| 11 Views
Ilusi Solusi Dua Negara dan Kewajiban Jihad

Oleh : Lia Julianti
Aktivis Dakwah Tamansari Bogor
Kondisi di Gaza kian memburuk drastis. Serangan brutal oleh entitas Zionis terus meningkat, ditujukan secara terang-terangan untuk mengosongkan wilayah tersebut dari penduduk aslinya. Genosida yang tersaji di depan mata dunia ini menunjukkan tingkat kebiadaban yang tak terbayangkan, namun respons dunia internasional justru diselimuti kebisuan yang memuakkan atau, lebih buruk, dengan proposal solusi yang penuh ilusi.
Di tengah darah yang tumpah, Amerika Serikat (AS), sebagai pendukung utama entitas Zionis, terus mendorong "Solusi Dua Negara" sebagai jalan keluar. Analisis mendalam menunjukkan bahwa tawaran ini bukan semata-mata solusi damai, melainkan bentuk keputusasaan AS dalam menghadapi keteguhan rakyat Gaza dan para Mujahidin yang menolak menyerah. Perlawanan gigih ini telah menggagalkan agenda Zionis untuk menaklukkan Gaza dengan cepat.
Namun, di balik narasi damai, Solusi Dua Negara membawa konsekuensi yang jauh lebih berbahaya. Menerima kemerdekaan Palestina dalam kerangka Solusi Dua Negara sama saja dengan secara de facto mengakui dan melegitimasi pencaplokan mayoritas wilayah historis Muslim Palestina. Secara realistis, solusi ini berarti menyetujui klaim entitas Yahudi atas 70% hingga 80% wilayah yang telah mereka rebut secara paksa dan ilegal. Ini adalah bentuk kapitulasi politik terhadap agresi.
Narasi Solusi Dua Negara ini sayangnya turut disuarakan oleh para pemimpin negeri-negeri Muslim, termasuk Indonesia. Sikap "aman" ini, yang menghindari konfrontasi langsung dengan AS dan Zionis, justru makin menjauhkan dari pembebasan Gaza dan seluruh Palestina. Mereka terjebak dalam ilusi diplomasi Barat yang terbukti tak berdaya menghentikan genosida. Dukungan terhadap solusi yang cacat ini adalah pengkhianatan terhadap darah para syuhada.
Ketika solusi politik dan diplomatik gagal total, bahkan cenderung menjadi alat legitimasi penjajahan, umat Islam harus kembali kepada tuntunan syariat. Solusi syar'i atas genosida di Gaza adalah pengerahan pasukan muslim untuk Jihad Fisabilillah.
Kaum Muslimin memiliki kapasitas dan potensi yang sangat besar untuk melawan Zionis. Jutaan tentara terlatih, peralatan militer yang canggih, dan sumber daya alam yang melimpah ada di tangan negara-negara Muslim. Jika para pemimpin negeri Muslim bersatu di bawah komando yang benar, perlawanan terhadap Zionis tidak hanya mungkin, tetapi juga sangat cepat.
Jihad adalah kewajiban kolektif (fardhu kifayah) yang beralih menjadi fardhu 'ain ketika tanah kaum Muslimin diserang. Mengingat genosida di Gaza, pengerahan pasukan bukanlah pilihan, melainkan kewajiban agama yang harus segera dilaksanakan.
Analisis kekuatan militer menunjukkan bahwa jika pasukan dari negara-negara Muslim besar dikerahkan secara terpadu dan ikhlas karena Allah, mereka sangat mampu melawan Zionis. Bahkan, diyakini bahwa dengan izin Allah, kemenangan dapat diraih dalam waktu yang sangat singkat, bahkan hanya dalam hitungan jam, karena pertolongan Allah menyertai mujahidin yang tulus.
Inti dari masalah ini adalah ketiadaan institusi politik yang secara riil mewakili dan melindungi kepentingan seluruh kaum Muslimin, terutama Gaza. Sistem negara-bangsa (nation-state) yang ada saat ini, yang memisahkan Muslim berdasarkan batas-batas artifisial, telah melumpuhkan kekuatan umat. Oleh karena itu, tuntutan fundamental kaum Muslimin sedunia adalah tegaknya institusi penjaga Gaza dan seluruh kaum Muslimin dengan Khilafah Islamiyah.
Khilafah adalah satu-satunya entitas politik yang secara syar'i memiliki kewenangan untuk mengumumkan jihad dengan menyatukan komando seluruh angkatan perang Muslim di bawah satu bendera untuk membebaskan tanah yang dicaplok.
Khilafah juga akan dengan tegas menolak Solusi Barat. Menolak total segala bentuk perjanjian yang melegitimasi penjajahan, seperti Solusi Dua Negara. Selain itu, Khilafah akan memelihara agama dan kehormatan umat. Menjamin perlindungan bagi seluruh Muslim di seluruh dunia, termasuk Gaza.
Selama kaum Muslimin terpecah dan para pemimpinnya tunduk pada hegemoni Barat, darah Gaza akan terus tertumpah. Solusi Dua Negara hanyalah bualan yang menipu. Jihad dan Khilafah adalah janji dan jalan pembebasan yang hakiki.
Wallahu’alam.