| 104 Views

Kapitalisme Merusak Bangunan Keluarga

Oleh : Dewi Sartika
Aktivis Muslimah

Sistem yang rusak maka akan membuahkan hasil yang rusak pula, tak hanya terjadi pada lingkup pemerintahan saja tetapi hasil dari penerapan sistem kapitalisme juga merusak bangunan, dan fungsi keluarga, moral, serta kewarasan seseorang. Tatkala menghadapi suatu persoalan akal tak lagi digunakan sesuai fungsinya manusia hanya mengedepankan keegoan dan hawa nafsu semata.

Fenomena kejadian tragis dalam lingkungan keluarga kerap terjadi hampir setiap hari di negeri ini seperti yang terjadi beberapa hari lalu seorang anak dibunuh ibu tirinya Anak bernama Ahmad Al Fahri (6) tahun dibunuh oleh ibu tirinya IF (24) tahun di sebuah rumah kawasan Pontianak Kalimantan Barat. Dari hasil pra rekonstruksi terungkap jika korban sering mengalami penyiksaan berupa tindakan kekerasan dari pelaku, sindonews.com (24-8-2024).

Tak hanya kasus ini, peristiwa penganiayaan yang berujung pembunuhan juga terjadi di Desa Kesogengan Kidul Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon. Seseorang yang berinisial K ( 22) tahun tega menghabisi nyawa ayah kandungnya Janna (52) tahun dan melukai adiknya, peristiwa penganiayaan yang berujung pembunuhan  sampai saat ini belum diketahui motif pelaku melakukan penganiayaan tersebut, metrotvnews.com (24-8-2024).

Kapitalisme Biang Masalah

Miris, saat ini keluarga muslim masih berada dalam lingkungan suasana yang kelam keluarga muslim tidak lagi berada dalam kenyamanan meski berada di negeri yang notabene memiliki slogan surganya dunia. Penerapan sistem sekularisme kapitalisme menjadikan hubungan keluarga kalah dengan materi. Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, bahwa kapitalisme yang berasaskan sekularisme adalah sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Kapitalisme menjadikan orientasi kehidupan manusia adalah materi baik itu harta, kekuasaan, popularitas, hingga kepuasan atas perilaku bebas sesuai dengan keinginannya.
Agama tidak lagi digunakan untuk mengatur kehidupan sehingga menjadikan manusia yang hidup dalam sistem kapitalis tidak lagi menstandarkan perbuatannya pada halal–haram melainkan standar materi dan hawa nafsu. Manusia yang jauh dari agama akan mudah marah, stres, sehingga berujung pada aktivitas kekerasan bahkan pembunuhan hanya demi sebuah materi.

Penyebab maraknya kasus kekerasan pada keluarga

Fenomena maraknya kasus kekerasan dan pembunuhan antar keluarga tidak terjadi begitu saja ada faktor penyebab dibalik semua ini, bukan hanya faktor internal dari dalam keluarga sendiri, melainkan adanya faktor eksternal yang bersifat sistemik. Diantara faktor-faktor tersebut adalah

Pertama, hilangnya peran negara.
Negara yang seharusnya memiliki wewenang mengatur rakyatnya berperan dalam menghilangkan perilaku yang merusak hubungan antar keluarga tidak kita jumpai dalam kepemimpinan pemerintah saat ini. Negaralah yang bertanggung jawab atas keberlangsungan hidup masyarakatnya, baik dari segi keamanan maupun  menyelenggarakan pendidikan beserta kurikulumnya. Namun saat ini, negara abai untuk mendidik rakyatnya dengan penanaman aqidah yang kuat sehingga  masyarakat tidak memiliki pola sikap dan pola pikir yang baik.

Kedua, rusaknya sistem pendidikan. Sistem pendidikan yang diterapkan di negeri ini adalah pendidikan yang berbasis sekuler dimana  menjadikan barat sebagai kiblatnya, agama yang berperan besar dalam membentuk kepribadian generasi tidak menjadi poin utama dalam menyusun kurikulum pendidikan. Hal ini  merupakan bukti Kegagalan sistem pendidikan sekuler yang berlaku saat ini. Tak hanya itu, sistem pendidikan sekuler saat ini juga mengabaikan pentingnya membangun keluarga yang sesuai dengan tuntunan syariat.

Ketiga, kegagalan sistem ekonomi dan politik.
Kegagalan sistem ekonomi dan politik menambah panjang deretan kasus kekerasan dalam keluarga, kerusakan sistem yang berasaskan sekularisasi ini begitu nyata di mana Negara hanya berperan sebagai regulator serta berpihak pada swasta yang memberi secuil  manfaat bagi negeri ini. Kebijakan politik Neo liberalisme sebagai buah dari penerapan ideologi kapitalisme berakibat pada semakin beratnya beban hidup masyarakat secara umum dan keluarga muslim khususnya. Masyarakat kesulitan meski hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup yang layak untuk keluarganya.

Penerapan sistem ekonomi kapitalis menyebabkan naiknya bahan-bahan pokok dan mahalnya biaya hidup. Pemenuhan akan kesehatan, pendidikan, dan, keamanan adalah sesuatu yang sulit untuk dapatkan oleh masyarakat saat ini.

Islam Melindungi Bangunan Keluarga

Sistem Islam memiliki Pondasi yang kokoh karena berasaskan pada Alquran dan as-sunnah, Islam tak hanya menyelesaikan persoalan ibadah ritual melainkan menyelesaikan seluruh problem kehidupan manusia termasuk dalam melindungi keluarga dari perilaku menyimpang.

Dari segi pendidikan Islam mengajarkan agar menjadikan akidah Islam sebagai benteng pelindung pemikiran keluarga dari pemikiran yang menjerumuskan anggota keluarga ke dalam jurang kesesatan dan menjauhkan keluarga dari perbuatan menyimpang. Melindungi dari rusaknya akal dan kewarasan masyarakat serta menanamkan keimanan yang kuat pada setiap individu masyarakat. Sebab, dengan keimanan yang kuat maka setiap anggota keluarga akan memahami tujuan hidupnya.

Sementara di sisi lain, peran negara sangat berpengaruh dalam hubungan keluarga, Islam menjadikan seorang penguasa adalah sebagai raa’in (pengurus) seluruh urusan umatnya. Negara bertanggung jawab atas terpenuhinya seluruh kebutuhan masyarakat, baik kebutuhan pokok maupun kebutuhan lainnya. Negara berkewajiban menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat, sehingga tidak ada lagi kepala keluarga yang tidak bekerja yang berimbas pada Sehatnya mental dan terjaganya akal atau kewarasan yang menjadikan para individu tidak mudah stres dan putus asa.

Penerapan sistem Islam secara Kaffah dapat mencegah terjadinya perilaku menyimpang dari anggota keluarga, karena, negara menerapkan sistem sanksi bagi masyarakat yang melakukan kemaksiatan baik itu pembunuhan maupun penganiayaan. Dengan penerapan sistem ini, akan terwujud sistem kehidupan yang baik dan keluarga pun akan terjaga . Kebaikan akan terwujud di dalam lingkungan keluarga masyarakat dan negara.


Share this article via

147 Shares

0 Comment