| 15 Views

DWP Sumut Dukung Pentingnya Penampilan Perempuan

Oleh: Ummu Aqiil

Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Dita Togap Simangunsong menyebutkan pentingnya menjaga penampilan bagi seorang perempuan, baik ketika beraktivitas di luar maupun menjaga keluarga di rumah. Pesan tersebut disampaikan pada kegiatan Beauty Training bagi para anggota DWP Sumut di Aula Lantai 2 Kantor DWP Sumut, Jalan Cik Ditiro, Medan, pada Rabu (3/9/2025).

Kegiatan tersebut dihadiri narasumber Beauty Training dari PT Rembaka LT Pro Regional Promosi Manager, Mahda Afriani Rangkuti yang memberikan materi latihan bagaimana mempercantik diri dengan menggunakan kosmetik pilihan yang dianggap tepat. Ketua DWP Sumut Dita Togap Simangunsong tak luput menjadj target pelayanan kecantikan oleh tim pelatih, sekaligus mentoring langsung dari narasumber.

Memang, penampilan yang menarik adalah sesuatu yang wajar ada setiap diri wanita apalagi dalam sistem saat ini. Begitu juga tanggapan ketua DWP, Dita Togap yang menyebutkan bahwa acara tesebut bukan sekedar ajang mempercantik diri, namun juga dianggap sebagai sesuatu yang bisa menambah wawasan, meningkatkan rasa percaya diri dan keterampilan serta mempererat silaturahmi antar anggota Dharma Wanita Persatuan Provinsi Sumatera Utara.

Sayangnya, kecantikan menjadi sesuatu yang ditonjolkan oleh para kaum wanita saat ini tidak lagi memandang sesuatu itu sesuai kodratnya sebagai seorang wanita apakah tidak?

Banyak para kaum perempuan dalam menonjolkan kecantikan tanpa mengindahkan lagi sifat dasarnya sebagai seorang perempuan yang seharusnya memiliki rasa malu. Hingga berdandan tak lagi mencerminkan tabiatnya sebagai seorang perempuan. Bahkan hal tersebut dihadapkan di khalayak publik. Padahal Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

الْحَيَاءُ مِنَ الإيمَانِ”

"Malu sebagian dari iman"

Mirisnya, pemerintah hadir bukan untuk memberikan solusi kepada masyarakat di mana para perempuan saat ini terlilit dengan segudang permasalahan yang mendera mereka. Pemerintah malah menyuguhkan sesuatu yang bisa saja menambah persoalan hidup mereka seperti kegiatan Beauty Training tersebut.

Sistem sekuler kapitalisme kian menyeret kaum perempuan upaya ke arah feminisme gender yang syarat kepentingan. Kepentingan yang memang sudah dibentuk kaum sekuler liberal. Maka tak heran jika perempuan selalu dilibatkan dalam hal tersebut karena dianggap perempuan bisa menghasilkan cuan Apalagi kebebasan bertingkah laku memang lahir dari sistem sekuler kapitalisme yang semata-mata berdasarkan asas manfaat.

Dalam Islam, kecantikan  atau berpenampilan menarik baik itu di dalam ranah pribadi maupun ketika beraktivitas di luar rumah adalah sesuatu yang wajar dan perlu. Namun perlu digarisbawahi, kecantikan seperti apa yang seharusnya patut oleh perempuan itu sendiri?

Apalagi semua itu diatur di dalam Islam apalagi ketika beraktivitas di luar rumah. 

Islam memandang perempuan adalah suatu kehormatan yang harus dijaga. Seorang perempuan juga tidak dibebaskan keluar rumah tanpa menutup aurat. Perintah untuk menutup aurat sudah sangat jelas ada dalam Al-Qur'an surat Al-Ahzab ayat 59:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ۚ

“Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.”

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ

“Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya.” (QS. An-Nur: 31)

Perempuan juga dilarang tabaruj dalam arti tidak dibenarkan berhias berlebih-lebihan ketika keluar rumah.
Perintah untuk tidak tabaruj tertera dalam Al-Qur'an Surah Al-Ahzab ayat 33:

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ ٱلْجَٰهِلِيَّةِ ٱلْأُولَىٰۖ وَأَقِمْنَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتِينَ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِعْنَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓۚ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ ٱلۡرِّجۡسَ أَهۡلَ ٱلۡبَيۡتِ وَيُطَهِّرَكُمۡ تَطۡهِيرًا ﴿٣٣﴾)

yang artinya: "Dan tetaplah di rumahmu serta janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah dahulu, dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat, dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya".

Sementara untuk mempercantik diri untuk suami mereka itulah yang dianjurkan di dalam islam. Sebagaimana hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang artinya:

"Sebaik-baik isteri ialah yang engkau senang jika melihatnya, taat jika engkau perintah dan menjaga dirinya dan hartamu di saat engkau pergi. (HR.Ath-Thabrani)

Karenanya, Islam sudah sedemikian rupa memberikan aturan bagaimana seharusnya perempuan berada baik dalam ranah pribadi maupun ketika diluar rumah. Perempuan dalam sistem Islam akan senantiasa dilindungi dan bukan dijadikan ajang bisnis demi meraih keuntungan oleh segelintir orang. Sistem Islam yaitu Khilafah menolak dan bahkan melarang adanya upaya kapitalisme liberal dari segala bentuk aktivitas yang menjadikan perempuan sebagai objek komoditas dan merendahkan martabat perempuan itu sendiri.

Karena itu negara lah yang berupaya meriayah segenap warganya khususnya kaum perempuan dari penyelewengan yang ditetapkan dalam syariah. Sebagaimana hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang berbunyi:

إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

“Sesungguhnya seorang imam itu (laksana) perisai. Dia akan dijadikan perisai, dimana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu umat Islam harus menyadari pentingnya berada dalam sebuah naungan sistem Islam yang akan menyelamatkannya manusia dari bentuk pelanggaran syariat IsIam, khususnya perempuan. Dan tentunya harus ada persatuan dan perjuangan umat Islam agar sistem Islam itu dapat terwujudkan
Yaitu dengan ada dalam barisan pejuang Islam Kaffah.

Wallahu a'lam bish shawab


Share this article via

0 Shares

0 Comment