| 17 Views

Antara Derita Palestina Dan Kebangkitan Umat

Oleh : Kiki Puspita

Warga Palestina tak henti-hentinya mengalami penderitaan hingga saat ini. Jumlah korban tewas Palestina di Jalur Gaza meningkat menjadi 56.412 orang, dengan 133.054 orang lainnya terluka sejak pecahnya konflik antara Hamas dan Israel pada 7 Oktober 2023, hal ini di sampaikan otoritas kesehatan Gaza pada hari sabtu (28/6). (Jakarta, CNBC Indonesia).

Dalam 24 jam terakhir, serangan Israel merenggut 81 nyawa warga Palestina dan menyebabkan 422 orang lainnya terluka. Ditengah kondisi masyarakat yang memprihatinkan, para penguasa muslim justru melakukan pengkhianatan kepada warga Gaza. Perang Iran justru makin menunjukan tidak satupun penguasa muslim yang benar-benar menolong warga Gaza.

Tipu daya Presiden AS Donald Trump dan Perdana Mentri Israel Benjamin Netanyahu yang pada awalnya menyepakati rencana gencatan senjata di Gaza dalam dua pekan pada Kamis (26-6-2025), ternyata hanya bertujuan untuk melakukan percepatan perjanjian dengan negara-negara Arab, sebagai bagian dari perluasan Abraham Accords.

Abraham Accords merupakan serangakaian perjanjian bilateral antara entitas yahudi dengan negara-negara Arab dan Muslim, yaitu  Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, Sudan, dan Suriah. Teks perjanjian tersebut menyebutkan bahwa negara muslim yang menandatanganinya akan membangun hubungan diplomatik dengan Israel dan mengakhiri radikalisasi dan konflik. Inti dari Abraham Accords ini adalah untuk menormalisasi hubungan negara-negara Arab dan muslim dengan entitas zionis yahudi dan perlemahan perlawanan mujahid.

Sungguh para penguasa muslim telah menunjukan pengkhianatan yang nyata terhadap warga Gaza. Warga Gaza yang sedang menderita akibat genosida zionis yahudi, para penguasa di negeri muslim mala membuat kesepakatan dengan zionis untuk menormalisasi kejahatan yang mereka lakukan.

Perang Iran dan Israel, yang katanya Iran membela Palestina ternyata itu bukan untuk membela warga Gaza. Perang itu hanya untuk kepentingan Iran sendiri. Semua negara muslim pura-pura mendukung Palestina, namun faktanya mereka justru membiarkan warga Palestina di genosida tanpa memberikan pertolongan sedikit pun kepada warga Gaza.

Kezaliman zionis yahudi terhadap warga Palestina harusnya dilawan dengan jihad, bukan dengan membuat perjanjian omong kosong dengan para kafir Barat. Sebagaimana Rasulullah  saw. bersabda, '' Kalian memerangi orang-orang Yahudi hingga mereka berlarian dan bersembunyi di balik pepohonan dan bebatuan.'' (HR Bukhari dan Muslim).

Sebagaimana juga di sebutkan dalam HR Ath- Thabrani, Rasulullah saw bersabda,'' Sesungguhnya sebaik-baik jihad kalian adalah ribath ( berjaga di perbatasan) dan sebaik-baik ribath adalah di Asqalan /sebuah wilayah di Gaza.''

Berdasarkan hadits ini, tentu umat Islam tidak boleh tertipu lagi dengan narasi Barat untuk menyelesaikan konflik yang di Gaza. Upaya-upaya mereka untuk mewujudkan solusi dua negara bagi Palestina dan Zionis, justru mala semakin menjauhkan umat dari pembebasan terhadap hegemoni penjajahan zionis.

Perlu kita sadari bersama, solusi segala problematika umat saat ini dan permasalahan di Gaza hanya dapat di selesaikan dengan adanya sistem Islam yang berdiri dalam satu komando, yaitu hadirnya Khilafah. Dengan adanya sistem Islam dalam komando Khilafah akan membebaskan Palestina dengan jihad.

Khilafah akan membebaskan Palestina dengan cara menyatukan negeri-negeri muslim dan memerintahkan untuk jihad akbar dengan mengerahkan militer beserta alat dan persenjataan lengkap, sampai Palestina benar-benar lepas dari hegemoni zionis.

Umat Islam harus menyadari bahwa, kebangkitan umat dari kehinaan dan ketertindasan adalah akibat diterapkannya sistem kapitalisme sekuler, saatnya kita campakkan sistem kufur ini dan menggantinya dengan sistem Islam.

Wallahua'lam bissawab.


Share this article via

14 Shares

0 Comment