| 58 Views

Bangkitlah Umat Islam! Jawablah Tangis Anak-anak Gaza

Oleh : Ummu Saibah
Sahabat Cendikia pos

Sejak pemberlakuan gencatan senjata mulai 19 Januari 2025, penjajah Israel telah melakukan berbagai aksi pelanggaran sehingga menimbulkan korban tewas maupun terluka pada pihak Palestina. Aksi ini tentu saja memicu amarah penduduk dunia. 

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengatakan sedikitnya seratus anak telah terbunuh dan terluka setiap hari di Gaza sejak pelanggaran Gencatan senjata 18 Maret lalu. Sementara menurut data UNICEF sedikitnya 322 anak dilaporkan tewas. Perwakilan Hamas pun menyatakan bahwa 1.100 anak telah ditahan oleh tentara Israel sejak 7 Oktober 2023 sedangkan sebanyak 39.000 anak lainnya kehilangan salah satu atau kedua orang tua mereka sehingga menjadi yatim piatu. Pihak HAM Palestina dan Israel juga melaporkan bahwa, sebanyak 350 anak-anak ditahan di penjara-penjara israel dalam kondisi yang keras.(Erakini.id 5-4-2025)

Akankah Kita Terus Abai terhadap Derita Anak-anak Gaza

Berseliweran di dunia maya kondisi anak-anak Gaza korban kebiadaban penjajah zionis. Sungguh memilukan keadaan mereka, ada anak-anak yang meninggal dengan tubuh terpisah dari kepalanya, ada yang tubuhnya terpotong-potong bahkan terbakar. Ada anak-anak yang selamat dari reruntuhan tetapi dengan luka-luka yang harus dijahit tanpa anastesi atau bagian tubuhnya harus diamputasi juga tanpa anastesi, tidak terbayangkan rasa sakit yang harus ditanggung tubuh-tubuh mungil mereka. Belum lagi beban trauma yang harus mereka derita, akibat kondisi peperangan, kesedihan yang mendalam karena kehilangan orang-orang yang mereka cintai. Banyak diantara mereka harus bertahan hidup sendiri tanpa sanak saudara, banyak juga yang harus menanggung kehidupan adik-adiknya.

Kondisi anak-anak Gaza sangat mengenaskan. Bisa kita saksikan perjuangan mereka, badan mereka yang kurus dan lelah harus berjalan menempuh jarak yang sangat jauh ke pengungsian, terseok-seok mencari air untuk minum, berdesak-desakan dengan orang dewasa untuk mendapatkan sesuap makanan, tidur di tenda-tenda pengungsian, di reruntuhan bangunan ataupun di tempat terbuka tanpa alas dan selimut.

Penderitaan mereka seperti sebuah adegan film, hanya sebagai tontonan dunia. Sangat ironis memang padahal dunia memiliki PBB sebagai penjaga perdamaian dunia. Walaupun sudah banyak lembaga-lembaga kemanusiaan dikirim untuk membantu para pengungsi seperti UNRWA dan UNHCR sebagai lembaga yang menangani permasalahan pengungsi, juga UNICEF sebagai lembaga yang menangani masalah perlindungan anak, mereka selalu menyuarakan pemenuhan hak-hak anak. Namun kerja keras para relawan di lapangan, kesaksian mereka atas kejamnya genosida dan seruan-seruan mereka untuk mengakhiri genosida seperti tidak terdengar oleh negara-negara penggagas PBB, yaitu para pemilik hak Veto seperti Amerika untuk menghentikan dukungan mereka kepada penjajah zionis.

Fakta ini membuktikan bahwa lembaga-lembaga internasional yang lahir dari sistem kapitalis sejatinya bergerak berdasarkan kepentingan-kepentingan para penggagas kapitalisme itu sendiri. Kebenaran ini seharusnya menyadarkan kaum muslimin bahwa sejatinya lembaga-lembaga internasional berada di bawah kendali sistem kapitalis yang pastinya tidak akan membela kepentingan kaum muslimin. Ini berarti menyandarkan harapan kepada mereka atas penyelesaian genosida yang terjadi di Palestina atau permasalahan-permasalahan kaum muslimin pada umumnya adalah kesia-siaan belaka.

