| 277 Views

Generasi Emas Dalam Ancaman

Oleh : Ummu Zaynab
Aktivis Dakwah

Maraknya konten pornografi di Indonesia menurut penuturan dari Menko polhukman Hadi Tjahyanto kasus pornografi anak menempati posisi 4 secara internasional dan pada tingkat ASEAN Indonesia menempati peringkat 2.

Berdasarkan data National Center for Missing and Exploited Children (NCMEC) kasus konten pornografi anak Indonesia selama 4 tahun mencapai lebih dari 5 juta kasus. Bisnis pornografi ini menyasar anak-anak di bawah umur seperti siswi yang masih duduk di SMP dan SMA.

Anak-anak siswa SMP, SMA sudah menjadi pelaku kriminal pemerkosaan pembunuhan dan pelaku zina sangat mengerikan Generasi Indonesia saat ini, Indonesia darurat pornografi. Para pemuda menjadi budak  syahwat dan hawa nafs. Sedangkan para pemuda adalah calon-calon generasi pemimpin bangsa. Tapi bagaimana dengan kondisi saat ini, membuktikan bahwa ini adalah kegagalan sistem pendidikan di negeri ini di mana pendidikan yang hanya mencetak siswa dan mahasiswa yang berorientasi pada materi yang penting bisa diserap pada industri, tetapi tidak peduli dengan kualitas keimanan terhadap Allah SWT.  Ini jelas mencerminkan bahwa adanya sekularisasi dari ilmu di mana pendidikan saat ini hanya mendidik anak-anak menjadi anak-anak yang cerdas namun tidak mempunyai keimanan.

Anak-anak yang paham dengan ilmu pengetahuan tidak paham dengan agamanya sendiri, yang paham dengan agama, gagap dengan sains dan teknologi, standar kelulusan hanya sejumlah deretan angka saja, tidak ada standar nilai adab akhlak dan kepribadian Islam. Tidak ada pondasi Islam Islam yang kuat pada peserta didik. Wajar jika yang tercetak generasi cerdas secara akademik namun sakit jiwanya, hilang kejujurannya dan menjadi pemuja syahwat, tak kenal halal haram hanya hawa nafsu yang menjadi ukuran. Bila hawa nafsu sudah dijadikan sebagai tolak ukur maka para pemuda akan hilang akal Sehatnya, emosinya tidak stabil dan kriminalitas menjadi meningkat.

Inilah dampak dari sistem sekularisme yang diterapkan saat ini. Peranan orang tua pun akan hilang dan hukum pun tumpul tidak bisa menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat dan pemerintah pun lepas tangan dari pada tanggung jawab terhadap permasalahan-permasalahan yang ada di negeri ini.

Bagaimana menurut Islam Dalam Islam jelas mendekati zina pun sudah haram apalagi sampai melakukan perzinahan pembunuhan dan tindak kriminal yang lainnya, firman allah dalam surat Al Isra 32

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةًۗ وَسَاۤءَ سَبِيْلًا

"Janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya (zina) itu adalah perbuatan keji dan jalan" 

Dalam Islam pelaku zina yang sudah menikah sanksinya adalah rajam, pelaku zina yang belum menikah akan dijilid sampai 100 kali. Sanksi ini dalam Islam bersifat preventif (zawabir) mencegah tindakan perzinahan dan bersifat kuratif (zawabir) sebagai penebus bagi pelaku zinah nya di hari kiamat nanti.

Dalam sistem pendidikan Islam pun sangat berbeda dengan sistem pendidikan dalam sekuler di mana sekuler itu memisahkan agama dari kehidupan sedangkan dalam Islam sistem pendidikan Islam pada hakekatnya bertujuan mencerdas akal dan membentuk jiwa Islami untuk terbentuknya sosok pribadi muslim yang sejati yang berbekal pengetahuan dalam segala aspek kehidupan.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mendidik kaum muslimin di Mekah dan di Madinah dengan tujuan membantu Pribadi muslim yang seutuhnya yang tercermin dalam pola pikir Islami dan pola sikap Islami, pembentukan pola pikir peserta didik berkaitan dengan pemahamannya terhadap hukum-hukum Syariat baik yang berkaitan dengan perbuatan; wajib, sunnah, mubahmakruh dan haram. Maupun benda-benda seperti makanan, pakaian dan minuman.

Pola pikir Islami mengindikasikan kecerdasan peserta didik yakni kesadaran akan keterikatan kepada Allah Swt Adapun pola sikap Islami berkaitan dengan adab dan akhlak terpuji. Peranan penting orang tua dalam membentuk pola sikap dan pola pikir pada anak adalah tugas utama untuk menghantarkan anak-anak mereka menjadi pribadi yang kuat, karena orang tua adalah madrasah ula bagi anak anaknya. Berbeda dengan sistem sekularis dimana peranan orang tua hanyalah menjadi orang tua saja tidak paham atas kewajiban mereka untuk mendidik anak-anak mereka menjadi generasi yang kuat.

Peranan pemerintah disini sangatlah utama di mana pemerintah bertanggung jawab penuh dalam sistem pendidikan dan pergaulan pada generasi saat ini, dengan maraknya pornografi yang beredar di medsos membuktikan bahwa pemerintah saat ini adalah gagal.

Hanya Islam yang mampu mencegah dari kerusakan generasi muda saat ini karena Islam menjadikan aqidah sebagai asas negara dan menjadikan akidah sebagai asas sistem  pendidikan Islam. Dengan asas Aqidah Islam disusun kurikulum pendidikan di sekolah dasar menengah maupun di perguruan tinggi, dengan sistem pendidikan Islam inilah akan lahir generasi-generasi emas yang berakhlak mulia yang selama ini dicita-citakan. Dan para generasi ini memiliki kepribadian Islami yang mampu mewujudkan peradaban Agung dan mulia.

Tidak rindu kah kita dengan Daulah Khilafah Islamiyah yang bisa mencetak generasi-generasi yang berkualitas?

Wllahu A'lam bishawab


Share this article via

52 Shares

0 Comment