| 288 Views
Ada Apa dibalik Pembangunan Pesantren Jatidiri Bangsa di Kediri?

Oleh : Nofri S Hutasoit
Aktivis Dakwah
Pesantren Jatidiri Bangsa di Kediri, bertempat di Situs Persada Soekarno Ndalem Pojok, Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri."Romo Yohanes, salah satu Pimpinan Gereja Kristen Ortodok di Rusia mengapresiasi pembangunan Pesantren Jatidiri Bangsa ini, Dengan kehadiran tokoh agama dari Rusia semoga menjadi tanda Indonesia bakal menertibkan dunia," kata Ketua Harian Situs Persada Soekarno Ndalem Pojok Kediri, Kushartono, Minggu (3/11/2024).
Menurut ketua harian situs persada Soekarno Ndalem pojok Kediri ini, pendirian pesantren kebangsaan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran berbangsa dan kesadaran bernegara yang diprakarsai oleh Kyai Muhammad Muchtar Mujtaba Mu’thi. Oleh karena bangsa Indonesia ini ada dari berbagai penganut agama maka pesantren kebangsaan ini juga lintas agama.
Keberadaan Pesantren Jatidiri Bangsa ini juga mendapat respon positif dari Romo Yohanes salah satu Pimpinan Gereja Kristen Ortodok Rusia yang hadir dan melihat langsung proses pembelajaran di pesantren ini pada Sabtu (2/11/2024). https://www.rri.co.id/daerah/1094512/romo-yohanes-apresiasi-pembangunan-pesantren-jatidiri-bangsa-kediri
Romo merasa senang sekali didirikannya pesantren lintas agama ini karena acuannya Nasionalisme dan tak hanya pimpinan Gereja kristen ortodoks yg datang tapi juga Romo Salam Raharjo pemuka agama Hindu, Romo Wisnu Sugiman pemuka agama Katolik, Romo Pinandita Edi Sunyoto Pemuka agama Budha, Mangku Munandar Hindu dan Ki Bukori Kejawen.
Sebagaimana kita ketahui bahwasanya pesantren itu identik dengan Islam kan ya, nah sekarang muncul nih pesantren tetapi di dalamnya berbagai macam agama, kita yg sudah belajar Islam Insyaallah dididik dengan Islam kaffah pasti berfikiran, oh ini gak benar ini, kenapa kita bilang tidak benar ? Karena di dalam Islam kita diajari bahwasanya tidak ada pencampuran agama, agama yang benar itu hanyalah Islam, tidak ada yang lain.
Nah pembangunan pesantren lintas agama ini artinya selain muslim boleh masuk ke pesantren tersebut dan belajar di sana, pembukaan atau peresmiannya saja oleh pendeta , ya pastinya ide-ide yang dibawakan atau disampaikan adalah ide-ide yang menyesatkan yang tidak sesuai dengan Islam ataupun hukum syari'at.
Dalam syari'at kita tidak boleh mengatakan bahwa semua agama itu benar, karena agama yang benar itu hanyalah agama Islam, dan kita tidak boleh mengikut arus atau membenarkan pluralisme yaitu paham yang berlandaskan pada keberagaman atau pluralitas. Kata pluralisme berasal dari dua kata, yaitu plural yang berarti beragam dan isme yang berarti paham. Pluralisme bentuk pencampuran agama yang selayaknya kita tolak. Otomatis ide-ide turunannya seperti doa lintas agama, dialog antar agama, adalah salah dan tidak boleh diambil oleh umat Islam.
Kita harus memegang teguh bahwasanya Islam lah satu-satunya agama yang Allah Ridhoi, sementara agama yang lainnya walaupun itu bersumber dari Allah contohnya Yahudi, Nasrani, tetapi sekarang sudah dilencengkan oleh para pengikutnya itu salah.
