| 42 Views

Fenomena Job Hugging, Alasan Betapa Sulitnya Mencari Kerja

Oleh : Sumarini

Muslimah News, FOKUS — Bertahan untuk cari aman karena pergi tidak ada kepastian. Inilah yang dirasakan kaum muda di tengah situasi pasar kerja yang penuh ketidakpastian. Dahulu orang cenderung melakukan job hopping, yaitu berpindah tempat kerja demi mengejar gaji lebih tinggi atau pengalaman yang lebih menarik dan menantang. Kini job hopping bergeser menjadi job hugging, yaitu tren pekerja muda memilih bertahan dengan pekerjaannya yang ada saat ini, meski merana dan tidak nyaman.

Sungguh ini sangat sulit, begitu berat namun tidak ada pilihan, dan inilah yang dirasakan oleh kaum muda saat ini. Ketika harus bertahan di kondisi yang sebenarnya tidak nyaman dalam pekerjaan nya yang semua ini disebabkan oleh karena sulitnya mencari pekerjaan. Meski dengan resiko upah minim tak sebanding dengan beratnya pekerjaan tetap mencoba bertahan, mengingat kebutuhan hidup yang tidak bisa diajak kerjasama untuk tidak membuat kita mesti memenuhinya dengan kerja keras, rasanya pengen minggat saja dari tempat kerja.

Semua kebutuhan meski dibeli pakai uang, ujung ujungnya demi mendapatkan uang pekerjaan apapun coba tuk ditekuni, meskipun kembali pada kenyataannya sangat tidak nyaman. Namun ketimbang menganggur akhirnya pasrah dan terjebak dalam kondisi yang benar-benar sulit untuk kembali mencari pekerjaan baru. Inilah fenomena job Hugging yang terjadi saat ini, dan kondisi ini bahkan kita pun mengalami nya.

Kalau dulu job hopping yang menjadi trend, masalah nya saat itu pekerjaan masih tak sesulit sekarang. Dimana ketika sudah kerja namun tidak sesuai dengan keinginan, gaji juga tak sepadan dengan gampang nya tinggal cari kerjaan yang baru dan itu terjadi pada saat dulu. Dan sekarang seperti fakta yang terjadi saat ini bertahan adalah pilihan terbaik demi pemenuhan kebutuhan yang mau tidak mau ya mesti dipenuhi keberadaan nya.

Keterbatasan atas penyediaan lapangan pekerjaan juga merupakan faktor penting dalam rangka untuk job Hugging, ketidakpastian dalam mencari peluang pekerjaan baru juga merupakan salah satu dari beberapa faktor yang membuat kaum muda harus job Hugging. Maraknya job fair yang membludak disetiap daerah hanya berupa suguhan yang membuat kecewa. Persaingan yang pada akhirnya tak membuahkan hasil, hanya lelah yang tinggal, sungguh hanya untuk mendapatkan pekerjaan kita harus bersusah-payah, penuh drama dan lagi lagi berakhir kecewa.

Sistem kapitalis benar-benar kejam, penuh dengan kekerasan, miris dengan kondisi yang dialami kaum muda saat ini, dimana tanggung jawab negara yang penuh janji akan membuka lapangan pekerjaan buat mereka. Janji itu ternyata palsu, negara lebih percaya dan memberikan kemudahan bagi pemilik modal dan menjadi fasilitator bagi asing dalam rangka membuka lapangan pekerjaan dan juga mengelola SDA. Kalau sudah begini kita anak negeri hanya  bisa bergantung pada pekerjaan yang serabutan, ketika sektor formal tak bisa kita dapatkan, sektor nonformal pun diambil. Meski dengan upah yang benar-benar jauh daripada yang namanya bisa mensejahterakan, namun daripada tidak sama sekali dengan keterpaksaan ini juga mesti dijalankan.

Inilah imbas dari Sistem zholim yang hanya mementingkan kepentingan segolongan orang saja. Tak perduli rakyat yang pontang panting dalam rangka memenuhi kehidupannya. Tanggung jawab seorang suami pada istri dan anak harus dijalankan demi mencari nafkah, anak sebagai tulang punggung keluarga juga tak terelakkan dalam rangka mencari nafkah, lantas sampai kapan bertahan dengan  kondisi sulit seperti ini..? Pasrah bertahan dalam ketidak nyamanan, ketidak adilan dan juga ketidak perdulian pemerintah akan nasib rakyat nya terutama kum muda dalam mendapatkan pekerjaan yang layak.

Negara lupa diantara urusan penting yang mesti dilakukan negara adalah menyediakan pekerjaan untuk rakyat nya, bahkan orang-orang fakir dan miskin adalah tanggung jawab negara dalam penghidupan nya.

Peran Negara dalam Islam
Di dalam Islam, negara adalah pengurus rakyat. Rasulullah saw. bersabda,

“Imam itu adalah pemimpin dan dia diminta pertanggungjawaban atas orang yang ia pimpin.”(HR Bukhari dan Muslim).

Demikian islam adalah jawaban dari persoalan yang benar-benar hari ini tidak akan terselesaikan tanpa islam sebagai solusinya. Kebijakan seorang kholifah menyediakan lapangan pekerjaan adalah wajib, mengelola Sumber daya alam yang diserahkan pada anak negeri, mengubah masyarakat dari sistem pencarian masyarakat agraris dan menjadikannya menjadi masyarakat industri dengan kata lain Industrialisasi terbuka lebar. Menghidupkan kembali tanah mati yang terlantar demi kemakmuran rakyat. Pemberian modal bagi mereka yang ingin usaha menyediakan sarana dan ketrampilan bagi mereka yang membutuhkan adalah benar-benar menjadi perhatian negara dalam rangka memberikan kemudahan untuk mendapatkan pekerjaan.

Dalam islam pendidikan dan pekerjaan selalu dibingkai dengan Ruh dan keimanan sehingga hasilnya semua kita akan melakukan apapun itu penuh dengan tanggung jawab atas dorongan ibadah. Selalu terikat dengan Standar halal dan haram sehingga jauh dari yang namanya melenceng kepada hal hal yang tidak manfaat.

Negara juga melayani dan memberikan pelayanan kepada umatNya dengan dorongan ibadah, semua yang dilakukan atas dasar menggapai ridho nya Allah, takut kepada Allah sehingga benar-benar menjamin kehidupan rakyatnya dalam masalah mencari kan pekerjaan untuk mereka adalah tanggung jawab nya.

Demikian lah ketika islam sebagai pengayom bagi umatNya, akan benar-benar menyadari apa yang menjadi kebutuhan umatNya. Jauh seperti sistem hari ini yang tidak perduli dengan urusan umatNya.

Wallahu a'lam bishawab.


Share this article via

25 Shares

0 Comment