| 27 Views

Dalam Sistem Kapitalisme Pemerintah Tidak Sepenuh Hati Mensejahterakan Guru

Oleh : Suci
Aktivis Dakwah

Heboh soal tunjangan tambahan (tuta) guru di coret dari APBD 2025 Banten. Kabar ini membuat banyak guru merasa terancam hidupnya. Guru berusaha melakukan beberapa upaya untuk dapat mengembalikan cair nya tuta guru tersebut, bahkan ada yang merencanakan turun ke jalan.

Ratusan guru di Banten yang terhimpun dalam solidaritas guru Banten melakukan aksi tersebut untuk meminta keadilan atas dihilangkannya tunjangan tambahan (tuta) dan tunjangan kinerja (Tukin). Aksi itu menunjukkan kekecewaan guru terhadap kebijakan yang ada yang di anggap tidak memihak nasib guru serta tidak mengganggap kesejahteraan guru sebagai prioritas.

Sebenarnya, kondisi ini tidak hanya terjadi di Banten tapi juga banyak di berbagai daerah lain nya termasuk Indonesia. Ketidakadilan di berbagai daerah bisa di lihat dari besaran tuta yang berbeda-beda di setiap daerah. Begitu juga Tukin, juga memiliki besaran yang bervariatif sesuai kebijakan masing- masing daerah.

Sungguh, kejadian ini adalah gambaran nasib guru dalam sistem Kapitalisme hari ini yang tidak mendapatkan kesejahteraan hakiki. Negara tanpak setengah hati memberikan kesejahteraan guru, bahkan sangat timpang di bandingkan dengan pagawai dari dinas lainnya. Terkadang pula, guru malah menerima nyinyiran masyarakat yang menganggap guru memiliki gaji besar dengan pekerjaan yang remeh. Alhasil, ini adalah PR besar bagi pemerintah daerah dan pusat, selain Profesi guru yang masih di pandang sebelah mata.

Pemenuhan kesejahteraan ini tentu membutuhkan perhatian serius dari pemerintah sebab penggajian guru erat dengan ketersediaan sumber dana negara. Saat ini, pengelolaan negara untuk sektor pendidikan yang menyerap 20 persen anggaran negara dinilai belum mampu memberikan keadilan kesejahteraan kepada para guru.

Sudah seharusnya pemerintah menjadikan kesejahteraan guru sebagai prioritas utama. Guru adalah tulang punggung pendidikan yang mendidik generasi unggul dan berkualitas, Bagimana guru bisa fokus mendidik anak didik jika pikiran mereka masih bercabang mencari sampingan? Apalagi biaya hidup hari ini makin besar.

Demikianlah, kebijakan ini lahir karena guru dianggap sama sebagaimana profesi lainnya, yakni sekedar berkerja. Di sisi lain, negara tidak sepenuhnya mengurusi pendidikan, melainkan turut menyerahkan kepada pihak swasta. Belum lagi keuangan dalam sistem Kapitalisme yang banyak menggantungkan kepada utang sehingga gaji besar dirasakan membebani negara.

Sangat berbeda dengan sistem islam.sistem  Islam menyejahterakan guru, dan dalam Islam guru sangat dihargai dan dihormati, Guru memiliki peran strategis dalam membina generasi dan memajukan peradaban bangsa.

Negara dengan sistem Islam akan mampu memberikan gaji tinggi kepada guru karena negara memiliki sumber pemasukan yang beragam dan dalam jumlah besar. Hal ini tidak dapat dilepaskan dengan sistem ekonomi Islam yang menentukan beragam sumber pemasukan, termasuk dari pengelolaan SDA yang dalam Islam yang merupakan kepemilikan umum yang diolah negara.

Sudah saatnya kini kita beralih kepada sistem yang kufur saat ini, kembali kepada sistem yang sangat sohih  yang berasal dari Allah SWT yang bisa memberikan keadilan kepada umat manusia. Dan Islam adalah rahmatan bagi seluruh alam.

Wallahu alam bisawwab.


Share this article via

27 Shares

0 Comment