| 20 Views
Kemarin Bensin Sekarang Beras

Oleh: Siti Wilda Malik
Bogor
Kecurangan beras baik dalam timbangan dan kualitasnya membuat warga tercengang. Efeknya masyarakat dan negara menderita kerugian besar. Yang lebih memprihatinkan pelakunya adalah perusahaan besar.
Ironis memang, demi keuntungan beberapa perusahaan menghalalkan segala cara hingga melanggar regulasi yang ada. Dalam sistem kapitalisme yang diterapkan saat ini, praktek kecurangan sudah biasa terjadi. Dulu masalah bensin sekarang beras, esok nanti entah apalagi yang akan dicurangi.
Sering terjadinya tindakan penipuan ini menunjukkan lemahnya pemeriksaan dalam mengawasi dan memberikan sanksi yang membuat efek jera perusahaan nakal tersebut. Bahkan bisa jadi para oligarki mampu menyuap aparat hukum untuk menutup mulut terjadinya tindakan kecurangan ini.
Sungguh lemahnya ketakwaan individu dan kurangnya kontrol dari masyarakat membuat kita lengah, ditambah lagi negara yang melempem dalam menjalankan sanksi hukum. Sudah saatnya masyarakat beralih kepada sistem Islam yang menerapkan syariat secara kaffah sehingga aspek kecurangan ini bisa diminimalisir bahkan dihilangkan.
Mirisnya masyarakat ogah beralih ke sistem yang sudah dijamin keberkahan oleh Allah SWT. Padahal masalah pangan sangat diperhatikan dalam syariat Islam baik dari hulu maupun hilirnya. Sistem Islam yakni khilafah mewajibkan kepala negaranya untuk amanah dan bertanggung dengan sungguh-sungguh karena diakhirat kelak akan ditanya oleh Al-kholiq. Maka praktek kecurangan pasti tidak akan terjadi. Karena sanksi yang diberikan pun seperti potong tangan akan membuat pemilik perusahaan tidak berani berbuat curang.