| 43 Views
Bebaskan Gaza Dari Belenggu Zionis Dengan Kebangkitan Islam

Oleh: Susi Ummu Musa
Kasus Gaza bukan sebuah film yang berepisode melainkan sebuah fakta penindasan yang terpelihara tanpa ada titik ditengah sistem Nasionalis, Tersekat sekatnya negara bangsa menjadikan beban bagi suatu negri untuk bersatu melawan zionisme.
Bak patung yang hanya diam melihat kekejian yang dilakukan zionis hingga darah yang berserakan ditanah para nabi umat islam menangisi dengan sesak, selama bertahun-tahun mereka hidup dalam bayang bayang kekhawatiran namun tidak dengan iman mereka.
Satu persatu barisan mayat terbujur berbungkus kain kafan, tangisan anak anak yang mencari dimana ayah ibu mereka nyaring terdengar meski terlihat dalam vidio, reaksi kita hanya bisa menyeka air mata penuh sesak sembari berdoa untuk mereka.
Jangan bicara seberapa besar kesabaran mereka tapi bicara lah tentang akhir dari semua ini, hingga tak ada lagi tangis dan air mata menahan lapar dan dahaga. Konflik Israel dan Palestina masih terus berlangsung sampai hari ini jika dihitung sejak 1917 silam, maka Konflik Israel dan Palestina sudah berlangsung selama 75 tahun.
Dilansir KOMPAS.com - Konflik Israel dan Palestina pertama kali terjadi pada 1917 yang ditandai dengan dikeluarkannya Deklarasi Balfour. Deklarasi Balfour ini ditujukan kepada tokoh Yahudi Inggris, Lord Lionel Walter Rothschild, yang juga merupakan pendukung kuat gerakan Zionisme.
Gerakan Zionisme adalah sebuah cita-cita atau ideologi yang menginginkan adanya tanah air bagi orang Yahudi di Palestina. Secara garis besar, inti isi Deklarasi Balfour adalah memberikan dukungan dari Pemerintah Britania Raya terhadap berdirinya tanah air bagi bangsa Yahudi di Palestina.
Namun ternyata, deklarasi ini justru semakin memicu ketidakpuasan di kalangan penduduk Palestina. Alhasil, terjadilah Konflik Israel dan Palestina. Tentu ini tidak bisa dibiarkan perlahan lahan kelompok Yahudi merampas tanah kaum Muslim dengan cara keji, warga Gaza diusir, ditembaki, perempuan Gaza diperkosa, anak-anak dibunuh dengan rudal rudal mematikan, pemukiman mereka dibom hingga luluh lantak, rumah sakit juga ikut dihancurkan hingga tersisa puing bangunan saja.
Hingga peristiwa serangan 7 Oktober 2023 yang berhasil dilakukan pasukan Hamas menembus batas Zionis, hingga hari ini serangan balasan tak terkendali memakan korban rakyat sipil Gaza Palestine Setidaknya 57.762 warga Palestina telah tewas dalam perang genosida Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023, ungkap Kementerian Kesehatan Palestina pada hari Kamis (10/07/2025). Belum lagi jumlah korban terluka parah dan hilang sudah lebih dari ribuan orang.
Berbagai upaya yang dilakukan para petinggi negara dengan rapat dan perundingan nyatanya sampai detik ini tidak akan pernah bisa berhasil. Diamnya para penguasa Arab membuktikan bahwa mereka adalah penjilat kekuasaan, hati nurani telah mati seperti matinya hewan peliharaan mereka tega dan membiarkan saudara seaqidahnya kelaparan padahal jarak mereka berdekatan.
Akibat serangan yang bertubi tubi diluncurkan Zionis semakin membuka mata dunia bahwa ini adalah genosida, kejahatan kemanusiaan ini harus segera dihentikan dari 142 negara mendukung Palestina.
