| 22 Views

Inspirasi Ketangguhan Generasi Gaza Vs. Fenomena Duck Syndrome Kaum Muda

Oleh : N. Istiqomah

Perang di Gaza belum usai. Perang berlangsung seolah tiada henti dengan kondisi yang tidak seimbang, dimana Israel mendapatkan dukungan  AS termasuk dalam ketersediaan dana. Sedangkan rakyat Gaza Palestina tak mendapat satupun dukungan dari negeri-negeri  Muslim.

Dalam perang ini penjajah berupaya mengosongkan Gaza dengan berbagai cara, mulai dari pengeboman pusat-pusat pendidikan kesehatan dan fasilitas publik; pembunuhan, bahkan Pelaparan, merupakan kondisi yang sangat buruk, dan bertambah buruk hingga hari ini

Melihat anak-anak Gaza sungguh mereka mempunyai jiwa yang tangguh pantang menyerah, mereka sabar dan kuat ditengah kondisi perang. Anak-anak Gaza seolah tak mengenal kata menyerah, mereka mampu bertahan dalam kehancuran, mereka tetap teguh pada tekadnya, tetap belajar dengan sungguh-sungguh dan tetap mengukir berprestasi, serta cita-cita yang tak pudar yaitu tetap tinggal di Gaza.

Sementara itu terdapat fenomena duck syndrome yang melanda mahasiswa seperti yang digambarkan sebagian kondisi mahasiswa Universitas Stanford yang seolah terlihat tenang tetapi sebenarnya sedang berada di bawah tekanan besar. Atau ibarat bebek berenang tampak tenang di permukaan akan tetapi di dalamnya sangat sibuk mengayuh agar tetap bisa berenang.

Kondisi yang sama juga sering terlihat di kampus-kampus di seluruh dunia, termasuk di Indonesia di mana rata-rata mahasiswa berupaya memenuhi ekspektasi tinggi terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar.

Generasi Tangguh

Perang tak menghalangi mereka untuk melakukan pembentukan generasi penjaga masjid Al Aqsa. Remaja dan orangtua bahkan nenek-nenek yang memiliki kemampuan melakukan diskusi dan memberikan pelajaran serta pendidikan pada anak-anak Gaza. Pendidikan Qur'ani terus dilakukan agar dapat membentuk generasi yang berkepribadian Islam sebagai generasi penjaga Al Aqsa

Disana anak-anak tetap melakukan kewajiban meski dalam kondisi perang. Bagi mereka perang bukan alasan untuk berhenti belajar, bahkan mereka berhasil menyelesaikan pendidikan tanpa didampingi orangtua mereka yang telah syahid.

Akan tetapi sangat berbeda dengan kondisi saat ini yang terjadi pada mahasiswa yang berada dalam tekanan sistem kapitalisme, mereka berjuang untuk tetap bertahan.Tuntutan hidup perfeksionis ala kapitalisme dan gaya hidup kapitalisme telah menjerat generasi muda, dimana mereka harus memenuhi tuntutan ala sekuler kapitalis tapi sebenarnya tidak mampu, Sehingga menjalani hidup dengan keadaan stres

Ditambah pula dengan kondisi lemah yang iman, tidak memahami hakikat hidup, tak paham prioritas amal, rendahnya kesadaran politik bahwa Sistem sekuler Kapitalisme menjadikan krisis multidimensi sehingga tidak bisa dihadapi secara individual

Generasi Gaza, Inspirasi pemuda masa kini

Saat ini penyatuan kekuatan kaum muslimin sangat dibutuhkan untuk mengakhiri perang Gaza, kita butuh pemimpin yang akan mampu mengomando tentara kaum muslimin untuk berjihad demi mengakhiri Zionis AS. Dengan kepemimpinan ini anak-anak akan dapat merasakan kembali kehidupan yang indah dalam naungan syariat Islam, oleh karena itu perlu ada perjuangan untuk menegakkan khilafah. Perjuangan ini membutuhkan dukungan umat termasuk para pemuda/mahasiswa muslim

Sungguh anak-anak Gaza yang tangguh pantas kita jadikan inspirasi bagi mereka yang terkena duck syndrome. Ketangguhan mereka adalah bukti nyata ketinggian Islam dalam membina generasi. Kita perlu memahamkan kembali hakikat identitas hakiki sebagai muslim, dan menyadarkan adanya jebakan standar kapitalisme yang justru membuat mereka stres, merusak dan menjerumuskan pada kehancuran.

Mewujudkan generasi tangguh penjaga Al Aqsa hanya dapat dilakukan dengan memberikan penyadaran politik dan perlunya perubahan pada sistem Islam sebagai solusi pada krisis multidimensi  termasuk membebaskan Palestina dari cengkeraman Zionis.


Share this article via

7 Shares

0 Comment