindari. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surah an-Nisa' ayat 111 yang artinya, “Dan barangsiapa berbuat dosa, maka sesungguhnya dia mengerjakannya untuk (kesulitan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijakana.”
Begitu juga dalam surah Taha ayat 124 yang artinya, “Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.”
Lalu untuk apa wahyu diturunkan Allah kepada utusan-Nya, Nabi Muhammad SAW? Apa hanya untuk melaksanakan ibadah mahdah saja, seperti shalat, puasa, ibadah haji, zakat, infak sedekah...? Lha terus untuk apa ada surah al-Baqarah, surah Ali-'Imran, surah an-Nisa', surah al-Maidah, dan lain-lain. Lantas sebagai umat Islam yang diberi hidayah akal dan iman Islam tetap saja mengambil dan menggunakan hukum dan aturan buatan manusia yang berasal dari pemikiran bangsa Barat yang tidak beriman kepada Allah SWT. Bukankah mereka juga manusia bukan dewa, bukan tuhan, hanya makhluk ciptaan Al-Khalik, Allah al-Mudabbir yang Maha Pengatur, Allah pemilik alam semesta dan semua isinya.
Padahal agama Islam yang dibawa oleh nabi penutup, nabi terakhir Muhammad SAW adalah agama yang terlengkap dan sempurna (syamil dan kamil) dalam mengatur kehidupan manusia, dari urusan wc hingga urusan negara, dari urusan tidur hingga urusan ekonomi, terus diabaikan, begitu? Di mana letak lisan kita selalu mengatakan Rasulullah SAW itu teladan yang harus dicontoh? Sementara perbuatan kita tidak seperti apa yang dilakukan Rasulullah SAW, kecuali hanya meneladani cara makan, cara minum, cara berbicara, cara kehidupan berkeluarga, cara shalat, cara bertetangga, cara berbuat kebaikan, berinfak, bersedekah, menolong sesama.
Tidak ada yang salah dalam perkara ini, bahkan sangat benar. Tapi apakah hanya itu saja fi'lul rasul (perbuatan rasul)? Beliau itu seorang suami, seorang ayah, seorang kakek. Beliau juga seorang pengembala, pedagang, politikus, panglima perang dan diplomat yang berkirim surat kepada Heraklius, kaisar Romawi Timur (Byzantium) dan Kisrah II raja Persia. Beliau juga sebagai kepala negara. Lalu untuk apa semua peran dan posisi yang dimiliki Rasulullah SAW sehebat itu kalau bukan untuk dicontoh oleh umat beliau.
Mari kita renungkan dan pahami, tentang ayat-ayat keharusan taat kepada Rasulullah SAW. Salah satunya dalam surah al-Hasyr ayat 7, yang artinya, “Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.”
Begitu juga dalam surah al-Anfal ayat 24, yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
Dalam surah al-Ahzab ayat 21 juga dijelaskan, “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” Dan masih banyak ayat-ayat lainnya.
Sekarang pertanyaannya, apakah sebagai hamba Allah boleh memilih ayat-ayat Al-Qur'an mana yang mudah dan yang menyenangkan saja yang diambil, yang dipakai, sementara yang tidak sesuai selera ditinggalkan.