| 161 Views

Bill Gates Bahas Ancaman Perubahan Iklim dan Peran Indonesia

CendekiaPos - Dalam unggahan terbarunya di blog pribadi, Bill Gates menyoroti isu perubahan iklim yang ia sebut sebagai "tanda-tanda kiamat" yang semakin mendekat, dengan memberi perhatian khusus pada peran Indonesia. Pendiri Microsoft ini menggali lebih dalam tentang bagaimana aktivitas produksi lemak hewan dan tumbuhan, termasuk minyak sawit, berkontribusi secara signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.

Keterkaitan Produksi Lemak dengan Perubahan Iklim

Menurut Gates, produksi lemak menyumbang sekitar 7% dari total 51 miliar ton gas rumah kaca yang dilepaskan setiap tahun. Untuk mengatasi masalah ini, Gates menyoroti sebuah inovasi dari startup bernama Savor, yang telah menemukan cara untuk menciptakan lemak melalui proses yang menggabungkan karbondioksida dari udara dengan hidrogen dari air. Proses ini melibatkan pemanasan dan oksidasi yang menghasilkan asam untuk menciptakan formulasi lemak. Lemak sintetis ini, yang Gates juga investasikan, memiliki struktur molekuler yang mirip dengan lemak yang ditemukan di susu, keju, sapi, dan minyak nabati.

Dampak Minyak Sawit terhadap Lingkungan

Lebih lanjut, Gates membahas dampak ekologis dari produksi minyak sawit, sebuah industri yang dominan di Malaysia dan Indonesia. Beliau menjelaskan bahwa kebanyakan pohon sawit berasal dari Afrika Barat dan Tengah, namun mereka banyak ditanam di wilayah ekuator yang berdampak pada penggundulan hutan tropis. Kegiatan ini, termasuk pembakaran hutan, berkontribusi signifikan terhadap peningkatan emisi dan pemanasan global.

Pada tahun 2018 saja, kehancuran di Malaysia dan Indonesia akibat deforestasi dan praktek perkebunan sawit menyumbang sekitar 1,4% dari total emisi global. Angka ini, menurut Gates, lebih besar daripada total emisi dari negara bagian California dan hampir sebanding dengan emisi dari industri penerbangan global.

Upaya Penggantian Minyak Sawit

Meskipun minyak sawit adalah komoditas yang murah dan banyak digunakan, dampak lingkungannya membuat banyak perusahaan mencari alternatif yang lebih berkelanjutan. Salah satunya adalah C16 Biosciences yang menggunakan fermentasi mikroba ragi liar, sebuah proses yang tidak hanya ramah lingkungan tapi juga tidak menghasilkan emisi.

Pesan dari Gates

Dalam blognya, Gates mengingatkan kita tentang pentingnya inovasi dan adaptasi dalam praktik industri untuk mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan. Ia menegaskan bahwa meskipun tanda-tanda perubahan iklim semakin jelas dan dekat, ada langkah-langkah konkret yang bisa diambil untuk memitigasi dampak tersebut.

Postingan Gates adalah sebuah panggilan bagi dunia untuk mengakui dan bertindak terhadap tantangan yang kita hadapi dengan perubahan iklim. Dengan menggabungkan teknologi, inovasi, dan kerjasama global, kita dapat mencari solusi untuk melindungi planet ini untuk generasi yang akan datang.

(C10)


Share this article via

34 Shares

0 Comment