| 184 Views
Ditangan Gen-Z Harapan Perubahan Hakiki Islam Kaffah

Oleh : Tengku Hara Marsyitah, S.Pi
Gen-Z Terpapar Midlife Crisis
Gen-Z atau Generasi Z adalah generasi yang lahir antara tahun 1997-2012 atau saat ini mereka sedang berusia 13-28 tahun. Angka umur tersebut menunjukkan bahwa mereka masih sangat produktif, bisa dikatakan mereka adalah masa depan negara kita dan saat ini Indonesia di dominasi oleh Generasi Z.
Namun, belakangan ini fakta mengungkapkan kebalikannya, bahwa Gen-Z atau Generasi Z sedang menghadapi krisis paruh baya *_(midlife crisis)_* lebih awal dari seharusnya. Sebanyak 38% Gen-Z mengalami krisis paruh baya, salah satu penyebabnya adalah karena tekanan finansial yang luar biasa. (Lifestyle.Okezone.Com, 18/01/2025)
Hal tersebut dibenarkan oleh pendapat seorang Ahli Bedah Umum dari Amerika Serikat, Dr Viviek Murthy tentang survei kesejahteraan global yang menemukan bahwa Gen-Z atau generasi dengan usia 13-28 tahun semakin kurang bahagia dibandingkan generasi yang lebih tua diatasnya. (Daily Mail, 17/01/2025)
Sementara itu Raymond Chin, seorang pengusaha muda yang juga merupakan CEO sekaligus pendiri dari platform Ternak Uang dan hampir 99% karyawannya adalah Gen-Z. Beliau mengungkapkan ada tiga kelemahan fatal yang ditemukan pada karyawan Generasi Z (Gen Z), yang pertama yaitu sikap sensitif dan mudah baper. Kedua, sikap naif akibat paparan sosial media sehingga mereka menelan mentah-mentah apa yang dilihatnya di sosial media, dan yang ketiga adalah Generasi Z dengan mentalitas instan. Berbeda hal dengan generasi sebelumnya yang harus melalui proses lebih panjang untuk mendapatkan informasi atau mencapai tujuan. (VivaBandung.com, 12/01/2025)
Nasib Gen-Z ditangan Kapitalis
Miris ? Iya, kondisi ini sangat miris. Bagaimana tidak, Gen-Z atau pemuda yang menjadi harapan perubahan masa depan kini dihadapi dengan berbagai macam persoalan. Gen Z harus disadarkan akan realita hari ini dan akar masalahnya.
Bahwa ini merupakan buah busuk dari penerapan sistem kapitalis dengan asas sekulernya. Menjauhkan paham agama dari kehidupan, menjauhkan agama untuk mengatur setiap pemikiran dan perbuatan masyarakatnya. Standar perbuatannya hanya materi dan manfaat bukan halal dan haram.
Hal itu tercermin pada sistem ekonomi kapitalistik, sistem politik demokrasi, sistem pendidikan yang mahal, dan sistem sosial liberal matrealistik. Semua sistem ini diciptakan untuk meraih materi sesuai keinginannya.
Perjuangan Gen-Zi untuk Perubahan Hakiki
Islam bukan hanya sekedar agama, tapi juga merupakan sistem yang mampu mengatur seluruh aspek kehidupan. Apakah itu menyangkut hubungan dengan Tuhannya, dirinya sendiri, dan sesama manusia lainnya.
Sistem Islam dengan asas akidah Islam yang akan menjadi pedoman seorang muslim dalam berfikir dan berprilaku, karena ideologi Islam yang telah melekat dalam diri kaum muslim. Sehingga mudah memahami akan hakekat kehidupan dengan tepat serta menyadari potensi dirinya.
Terutama Gen-Z dengan semangat yang masih membara di dalam dirinya. Setelah dia melek akan apa yang terjadi saat ini, maka wajib baginya terus berjuang, survive dalam situasi hari ini dengan landasan keimanan.
Cita-cita menjadi umat terbaik (Khoiru Ummah) harus menancap didalam jiwa Gen-Z, karena di tangan merekalah estafet kepemimpinan kelak akan berlanjut. Gen Z juga harus disadarkan akan kemuliaan orang-orang yang berjuang menerapkan kewajiban tersebut sehingga terdorong ikut menjadi bagian barisan pejuang kemuliaan Islam.
Menyadari bahwa menerapkan aturan Allah dalam sebuah sistem adalah kewajiban. Maka, dari itu Generasi Z harus mengambil posisi lebih, dalam berkontribusi memperjuangkan perubahan yang hakiki, yaitu Islam Kaffah melalui tegaknya Khilafah.
_WalLaahu a'lam bi ash-shawaab_