| 232 Views
Kapitalisasi Pendidikan Berujung Pembullyan Siswa

Oleh : Persik Kartika
Siswa SD Dihukum Duduk di Lantai karena Tunggak SPP, Komisi X: Tak Etis dan Rusak Kepercayaan Diri
(JAKARTA, KOMPAS.com) 12/1/2025- Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian menilai tindakan guru sekolah dasar (SD) yang meminta siswanya duduk di lantai karena menunggak biaya sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) tidak etis dan melanggar prinsip-prinsip pendidikan. Meski sekolah swasta memiliki kebijakan mandiri dalam pengelolaan keuangannya, menurutnya tetap ada batasan yang harus dijaga agar tindakan mereka tidak mencederai hak-hak siswa.
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kecerdasan seorang siswa. Belajar juga menjadi kewajiban atas seluruh manusia yang ada dimuka bumi, sebagaimana hadist yang diriwayatkan imam muslim:
ومن سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له به طريقا الى الجنه
"Siapa yang menempuh jalan mencari ilmu, maka allah akan memudahkan baginya menuju surga." (HR.Muslim)
Pendidikan seharusnya menjadi hak setiap rakyat. Namun dalam sistem kapitalisme, negara tidak hadir secara nyata dalam mengurusnya, di antaranya nampak dari kurangnya sarana pendidikan. Negara juga menyerahkan pada swasta yang berorientasi mencari keuntungan. Ini adalah tanda kapitalisasi pendidikan karena pendidikan menjadi ladang bisnis.
Lagi dan lagi sistem kapitalis menjadi akar permasalahan ini yang mana banyak pendidikan anak yang tidak berlandaskan dengan sistem islam, seperti inilah hasilnya jika pendidikan tidak sesuai dengan syariat banyak sekali korban korban dari pendidikan kapitalis ini seperti fakta diatas mereka hanya ingin mengambil untung dari sebuah pendidikan. Mereka tidak memikirkan bagaimana nasib seorang siswa tersebut, mereka hanya mementingkan kepentingan merekan saja tanpa memikirkan lagi nasib anak anak muridnya.
Islam menetapkan bahwa pendidikan adalah kewajiban negara, yang termasuk dalam layanan publik yang ditanggung langsung oleh negara. Negara menyediakan layanan gratis untuk semua warga negara khilafah, baik untuk siswa kaya maupun miskin, baik cerdas atau tidak. Jelas bahwa ketika kita menggunakan sistem yang sesuai dengan syariat maka semua pasti akan teratur dan terarah dengan sangat baik, sudah seharusnya negara mengambil peran dalam permasalahan ini bukan hanya untuk mengambil keuntungannya saja.
Lihat banyak anak anak yang masih terlantar dan menginginkan sekolah tapi mana peran negara? Jelas sama sekali tidak ada perdulinya dengan rakyatnya mereka perduli hanya di momen momen tertentu saja.
Islam mampu mewujudkannya karena memiliki sumber dana yang banyak. Dana untuk pendidikan diambilkan dari pos kepemilikan umum. Dana digunakan untuk membiayai semua sarana dan prasarana pendidikan juga guru yang berkualitas.
Ketika islam yang memimpin dunia sudah pasti jelas semua akan difasilitasi dengan adil dan benar ditambah lagi semua sumber daya alam akan dikelola dengan sendiri dan hasilnya akan diberika kepada masyarakatnya.
Dengan layanan pendidikan sesuai dengan sistem Islam, tidak akan ada kasus siswa dihukum karena keterlambatan soal biaya. Karna cuma islam lah solusi satu satunya yang dapat mensejahterakan rakyat bukan mengsengsarakan rakyat. Jadi apapun pernasalahannya islamlah solusinya.
Wallahu a'lam bishowab