| 154 Views

Karena Hutang Nekat Akhiri Hidup

Oleh : Auliyah Althafunnisa 

Masa cuma karena terlilit hutang, hutangnya banyak dan ketika sudah jatuh tempo belum bisa bayarnya akhirnya nekat menjemput ajal, deh. Mirisnya lagi ya Sob, kasus kaya gini itu bukan terjadi sekali-duakali doang, tapi udah banyak banget korbannya.

Seperti yang terjadi pada kasus seorang pemuda yang berinisial YD (31th) yang terlilit hutang  dan mengakhiri hidupnya dengan cara menggantungkan dirinya sendiri.

Ceritanya gini, Sob. Ada seorang pemuda berinisial YD (31th) yang merupakan warga dilingkungan Belender tepatnya di RT 02 RW 029, Kelurahan meleber, Kecamatan /Kabupaten Ciamis yang menggantungkan dirinya dipintu kamar rumahnya. 

Ia menggantungkan dirinya dipintu belakang rumahnya, dengan menggunakan kursi kayu setinggi 16 cm serta tali tambang warna kuning. Mirisnya, saksi yang pertama kali menemukan YD gantung diri adalah orang tuanya. Orang tuanya menemukan sang anak sedang menggantungkan dirinya, lalu melaporkannya ke pihak berwajib.

Rahmad Fanani yang merupakan anggota Kapolsek Ciamis mengatakan, "korban ditemukan gantung diri pada hari Selasa, 14 Mei 2024. Sekitar sore jam 18.00 WIB"

Sudah banyak rakyat yang terlilit hutang, baik itu hutang secara offline atau hutang secara online. Ada yang meminjam uang karena desakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, disisi lain ada juga yang meminjam uang hanya untuk memenuhi keinginan hawa nafsunya.

Sebenarnya berhutang atau meminjam itu boleh ga si Sob? Jadi gini, pada dasarnya pinjam-meminjam dan berhutang itu boleh-boleh aja. Asalkan berhutangnya itu ala kadarnya saja alias secukupnya saja. Dan yang terpenting didalamnya ga ada unsur riba dan dianjurkan meminjamnya untuk memenuhi kebutuhan hidup bukan untuk memuaskan hawa nafsu belaka.

Jika ada rakyat yang berhutang karena untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, boleh-boleh saja berhutang. Tapi kan, katanya rakyat itu tanggung jawab negara, tanggung jawabnya pemerintah. Kok masih ada aja rakyat yang tak tercukupi kebutuhannya? Bahkan sampai ada yang berhutang.

Kalau alasan dia berhutang karena kebutuhan hidupnya tak terpenuhi, maka hal itu bisa menjadi salah negara. Karena salah satu tugas negara adalah menjamin kebutuhan rakyatnya. 

Terus kalau dia berhutang untuk memenuhi hawa nafsunya belaka gimana? Nah kalau kaya gini sih yang salah itu orangnya, kenapa dia mau-mau aja nuruti hawa nafsunya? 

Dan tentu yang lebih salah lagi adalah penerapan sistem yang saat ini kita anut, yaitu sistem kapitalisme. Sistem kapitalisme ini mendorong masyarakat untuk berlomba bermewah-mewahan, serta mengedepankan gaya hidup konsumtif, materialistik, dan hedonis. Jadinya masyarakat akan berlomba untuk menunjukkan bahwa dirinyalah yang terlihat paling mewah, bahwa dirinyalah yang paling mampu, dan dirinya lah yang paling berada. 

Bahaya kan, kalau udah kaya gini. keadaannya lagi ga punya, tapi dia dituntut oleh sistem ini agar dia itu terlihat sebagai orang yang berada. Dia harus punya seperti orang lain, bahkan harus terlihat lebih mewah dari yang lain.

Cara memenuhi tuntutan itu pasti balik lagi, mau gimanapun caranya yang penting dirinya bisa terlihat paling kaya. Nah, cara paling praktis buat kaya mendadak adalah dengan cara meminjam uang alias berhutang. 

Kalau kata aku sih, meminjam ke orang terdekat masih fine-fine aja lah ya, asalkan yang menjaminnya ga pake bunga, ga pake riba. Tapi kalau minjamnya ke bank... emm jangan deh! 

Kan hampir kebanyakan bank itu pasti berbunga. Mau itu yang bunganya kecil atau yang bunganya gede, kan sama-sama ga boleh. Kita minjamnya segini harus bayar segitu, itukan namanya riba. Itu ga boleh. justru riba itu dilarang oleh oleh agama.

Masa sih cuma mau ngikutin gaya hidup kapitalis sampe bela-belaan minjam uang ke bank? Terus ujungnya ga bisa bayar, endingnya nekat akhiri hidup, kaya contoh diatas tadi.

Terus gimana dong solusinya biar ga ada kasus yang seperti diatas tadi yang terjerat hutang (riba) sampai nekat akhiri hidup? 

Ya tentunya solusi yang paling efektif itu adalah diganti sistemnya. Dari sistem yang rusak yaitu sistem kapitalis yang sudah terbukti rusaknya. Ke sistem yang sudah terbukti bagus, yang tidak akan rusak apalagi merusak, yaitu sistem Islam.

Dalam sistem Islam kebutuhan rakyat akan terpenuhi oleh negara. Negara yang menerapkan sistem Islam akan bertanggung jawab pada rakyatnya. Bahkan karena negara saking bertanggungjawabnya banget sama rakyatnya, sampe-sampe tak jarang pemimpin turun tangan langsung. Hal ini bisa terjadi kerena pemimpin Islam itu takut bila ada rakyatnya yang tak terurusi, baik itu terurusi masalah kebutuhan ataupun yang lainnya, ia akan dipertanggungjawabkan oleh Tuhannya di akhirat kelak.

Kita ambil contoh pada zamannya Rasulullah, Khulafaur Rasyidin dan terakhir sampai kepada kepemimpinan Sultan Abdul Hamid II. Ketika ada rakyatnya yang tak terurusi, Khalifah rela menemui rakyatnya langsung  untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Bahkan rela memanggul sendiri dan membagikannya langsung.

Negara yang menerapkan sistem Islam akan memberi bantuan kepada rakyatnya untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, bukannya malah mendoronh apalagi membantu rakyatnya agar terbiasa hidup berfoya-foya. Karena berfoya-foya secara berlebihan juga dilarang sama Allah SWT. Sesuai dengan firman-Nya dalam QS. Al-Isra ayat 27, Allah berfirman :

اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْٓا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِۗ وَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا 
Artinya : "Sesungguhnya para pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya."

Jadi Allah itu ga suka sama orang yang ngebelanjain hartanya secara boros atau berlebihan, karena yang seperti itu tu kawannya setan.

Islam juga mengatasi masalah ini dengan mempersiapkan mental kita. Baik siap mental ketika keadaan sedang susah, tenang, dan siap mental ketika sedang punya lebih. Jangan boros-boros dan harus bisa memilih antara kebutuhan dengan keinginan. 

Dan disisi lain Islam juga akan menutup peluang lembaga-lembaga yang memungkinkan didalamnya ada riba dan sejenisnya seperti pinjaman online (pinjol) atau judi online (judol) serta yang sejenisnya. 

Sahabat, yuk mari kita ganti sistem ini yang sudah rusak ke sistem yang bagus. Dari sistem yang sudah hancur bubur ini ke sistem yang lebih baik. Kita ganti sistem kapitalis ini ke sistem Islam dalam bingkai daulah Khilafah Rosyidah 'ala minhajin nubuwwah. Allahuakbar![]


Share this article via

48 Shares

0 Comment