| 11 Views

Islam Solusi Kebijakan Politik Ekonomi Amerika

Oleh : Ummu Aqilla
Aktivis Dakwah

Menanggapi posisi Amerika di tengah ketegangan Eropa dan Cina, Pengamat Politik Internasional Budi Mulyana menerangkan bahwa secara kebijakan makro, Eropa dengan Amerika Serikat sejalan dan menerapkan liberalisasi ekonomi pasar bebas.

Dalam situasi ketidak pastian ekonomi global dan perubahan politik yang cepat, presiden Amerika Serikat  donald trump kembali mencuri perhatian dunia Amerika menerapkan perang dagang yang mengguncang dunia dengan memberlakukan kebijakan tarif import baru bertajuk "resip rocal tariff" pada 2 April 2025. kebijakan ini menetapkan tarif minimum sebesar 10% Untuk seluruh produk import ke AS. Tarif yang lebih tinggi dinkenakan pada 57negara dan teritorial tertentu termasuk Indonesia.

Inggris dan Amerika dan kekuatan politik ekonomi Cina di kawasan Asia terus tumbuh. Lantas bagaimana posisi Amerika di tengah ketegangan antara Eropa dan Cina? Secara kebijakan makro, Eropa dengan Amerika Serikat itu sejalan dan berusaha menerapkan liberalisasi ekonomi pasar bebas,” ujarnya di kanal YouTube Khilafah News dalam Kabar Petang: Panas! China VS Uni Eropa, Senin (01/07/2024).

Aksi saling balas kebijakan antara dua negara ini memicu perang dagang, di mana masing-masing pihak menerapkan berbagai pembatasan perdagangan. Dikutip dari Britannica Money, terdapat beberapa alat yang sering digunakan dalam perang dagang, diantaranya:

Negara memberlakukan tarif, berupa pajak atas barang impor untuk memberikan tekanan terhadap mitra dagang. Tekanan ini mendorong suatu bisnis untuk mendapatkan barang dari negara lain. Seperti perang dagang yang memanas antara AS dan Cina, dimana AS meberlakukan tarif pada elektronik Cina dan Cina membalas dengan memungut pajak pada produk pertanian AS, misalnya kedelai.

Tindakan devaluasi mata uang—upaya pemerintah untuk melemahkan nilai mata uang negara—membuat ekspor lebih murah dan impor lebih mahal. Strategi ini salah satu alat yang sering digunakan pada perang dagang. Pada 2019 lalu, Cina dituduh mendevaluasi yuan agar mengimbangi tarif yang diberlakukan AS. Namun, strategi ini berisiko memicu inflasi dan menganggu stabilitas pasar global.

Tidak hanya tarif, negara juga menjalankan strategi kebijakan dalam negeri untuk melindungi kepentingan ekonomi. Kebijakan membatasi kuota impor, pemberlakuan subsidi untuk mendukung industri dalam negeri, dan regulasi untuk membatasi persaingan asing.

Embargo adalah alat untuk menghentikan perdagangan dengan negara tertentu guna mencapai tujuan politik, contohnya embargo minyak Arab 1973 terhadap AS. Dilain sisi, pembatasan ekspor untuk membatasi penjualan barang penting, seperti teknologi atau bahan baku. Langkah ini dapat mengganggu rantai pasokan, melemahkan ekonomi, dan meningkatkan konflik seperti Cina tantang AS dalam perang dagang.

Pendekatan alternatif yang dilakukan peneliti dari Universitas Ailrangga adalah dengan melihat dampak terhadap daya saing yang akan muncul seiring dengan kenaikan harga AS dan China akibat tarif. Setelah bea masuk diterapkan, harga barang ekspor meningkat yang menyebabkan penurunan daya saing ekspor. Hilangnya daya saing ekspor China dan AS akibat tarif juga menular ke Indonesia. 

Saat ini bukan hanya soal keterpurukan ekonomi negri negri muslim, kaum muslim di dunia juga telah lama menjadi jajahan negara negara barat kafitalis sekaligus objek permainan kepemimpinan Idiologi asing. Negri negri Islam juga menjadi incaran negara adidaya kafitalis sekaligus menjadi sasaran untuk di perangi dan dikuasai. 

Bahkan tidak sekedar menjajah barat kafitalis imprealis menguasai dan mengubah negri Islam menjadi negri negri sekuler termasuk ekonominya. karna itu negara negara adidaya kafitalisme akan terus menjadi sumber bencana bagi negri negri muslim. 

