CendekiaPos - Infeksi jamur mematikan telah melanda pasukan Israel di Gaza, mengejutkan dunia internasional. Setidaknya 10 anggota pasukan Israel harus dirawat di rumah sakit, dan satu orang dilaporkan meninggal dunia akibat infeksi tersebut. Menariknya, jamur ini muncul di tengah serangan yang dilancarkan oleh pasukan Israel di Jalur Gaza.
Kepala Unit Penyakit Menular dan Laboratorium Pusat Medis Sheba, Profesor Galia Rahav, dalam keterangannya pada media lokal, menyebutkan bahwa jamur tersebut berasal dari tanah Gaza dan tidak pernah muncul selama perang sebelumnya di wilayah tersebut. Kemungkinan sumber jamur terkontaminasi berasal dari polusi tanah akibat air limbah, dan penyelidikan sedang berlangsung untuk mengetahui apakah jamur tersebut berasal dari terowongan bawah tanah.
Respon dan Pertemuan Mendesak dari Badan Kesehatan Israel
Dalam respons cepat terhadap situasi ini, The Israeli Society for Infectious Diseases berencana untuk melakukan pertemuan mendesak dengan epidemiolog dari pasukan Israel dan Kementerian Kesehatan Israel. Langkah-langkah pengendalian infeksi dan perlindungan bagi personel militer akan menjadi fokus utama dalam pertemuan tersebut.
Sejumlah badan kesehatan dan lingkungan hidup sebelumnya telah memberikan peringatan terkait serangan Israel di Gaza. Mereka mengkhawatirkan bahwa serangan tanpa henti ini dapat menimbulkan krisis kesehatan dan bencana lingkungan akibat hancurnya sistem pengolahan limbah di Palestina.
Dampak Buruk Serangan Israel di Gaza pada Kesehatan dan Lingkungan
Profesor Eyal Leshem dari Unit Penyakit Menular dan Laboratorium Pusat Medis Sheba mengungkapkan bahwa beberapa korban yang terluka di Gaza mengalami infeksi kompleks yang disebabkan oleh kondisi lapangan. Tanah yang tidak steril dan mengandung bakteri serta jamur, menjadi faktor risiko tambahan. Terlebih lagi, adanya luka terbuka dapat menjadi pintu masuk bagi infeksi, meningkatkan risiko penyebaran penyakit di wilayah tersebut.
Peringatan Awal dan Krisis Kemanusiaan di Gaza
Sejak awal, pemerintah Gaza telah memperingatkan risiko krisis kesehatan dan lingkungan di wilayah utara Gaza. Pada tanggal 4 Desember, wilayah tersebut dilanda banjir limbah karena stasiun pompa kehabisan bahan bakar akibat blokade Israel. Pemerintah Gaza menegaskan bahwa risiko penyebaran penyakit akan meningkat jika jalan-jalan terus dibanjiri air limbah. Situasi ini semakin memperburuk kondisi kemanusiaan di Gaza, membutuhkan perhatian mendesak dan solusi internasional.