Seperti diberitakan dari Jakarta, CNBC Indonesia - Prancis akan secara resmi mengaku negara Palestina di Sidang Umum PBB September. Hal ini ditegaskan Presiden Emmanuel Macron dalam pengumuman Kamis waktu setempat.
Langkah ini menambah jumlah negeri yang mengakui atau berencana untuk mengakui negara Palestina menjadi 142 negara. Israel dan Amerika Serikat (AS) sendiri merupakan dua negara yang menentang.
Mengutip AFP, Prancis menjadi kekuatan Eropa paling signifikan yang mengakui negara Palestina. Prancis juga menjadi yang pertama di antara negara-negara demokrasi kaya G7 yang melakukannya.
Tapi bagaimana reaksi dunia? Berikut rangkuman CNBC Indonesia, Jumat (25/7/2025).
-Spanyol
PM Spanyol Pedro Sanchez, yang negaranya telah mengakui kenegaraan Palestina, menyambut baik pengumuman Macron. Ia mengatakan Prancis dan Spanyol harus melindungi apa yang coba dihancurkan Netanyahu.
"Solusi dua negara adalah satu-satunya solusi," kata pemimpin Sosialis dan kritikus vokal serangan Israel di Gaza.
-Arab Saudi
Kementerian Luar Negeri Saudi menyambut baik keputusan Macron. Negara itu mengatakan hal ini bersejarah.
"Kerajaan menegaskan kembali seruannya kepada semua negara yang belum mengakui Negara Palestina untuk mengambil langkah positif serupa dan mengambil posisi serius yang mendukung perdamaian dan hak-hak sah rakyat Palestina," jelasnya.
-Yordania
Kementerian Luar Negeri Yordania menyatakan apresiasinya atas keputusan Macron. Ini dikatakan sebagai langkah yang benar.
"Merupakan langkah ke arah yang benar menuju terwujudnya solusi dua negara dan berakhirnya pendudukan," ujar juru bicara kementerian, Sufian Qudah, dalam sebuah pernyataan.
Dari hasil keputusan negara diatas ini Jelas keliru karena menjadikan solusi dua negara sama artinya mengakui keberadaan israel, sejarah telah mencatat bahwa israel hanyalah penumpang yang licik.
dalam Syariah Islam, mengakui eksistensi penjajah zionis adalah haram. Zionis telah berjuang, merampas dan menjajah Palestina yang statusnya adalah tanah kharajiyah (tanah yang dimiliki kaum Muslim yang diperoleh dari jalan jihad). Bagaimana mungkin antara raja dan penjajah hidup berdampingan? Ibarat rumah kita dirampok dan dirampas oleh lingkungan, tetangga kita mengatakan: kalian hidup saja berdampingan biar masalah selesai Ini adalah solusi dungu dan tidak masuk akal Perampok dan perampas harus diusir dari rumah kita. Satu kata untuk penjajah: Usir!
Apa yang terjadi di Palestina ini menyadarkan kita bahwa umat ini harus bersatu. Umat ini harus memiliki pelindung dan pemimpin yang satu Berjuang dalam satu komando. Sekat-sekat imajinasi negara buatan penjajah, berupa paham nasionalisme, telah menjadikan umat ini lemah dan tercerai-berai. Mengharapkan pertolongan PBB dan negara-negara kafir Barat adalah ilusi dan mustahil. Pasalnya, mereka adalah bagian dari pembuat masalah di Palestina.
Karena itu umat memang membutuhkan seorang khalifah, pemimpin kaum Muslim sedunia. Rasulullah saw. telah bersabda:
إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
Imam (Khalifah) adalah perisai, di belakang dia kaum Muslim yang berdiri dan berlindung (HR al-Bukhari Muslim).
Sudah saatnya umat bangkit dari keterpurukan ini, adanya kelompok dakwah Islam kaffah menjadikan kita terus aktif memperjuangkan syariat islam untuk diterapkan di muka bumi.
Wallahu a lam bissawab