| 12 Views

Fantasi Sedarah: Ketika Nafsu Didewakan, Keluarga Dikorbankan

Oleh : Irma Dharmayanti
Aktivis Muslimah, Bandung

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) meminta polisi mengusut grup facebook dengan nama "fantasi sedar*h". Sebab konten itu mengandung unsur eksploitasi seksual dan telah meresahkan masyarakat.

Sekretaris Kemen PPPA, Titi Eko Rahayu menyatakan jika ada bukti pelanggaran, proses hukum harus ditegakkan demi memberi efek jera dan melindungi masyarakat. Apalagi grup itu rawan menimbulkan dampak buruk karena tergolong konten menyimpang.

KemenPPPA mengecam keberadaan grup Facebook yang menormalisasi tindakan incest yang membahayakan perempuan dan anak. KemenPPPA berkoordinasi dengan Direktorat Tindak Pidana Perempuan dan Anak dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (PPA-PPO) Polri untuk dapat segera menindaklanjuti akun medsos Facebook tersebut (republik, 17/5/2025).

Fenomena grup media sosial seperti “Fantasi Sedar4h” bukan sekadar masalah individu yang menyimpang, tapi cerminan nyata dari kerusakan sistemik yang telah mencabut akar nilai agama dari kehidupan manusia. Ketika hawa nafsu diangkat sebagai dewa, maka akhlak, keluarga, bahkan kemanusiaan akan dikorbankan demi kepuasan pribadi.

Islam memandang keluarga sebagai pilar utama dalam membangun masyarakat. Hubungan inses atau sedarah adalah dosa besar yang secara tegas diharamkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Firman Allah SWT:

“Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan ” (QS. An-Nisa: 23)

Larangan ini tidak hanya bersifat hukum, tapi juga penjagaan terhadap fitrah manusia. Sebab ketika batas-batas ini dilanggar, maka bukan hanya struktur keluarga yang rusak, tapi juga identitas dan martabat manusia itu sendiri.

Namun sayangnya, kita hidup dalam sistem sekuler liberal yang memisahkan agama dari kehidupan. Sistem ini membuka ruang bagi kebebasan yang kebablasan, menghilangkan rasa malu, dan menormalisasi penyimpangan. Ketika konten porno, L68T, hingga fantasi inc3st diberi ruang atas nama kebebasan berekspresi, maka jangan kaget jika suatu hari masyarakat kehilangan rasa jijik terhadap perbuatan keji.

Islam tidak akan tinggal diam. Dalam sistem Islam, negara wajib hadir sebagai pelindung akidah dan penjaga moral. Islam bukan hanya mengatur ibadah, tapi juga mewajibkan negara untuk mencegah penyebaran kerusakan dengan: (1) Membangun keimanan rakyat melalui pendidikan Islam; (2) Menerapkan hukum syariat yang tegas dan adil; (3) Mengontrol media agar bersih dari konten destruktif; (4) Mengaktifkan amar makruf nahi munkar dalam masyarakat.

Karena hanya dengan sistem Islam, kejahatan seperti ini bisa dicegah dari akarnya — bukan hanya dipadamkan ketika sudah membakar. Maka, solusi tuntas atas maraknya penyimpangan seksual dan kerusakan keluarga adalah kembali kepada sistem Islam yang sempurna. Sebuah sistem yang tidak tunduk pada nafsu manusia, melainkan pada wahyu Ilahi yang Maha Mengetahui.

Sudah cukup kita merasakan getirnya hidup dalam sistem rusak ini. Saatnya kita berjuang bersama untuk menegakkan kembali kehidupan Islam — agar anak-anak kita, keluarga kita, dan generasi kita tumbuh dalam lingkungan yang bersih, bermartabat, dan diberkahi Allah SWT.

Wallahu’alam bishowab


Share this article via

7 Shares

0 Comment