| 154 Views
Kecelakaan Kereta Api Terjadi, dimanakah Keamanan Penumpang?

Oleh : Tati Hartati
Aktivis Muslimah
Berbicara soal musibah itu adalah sudah Qadha (ketetapan) Allah. Bersamaan di penghujung tahun 2023 dan membuka tahun 2024 banyak musibah yang mengguncang negara Indonesia terutama di Jawa Barat. Dari mulai gempa yang mengguncang Pangandaran, gempa yang mengguncang kota Sumedang dan juga longsor di Kota Subang. Selain musibah tadi, di pembuka awal tahun 2024 juga banyak sekali kecelakaan-kecelakaan transportasi ataupun kecelakaan saat ada di tempat-tempat liburan.
Salah satu musibah yang sering kita dengar adalah kecelakaan lalu lintas (laka lantas) dengan beraneka ragam faktor yang menjadi perantara dan penyebabnya. Apakah karena keteledoran atau kurang hati-hatinya dari si pengendara, atau mungkin kecelakaan juga terjadi karena kurang di ceknya kendaraan-kendaraan yang digunakan.
Kecelakaan terjadi bukan hanya terjadi di jalanan yang memang itu sering terjadi karena memang bisa dilewati dua jalur. Yang terbaru kita dengar adalah kecelakaan Kereta Api lokal Bandung Raya dan kereta Api Turangga.
Media asing mulai menyoroti tabrakan antara Kereta Commuterline Bandung Raya dengan Kereta Api (KA) Turangga pada Jumat (5/1/2024) pukul 06.03 WIB. Kecelakaan terjadi di jalur tunggal (single track) km 181+700 petak jalan antara Stasiun Haurpugur dengan Stasiun Cicalengka.
Petugas mengevakuasi rangkaian kereta yang mengalami kecelakaan tersebut. Saat tabrakan kereta terjadi pada Jumat (05/01), Commuter Line Bandung Raya baru saja meninggalkan Stasiun Haurpugur dan tengah menuju tujuan akhirnya di Stasiun Cicalengka. Sementara itu, Kereta Api Turangga sudah melewati Stasiun Garut dan dalam perjalanan ke Stasiun Bandung.
Humas Daop 2 Bandung Ayep Hanafi berkata, dua kereta ini bertabrakan di petak jalan antara Stasiun Haurpugur dan Stasiun Cicalengka pada pukul 06.03 WIB. Tabrakan terjadi di jalur tunggal.
Dalam prosedur lalu lintas di jalur Haurpugur-Cicalengka, hanya satu kereta yang boleh melintas di jalur tunggal itu. Ayep berkata, jalur tunggal itu diprioritaskan untuk kereta jarak jauh. Artinya, kereta lokal harus berhenti dan menunggu jalur itu kosong.
Penyebab kecelakaan tersebut akibat infrastruktur yang sudah menua. Seharusnya faktor penyebab tersebut bisa dilakukan upaya mitigasi sehingga masyarakat mendapat jaminan keamanan dalam transportasi. Sayangnya negara yang menerapkan sistem Kapitalisme gagal mewujudkannya. Kapitalisme menjadikan paradigma penguasa kepada rakyatnya adalah bisnis. Sehingga sangat begitu mudahnya mengabaikan nyawa rakyatnya.
Padahal dalam islam nyawa itu sangat berharga dan tidak bisa di ganti atau ditukar dengan materi. Pada jalur kecelakaan kereta tersebut, pemerintah, melalui Kementerian Perhubungan, sebenarnya tengah menjalankan pembangunan jalur ganda kereta. Dalam berbagai kesempatan, otoritas perhubungan menyebut proyek jalur baru kereta baru itu dilakukan untuk meningkatkan pelayanan terhadap pengguna kereta, yaitu memangkas waktu tempuh. Aspek keselamatan tidak pernah disebut sebagai tujuan utama pembangunan jalur ganda tersebut.
Maka tampaklah sebuah kecelakaan bukan sekedar musibah namun juga akibat dari kezaliman penguasa karena ada yang diabaikan penguasa kapitalisme.
Sangat berbeda sekali dengan sistem Islam dalam naungan khilafah. Jaminan transportasi yang aman, nyaman, bahkan murah. Bukan hanya impian tapi itu benar terwujud untuk semua masyarakat. Hal ini karena pemimpin dalam khilafah memiliki Mafhum Ra'awiyah yakni pemahaman bahwa diri mereka adalah pelayan atau pengurus bagi rakyatnya. Tanggung jawab pelayanan atau pengurusan mereka tidak terhenti di dunia namun menembus hingga dimensi akhirat. Sehingga keberadaan negeri khilafah bukanlah seperti negeri kapitalisme yang mana penguasanya bertindak sebagai regulator kebijakan pemilik modal.
Rasulullah bersabda "Pemerintah adalah pengurus rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyat yang dia urus." (HR. Bukhari)
Seorang khalifah akan mengurus rakyatnya sesuai dengan syariat Islam. Dalil-dalil syariat akan menjadi dasar kebijakannya. Moda transportasi harus aman, nyaman, dan murah bahkan gratis.
Aman adalah nyawa manusia terhindar dari bahaya sebab nyawa manusia dalam Islam sangat berharga. Rasulullah Saw bersabda "Kehancuran dunia ini lebihlah ringan di sisi Allah dibandingkan dengan pembunuhan seorang muslim" (HR An Nasa'i).
Nyaman adalah kondisi ketika merasa enak, aman, sejuk, bersih , tenang dan damai. Moda transportasi dalam Islam juga dibangun untuk menjaga interaksi dan kesucian lawan jenis misalnya adanya pemisahan penumpang laki-laki dan perempuan.
Murah dan gratis adalah bentuk pelayanan pemerintah kepada rakyatnya. Sebab, infrastruktur transportasi merupakan kebutuhan publik sehingga menjadi tanggung jawab penguasa untuk masyarakatnya.
Beginilah jaminan penyediaan alat transportasi kereta api dalam khilafah. Bukankah ini yang diimpikan ummat.
Wallahu a'alam bish shawwab