| 25 Views
Kebebasan Berekspresi Mengusik Umat Islam

Oleh : Elly Waluyo
Anggota Aliansi Penulis Rindu Islam
Asas kebebasan yang terdapat dalam sistem sekuler kapitalisme mendorong individu untuk bebas melakukan apa saja yang dianggap dirinya benar, tanpa mempedulikan halal atau haram. Konteks benar dan salah dalam sistem kufur ini diletakkan pada masing-masing individu. Hal ini pula yang menjadi penyebab maraknya kasus pelecehan, termasuk pelecehan terhadap agama.
Sekitar 250 hingga 300 orang menggeruduk kawasan bar Istanbul tempat mangkal staf LeMan untuk melakukan unjuk rasa karena munculnya sosok kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad dan Nabi Musa sedang berjabat tangan sambil memperkenalkan diri dalam majalah LeMan edisi 26 Juni. Kasus tersebut memantik kemarahan masyarakat sehingga pihak kepolisian yang hadir dibuat kewalahan untuk menenangkan dan membubarkannya.
Gelombang protes yang semakin meluas membuat kejaksaan Istanbul segera turun tangan dan memerintahkan penangkapan terhadap editor majalah LeMan. Tuncay Akgun selaku pemimpin redaksi LeMan menampik tuduhan tersebut dan menganggap gambar tersebut disalahartikan secara sengaja untuk memprovokasi. Menurut Akgun gambar dua sosok melayang dilangit kota yang dibombardir menunjukkan tertindasnya umat muslim, sedangkan nama Muhammad yang muncul di dialog dalam kartun tersebut merupakan nama fiksi seorang muslim yang menjadi korban pengeboman Israel bukan merujuk pada Nabi Muhammad.
Menurutnya nama Muhammad merupakan nama umum yang dipakai dikalangan umat Islam. Akgun juga menilai bahwa tindakan hukum yang menyerang majalahnya merupakan tindakan pemusnahan yang disengaja. (https://www.cnnindonesia.com : 1 Juli 2025)
Umat Islam terus saja diusik. Kebebasan yang menjadi salah satu bagian dari hak asasi manusia ini merupakan landasan dalam sistem sekuler. Kebebasan yang diusung dibatasi oleh masing-masing individu bukan syariat sehingga benar dan salah ada di tangan masing-masing individu.
Hal ini menjadi penyebab maraknya kasus penghinaan atau pelecehan agama dalam berbagai bentuk, apalagi didukung dengan sifat hukum dalam sistem kufur tersebut tidak mampu mencegah apalagi menimbulkan efek jera. Sejatinya sistem kufur merupakan wujud kebencian musuh Islam yang sengaja digunakan untuk menghancurkan dan merendahkan Islam dengan jalan dan sarana apa pun.
Pengusung kebebasan dibuat buta hatinya dengan materi dan menganggap syariat membatasi dirinya dalam berekspresi.
Berbeda halnya dengan sistem Islam yang membangun peradaban dengan landasan akidah Islam, tanpa embel-embel materi semata atau sekadar pemuasan nafsu kebebasan diri. Islam memiliki mekanisme dalam menjaga kemuliaannya. Sistem Islam melindungi dan menutup rapat-rapat pintu masuk untuk paham-paham yang merusak akidah Islam seperti pluralisme, kapitalisme, liberalisme, dan sekularisme sehingga negara selektif dalam media massa.
Penistaan dalam sistem Islam merupakan tindakan kufur yang membuat pelakunya dinyatakan keluar dari Islam dan diganjar hukuman mati. Tak peduli si pelaku seorang muslim ataupun kafir akan mendapat hukuman yang sama, kecuali si kafir telah mualaf. Maka penerimaan atas kemualafannya diserahkan pada khalifah. Bahkan seruan perang dilantunkan jika pelaku penista agama mendapat perlindungan dan dukungan dari negaranya. Demikianlah sistem Islam dalam fungsinya sebagai perisai yang melindungi kemuliaannya dari penistaan agama.