| 389 Views
Kejahatan Anak Makin Menjadi Akibat Pornografi, Dimana Peran Negara Saat Ini?

Oleh: Jiyeon
Sungguh miris melihat perkembangan generasi saat ini! Bukan lagi menjadi hal yang tabu, kenakalan remaja kini berubah menjadi kejahatan Anak. Yang dimana seharusnya anak-anak dengan tingkah lugu dan menggemaskannya, kini berubah menjadi beringas dan tidak mengenal ampun. Tidak sedikit saat ini kasus pembunuhan dan pemerkosaan pelakunya adalah anak-anak atau remaja yang masih duduk dibangku sekolah.
Seperti kasus di kota Palembang beberapa pekan yang lalu. Empat bocah remaja yang masih duduk dibangku sekolah melakukan pembunuhan dan pemerkosaan. Dilansir dalam Jakarta, CNN Indonesia -- Empat remaja di bawah umur di Sukarami, Palembang, Sumatera Selatan, memperkosa dan membunuh seorang siswi SMP berinisial AA (13). Jum’at 6 September 2024
Salah satu pelaku yang merupakan seorang peserta didik dijenjang menengah akhir, diduga kecanduan oleh film dewasa atau pornografi. Hal ini bukan lagi rahasia umum seberapa mudahnya, konten-konten dewasa dapat diakses. Tidak mengenal usia ataupun gender, dengan gawai yang sudah terhubung internet semua itu mudah diakses dan gratis.
Negara bertanggung jawab penuh, akan keruusakan generasi saat ini. Bagaimana faham sekulerisme yang diterapkan oleh negara, yaitu memisahkan kehidupan dengan agama membuat para remaja kehilangan jati dirinya. Sehingga, tidak heran jika saat ini banyak kenakalan remaja yang berubah menjadi kejahatan yang tidak manusiawi.
Bukan hal yang sulit bagi negara untuk menghentikan konten-konten pornografi saat ini. Namun faktanya negara tidak memprioritaskan hal tersebut, justru semua itu semakin dipermudah, seakan memang telah dirancang dengan sengaja agar generasi saat ini kecanduan. Kurikulum pendidikan yang terus berganti dan tidak memiliki dasar yang tepat, hanya menghasilkan pelajar-pelajar yang mudah goyah dan terombang-ambing dengan kondisi dunia yang tidak baik-baik saja.
Belum lagi dengan food, fashion dan fun yang digemborkan oleh kafir barat yang tidak sesuai dengan budaya timur dan syariat Islam, yang pada akhirnya menjauhkan jati diri remaja sebagai seorang pelajar yang berbudi luhur menjadi remaja anarkis dan bengis.
Hal ini merupakan buah kegagalan dari sistem yang diterapkan saat ini. Sekulerisme yang menjerat diberbagai kalangan sehingga tidak ada pengontrolan diri dan rasa takut sebagai seorang hamba. Padahal Islam mencontohkan bagaimana pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang seharusnya terpisah. Dalam islam, sebuah negara bertanggung jawab untuk mengontrol keimanan rakyatnya. Bagaimana negara akan memberantas segala sesuatu yang akan membawa pada kemaksiatan dan yang menstimulusnya. Negara punya andil penuh dalam periayahan rakyat, menjamin kesejahteraan, keselamatan dan keamanan rakyat. Dan semua itu tidak akan terwujud dengan sistem yang diterapkan oleh negara saat ini.
Maka sudah saatnya, kita kembali kepada aturan dari Sang Pencipta yang mengciptakan aturan untuk kita. Aturan yang memanusiakan manusia dan sesuai dengan fitrahnya. Sudah saatnya kita meninggalkan hukum-hukum yang tumpul ke atas dan tajam kebawah, sudah saatnya kita menanggalkan kebobrokan saat ini dan menyelamatkan generasi dengan penerapan syari’at islam secara kaffah.
Wallahu alam