Persatuan Umat Islam, Harapan bagi Anak-anak Gaza

Rasulullah Saw telah menggambarkan keadaan umat Islam saat ini, Rasulullah Saw bersabda: “Hampir-hampir bangsa-bangsa (kafir) saling mengajak untuk memerangi kalian, sebagaimana orang-orang yang akan makan saling mengajak menuju piring besar mereka”.

Seorang sahabat bertanya: “Apakah disebabkan dari sedikitnya kita pada hari itu?” Beliau menjawab: “Tidak, bahkan pada hari itu kalian banyak, tetapi kalian buih, seperti buih di lautan. Dan Allah akan menghilangkan rasa gentar dari dada musuh terhadap kalian. Dan Allah akan menimpakan wahn (kelemahan) di dalam hati kalian”

Seorang sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah wahn itu?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Cinta dunia dan takut menghadapi kematian.” (HR. Abu Dawud no. 4297)

Keadaan yang digambarkan di dalam hadis tersebut sangat relevan dengan keadaan sekarang ini. Permasalahan Palestina merupakan salah satu bukti bahwa orang-orang kafir bersekutu untuk memerangi umat islam. Oleh karena itu perlu  dipahami bahwa permasalahan palestina adalah permasalahan seluruh umat Islam, bukan hanya orang-orang Palestina saja. Karena selain saudara-saudari kita di Palestina sedang dizolimi, wilayah Palestina juga merupakan tanah kharajiyah yaitu tanah milik kaum muslimin sejak difutuhat oleh Khalifah Umar bin Khattab Ra. Alasan lainnya adalah keberadaan masjidil Aqsa yang merupakan kiblat pertama umat Islam, bahkan merupakan salah satu dari tiga masjid yang memilikinya keistimewaan jika beribadah di dalamnya.

Umat Islam perlu kembali meniti sejarah yaitu pada masa _the golden age_ atau era kekhilafahan yang berlangsung hampir 1400 tahun. Walaupun dalam masa itu terjadi pasang surut kejayaan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa ketika berada dalam satu kepemimpinan umat Islam tidak terkalahkan,  bahkan ditakuti oleh musuh-musuh Islam.

Bagi Umat Islam khalifah atau pemimpin kekhilafan berfungsi sebagai raa'in atau pengurus urusan umat dan junnah atau perisai yang melindungi umat Islam. Hal ini telah disampaikan oleh Rasulullah Saw:

“Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR al-Bukhari) 

"Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll)

Sehingga keberadaan seorang pemimpin atau Khalifah sama pentingnya dengan keberadaan khilafah. Seorang Khalifah lah yang akan menyatukan umat Islam dalam satu kekuatan dan menyerukan jihad guna membela kaum muslimin yang teraniaya dimanapun mereka berada. Terlebih lagi Khilafah terbukti selama belasan abad menjadi benteng pelindung yang aman dan memberikan support sistem terbaik bagi tumbuh kembang anak sehingga mereka bisa menjadi generasi cemerlang membangun peradaban emas dari masa ke masa.

Namun hal itu hanya akan menjadi impian saja, tidak akan berdiri kekhilafahan selama umat Islam masih terpecah-pecah dalam kungkungan nasionalisme. Setiap muslim wajib terlibat dalam memperjuangkan kembalinya khilafah agar mereka mempunyai hujah bahwa mereka tidak diam berpangku tangan melihat anak-anak Gaza dan orang tua mereka dibantai oleh zionis dan sekutu-sekutunya.

Persoalan anak-anak Gaza akan selesai ketika persoalan Palestina juga terselesaikan dengan tuntas dan hanya umat Islam lah yang bisa menyelesaikan permasalahannya ini dengan jihad dan persatuan umat dalam satu kepemimpinan. 

Wallahu a'lam Bishawab.


Share this article via

38 Shares

0 Comment