| 11 Views

Gen Z Sipaling Juara Satu Ngikutin standar Orang Lain

Oleh : Ika kusuma

Askia Jamila konten creator dakwah  yang hadir selaku stan up dakwah pada acara The next Level Activism: Genz's journey to happiness berkata "gen z sangat sulit lepas dari hp, bahkan sejam saja terasa cepat jika pegang hp berbeda ketika membaca buku yang sebentar saja sudah membuat ngantuk."

Sayangnya menurut kak Askia kehidupan gen z hari ini penuh dengan tuntutan baik di sosmed maupun dunia nyata. Kak askia memberi contoh standar kebahagian tiktok untuk anak kelas 12  misalnya baru bisa bahagia ketika sudah keterima kuliah.

"namun giliran kita sudah ketrima kuliah gak ada tuh netizen yang menjelaskan kalau biaya UKT tuh tinggi, setinggi harapan orang tua."  Ujarnya

Belum lagi penggambaran di sosmed tentang anak anak muda usia 25 an yang terlihat perfect dengan segala pencapaiannya, yang seolah menuntut gen z mengikuti pencapaian yang sama, dan itu menjadi beban tersendiri bagi gen z menurut kak Askia.

"apalagi ya kita sebagai cewek tu tuntutan untuk menjadi cantik tu beh berasa sangat" ucap kak askia dengan mimik lucu.  Tuntutan menjadi cantik itu menurut kak askia mulai dari skincare hingga tutorial make up agar terlihat cantik dan tidak diketahui guru.

Kak Askia konten kreator yang berpembawaan lucu ini juga mengucapkan kalimat sarkas.
"Selamat guys, kita sipaling juara 1..., juara satu  ngikutin standar hidup orang lain."

Kak Askia juga berujar jika nyatanya tuntutan yang dihadapi gen z  gak cukup hanya di sosmed namun juga di dunia nyata ,baik dari lingkungan keluarga maupun sekitar.

"Dan yang bikin gong, kita disuruh jadi harapan bangsa, disuruh bangun negara, boro boro bangun negara, bangun pagi saja gue masih susah" ucap kak Askia mewakili kata hati genz. 

Selain itu kak Askia juga menyingung jika kehidupan saat ini semua diukur dengan duit yang menjadikan kehidupan gen z hari ini penuh dengan 3 L (lika,liku,luka).

"Gua Aski, gua pingin happy sayangnya gua WNI" Kak Aski menutup stan up dakwahnya dengan kalimat sarkas yang menggambarkan keadaan gen z di Indonesia saa ini yang serasa begitu sulit untuk mencapai kebahagian.


Share this article via

0 Shares

0 Comment