| 101 Views

Generasi Rusak Dalam Penerapan Sistem Pendidikan Kapitalisme

Oleh : Ummu Alvin
Aktivis Muslimah

Belakangan ramai diberitakan tentang berbagai dugaan kecurangan yang terjadi di dalam pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK), untuk Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), diantara kecurangan yang dilakukan peserta adalah kedapatan membawa telepon genggam yang disimpan di balik baju, menyebarluaskan soal ujian di platform X, hingga menggunakan kamera yang lolos metal detector di behel gigi. Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB), menyayangkan terjadinya kecurangan ini karena hal ini mencederai prinsip keadilan, integritas dan kejujuran yang menjadi dasar seleksi nasional.Adapun bagi peserta yang melakukan kecurangan akan diberikan sanksi dari panitia SNPMB yang meliputi, pertama, berupa pembatalan hasil ujian kedua, diskualifikasi dari semua jalur SNPMB di PTN tanpa batas waktu ketiga ,pelaporan ke institusi pendidikan asal peserta, keempat, sanksi bagi pihak internal dan eksternal yang terlibat termasuk juga sanksi pidana jika kecurangan dilakukan secara terstruktur.

Menurut Survei Penilaian Integritas (SPI) Pendidikan 2024, terkait kejujuran akademik, menunjukkan bahwasanya 78% sekolah dan 98% kampus Masih ditemukan kasus mencontek, terkait ketidakdisiplinan akademik, menunjukkan bahwa 69% siswa mengatakan masih ada guru yang terlambat hadir ke sekolah dan dari 96% mahasiswa juga menyatakan masih ada dosen yang terlambat ke kampus, selanjutnya terkait temuan gratifikasi, hasil survei menunjukkan 30% dari guru/dosen dan 18% kepala sekolah/rektor masih menganggap pemberian hadiah dari siswa atau wali murid sebagai hal yang wajar untuk diterima. Selanjutnya terkait pengadaan barang dan jasa, menurut hasil survei menunjukkan 43% sekolah dan 68% kampus menentukan vendor pelaksana/penyedia barang dan jasa berdasarkan relasi pribadi.

Pemanfaatan teknologi untuk mengakali tes UTBK menggambarkan betapa buruknya akhlak calon mahasiswa, hal ini juga mengukuhkan gagalnya sistem pendidikan dalam mewujudkan generasi yang berkepribadian Islam dan memiliki keterampilan, dan apabila dilihat dari hasil survei yang menyebutkan banyaknya siswa SMA dan mahasiswa yang menyontek serta survei yang menyebutkan ketidak disiplinan guru dan dosen serta kepala sekolah dan rektor telah menunjukkan rusaknya tatanan pendidikan saat ini serta abainya negara akan tanggung jawabnya terhadap pendidikan bagi generasi penerus bangsa.

Semua ini terjadi adalah akibat dari penerapan sistem hidup saat ini yang berlandaskan kapitalisme yang menjadikan tolak ukur kebahagiaan adalah materi dengan menghalalkan segala cara, kecurangan dianggap biasa demi mendapatkan nilai yang sempurna dan demi kepuasan diri, sistem kapitalis telah menjadikan generasi muda saat ini mengadopsi pola pikir dari kapitalis yang berasaskan kebebasan yakni pemisahan agama dari kehidupan sehingga memberikan kebebasan juga bagi manusia untuk berbuat kecurangan dalam hidupnya.

Minimnya pelajaran agama Islam dalam kurikulum kapitalis, telah menjauhkan generasi muslim jauh dari karakter yang bertakwa, siswa-siswi pelajar saat ini hanya disibukkan dengan kurikulum yang menderaskan arus moderasi pendidikan, ditambah lagi guru serta rektor yang seharusnya menjadi panutan, tidak dapat memberikan suri teladan yang baik dikarenakan ribetnya administrasi serta tunjangan yang tidak mencukupi kebutuhannya, sehingga lalai akan kewajibannya sebagai pendidik untuk menghasilkan generasi yang bertakwa.

Berbeda dengan Islam, di mana Islam menjadikan tolak ukur kebahagiaan adalah keridhaan Allah subhanahu wa ta'ala, tiap aktivitas yang dilakukan harus senantiasa terikat dengan aturan Allah, dengan demikian tidak akan ada kecurangan yang terjadi di setiap bidang terutama dalam bidang pendidikan. Sistem pendidikan Islam dibangun berasaskan aqidah Islam yang bertujuan untuk mencetak generasi unggul yang berkepribadian Islam, terikat pada syariat Allah, memiliki keterampilan yang handal dan menjadi agen perubahan. Dengan kuatnya kepribadian Islam kemajuan teknologi pun akan dimanfaatkan sesuai dengan tuntunan Allah dan untuk meninggikan kalimat Allah.

Solusi hakiki untuk generasi rusak saat ini hanyalah dengan kembali kepada Islam, dengan diterapkannya Islam secara kaffah dalam setiap lini kehidupan maka tidak akan ada lagi generasi yang malas, tidak mau bekerja keras, memanfaatkan kemajuan teknologi untuk melakukan kecurangan semata, sungguh ini adalah suatu pembodohan bagi umat Islam, karena sistem Islam hanya akan melahirkan generasi berkualitas dengan ideologi Islam sebagai asas kehidupan demi memajukan peradaban Islam agar kembali memimpin dunia.

Wallahu a'lam bishowab.


Share this article via

42 Shares

0 Comment