| 30 Views
Demi Panggung Politik: Para Petinggi BUMN yang Rela Mundur untuk Beraksi di Pilpres
CendekiaPos - Dalam pemandangan yang tak lazim, sejumlah petinggi komisaris perusahaan pelat merah mengambil langkah drastis dengan mundur dari jabatan mereka. Alasannya? Mereka memilih bergabung dalam tim kampanye nasional untuk mendukung calon presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres). Mari kita lihat siapa saja yang terlibat dalam drama politik ini:
-
Andi Gani Nena Wea: Mantan presiden komisaris PT PP (Persero), yang kini fokus sebagai Wakil Ketua Umum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
-
Eko Sulistyo: Bekas komisaris PT PLN (Persero), yang sekarang beralih menjadi Wakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud.
-
Anggawira: Mantan presiden komisaris PT Krakatau Pipe Industries (KPI), yang bergabung dengan Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) yang mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Rosan Roeslani: Tak hanya mundur sebagai wamen BUMN, ia juga melepaskan kursi wakil komisaris utama PT Pertamina (Persero).
-
Budiman Sudjatmiko: Setelah mengundurkan diri sebagai komisaris independen PT Perkebunan Nusantara V, ia menjadi anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
-
Arief Rosyid: Langkahnya meninggalkan jabatan komisaris PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk. (BRIS) setelah menjadi Komandan Pemilih Muda Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.
-
Abdi Negara Nurdin: Gitaris grup band Slank, Abdi Negara alias Abdee, yang sebelumnya menjabat sebagai Komisaris PT Telkom Indonesia, mundur setelah mendeklarasikan dukungannya untuk pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
-
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok: Komisaris PT Pertamina (Persero), yang mundur karena ingin fokus pada kampanye pasangan calon presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Langkah-langkah dramatis ini memperlihatkan betapa kuatnya panggilan politik di kalangan petinggi BUMN, bahkan sampai mengorbankan posisi mereka dalam perusahaan-perusahaan besar tersebut. Apakah keputusan mereka akan membuahkan hasil di pentas politik, hanya waktu yang akan menjawab. Tapi satu yang pasti, mereka telah memilih untuk bergabung dalam pertarungan yang penuh risiko ini demi keyakinan politik mereka.