Bila kita telisik, buruknya kondisi sosial ekonomi di negeri ini tak semata-mata karena ketidakcakapan penguasa mengelola urusan warganya. Lebih mendasar dari itu, sistem politik dan ekonomi yang diterapkan memang tak mendukung terhadap idealitas kepemimpinan. Berlandaskan sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan/kekuasaan), kebijakan politik ekonomi kapitalistik cenderung SSK (suka-suka kami) dan berpihak pada pemilik modal.

Inilah mengapa kesenjangan ekonomi terus terjadi. Di negeri ini, yang kaya punya kesempatan hingga bisnisnya menggurita, sementara kaum jelata yang terbatas modalnya kian tersingkir. Dalam konstelasi ekonomi internasional, liberalisasi ekonomi yang menguat juga kian memperlebar kesenjangan antara negara maju dan berkembang, serta menciptakan ketidakadilan dalam akses terhadap sumber daya dan kesempatan.

Diakui atau tidak, realitas ini menunjukkan kegagalan kebijakan politik ekonomi dalam menyejahterakan masyarakat. Bahkan tak hanya terjadi di negeri ini, kesenjangan ekonomi juga melanda di tingkat dunia, antara negara berkembang (miskin) dengan negara maju. Dengan demikian, penerapan kapitalisme sekuler menyebabkan  munculnya banyak manusia khususnya anak muda frustasi dengan buruknya kondisi yang ada.

Sistem kapitalisme terbukti memberatkan rakyat, menciptakan kesenjangan sosial, dan hanya menguntungkan kelompok elite tertentu. Inilah yang sudah sejak lama dirasakan oleh rakyat Indonesia. Bahkan, kehidupan rakyat makin berat dari waktu ke waktu. 

Berbeda dengan kapitalisme, sistem ekonomi Islam ketika dahulu diterapkan dalam naungan khilafah islamiyah, terbukti menyejahterakan. Mengapa? Karena berlandaskan pada aturan Allah SWT, Sang Maha Pencipta dan paling mengerti akan kebutuhan manusia.

Maka dari itu melakukan aktivitas politik untuk melawan penjajahan kafitalisme global saat ini merupakan kewajiban yang mendesak bagi kaum Muslim. Perlawanan terhadap penjajahan kafitalisme global wajib dijadikan sebagai hirju azzawiyah(sudut pandang) dalam perjuangan politik kaum Muslim dari seluruh dunia.

Ini lah saat nya negeri negeri muslim, yang memiliki potensi besar dalam berbagai aspek, menggalang kekuatan dunia islam. Haram hukumnya negeri negeri bergantung pada negara kapitalis penjajah. Dengan penggalangan kekuatan dunia islam tentu atas dasar idiologi islam maka negeri-negeri muslim akan kembali menjadi kekuatan global sebagai mana pernah terjadi pada era kejayaan peradaban islam di bawah institusi khilafah islam selama ratusan tahun.

Karena itu proyek penegakkan kembali khilafah Islam harus menjadi agenda politik global umat islam di seluruh dunia. Selain akan menjadi negara adidaya baru, khilafah islam ini lah yg akan membawa kaum Muslim merai kemerdekaan hakiki dari penjajahan asing sekaligus mencapai martabat mulia. khilafah ini pula yang akan merebut kembali kekuatan global yang mengendalikan dunia khilafah juga yang mengendalikan dunia. khilafah juga yang akan menyebar luas kan dakwah islam di seluruh dunia dan memimpin dunia secara keseluruhan yang saat ini di kuasai Amerika, cina, uni Eropa inilah saat nya negeri-negeri muslim mengambil sikap untuk menjadi main di kancah dunia. 

Saat negeri-negeri muslim sadar dan bangkit untuk berpegang teguh dengan syariah ALLAH SWT. Sungguh kejayaan dan kemuliaan kaum muslim hanya bisa di wujud kan jika mereka kembali pada al-qur'an. caranya dengan menegakan kembali syariaah islam secara total dalam seluruh aspek kehidupan. berpaling dari al-qur'an (syariah islam) seperti saat ini hanya akan menjadi kan kehidupan kamu muslim sempit demikian sebagaiman firman nya; siapa saja yang berpaling dari peringatan ku al-quran maka sungguh bagi dia penghisap yang sempit dan kami akan  menghimpunkan diri nya pada hari kiamat dalam keadaan buta (TQS Thaha [20] :124).

Berpegang teguh pada al-qur'an dengan mengamalkan, menerapkan dan menegakkan syariah islam dalam seluruh aspek kehidupan adalah wujud ketakwaan hakiki ketakwaan semacam ini lah yang pasti akan mendatangkan aneka keberkahan sebagai mana yang ALLAH SWT tegaskan: andai saja penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pasti kami akan melimpahkan kepada mereka aneka keberkahan dari langit dan bumi (TQS al-a'raf).


Share this article via

1 Shares

0 Comment