Yang terjaga kemurniannya dan terjaga kesuciannya sampai saat ini hanyalah Islam. Pemahaman yang ditanamkan di pesantren Ini adalah ide yang sangat berbahaya untuk kaum muslim karena bisa menyesatkan dan membawa kaum muslimin itu sendiri kepada kemurtadan, ini tidak bisa dibiarkan dan ini juga harus ditolak , kenapa ? pastinya mereka yang selain Islam akan mengajarkan bahwasanya ada Tuhan selain Allah dan menganggap semua agama itu benar, sementara dalam Islam, Tuhan itu satu, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
Jika ada orang yang beragama Islam menganggap atau membiarkan bahwasanya semua agama itu benar berarti dia telah menyalahi ikrar dia kepada Allah yaitu syahadat. Syahadat adalah dua kalimat yang merupakan pernyataan kepercayaan dan pengakuan akan keesaan Allah dan Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya. Bunyi syahadat adalah "Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah" yang artinya "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah".
Syahadat merupakan rukun Islam yang pertama. Syahadat wajib diikrarkan dengan lisan dan dibenarkan dengan hati.
Maka secara otomatis dia keluar dari ke Islamannya, ikrar ini bukan hal yang main-main, pemahaman yang mereka usung yang ditanamkan di pesantren lintas agama ini bisa benar-benar bisa menyesatkan dan mengkafirkan, keluar dari Islam secara tidak langsung, pemahaman bahwasanya semua agama itu benar yang membuat dia keluar dari Islam. Jadi pembangunan pesantren lintas agama ini wajib ditolak.
Berbagai upaya yang mereka buat untuk masuk ke tubuh Islam dan berupaya untuk menghancurkan Islam, mereka mengusung ide-ide yang bertolak belakang dengan Islam, mulai dari pemahaman pluralisme, moderasi beragama, salam lintas agama dan sekarang pesantren lintas agama.
Moderasi beragama sejatinya mega proyek kafir Barat, sayang sekali pilot project kaum kafir ini dilaksanakan oleh kaum muslim sendiri. Proyek moderasi beragama adalah perang pemikiran untuk mematahkan Islam ideologis.
Moderasi beragama tidak hanya mengancam kehidupan beragama, tapi juga kian memadulkan Islam sebagai satu-satunya agama yang sempurna di sisi Allah. Alih-alih mempersatukan, gagasan ini justru berpotensi menimbulkan kekacauan dalam kehidupan beragama hingga bernegara.
Ditegaskan oleh Allah Taala di antaranya dalam ayat, “Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.” (QS Al-Baqarah [2]: 42).
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada tagut (setan) dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqarah [2]: 256).
“Katakanlah, ‘Hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.’” (QS Al-Kafirun [109]: 1—6).
“Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS Al-Bayyinah [98]: 5).
Serta sabda Rasulullah saw., “Sesungguhnya perkara halal itu sudah jelas dan perkara haram itu sudah jelas. Dan di antara keduanya ada perkara-perkara yang samar.” (Muttafaqun ‘alaih).
Mencampuradukkan ajaran Islam dengan agama selainnya seolah agar Islam tampil ramah dan menusantara. Namun, dengan tetap menampilkan Islam sebagaimana adanya, yakni selaku akidah yang lurus sekaligus agama yang diturunkan oleh Allah Taala kepada Rasulullah Muhammad saw., tidak dikurang-kurangi apalagi ditambah-tambahi.
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS Ali Imran [3]: 19).
Rasulullah saw. bersabda, “Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi dari Islam.” (HR Ad-Daruquthniy dan Baihaqi).
Islam adalah aturan yang paripurna, segala sesuatu ada aturannya. Ini menunjukkan bahwa Islam tidak bersumber dari manusia, melainkan datang dari Sang Pencipta, Allah Taala.
Penjagaan akidah adalah faktor penting dan mendasar bagi karakter umat Islam. Akidah Islam adalah modal besar bahkan bekal utama membangun peradaban shahih. Jika akidah ini tercemari ide-ide dari luar Islam, maka nasib umat Islam jelas di ambang kehancuran.
Karakter umat Islam sudah dijamin oleh Allah Taala sebagaimana dalam ayat, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS Ali Imran [3]: 110).
Akidah umat Islam mutlak membutuhkan peran negara yang juga menerapkan syariat Islam kafah, yakni Khilafah Islamiah. Penjagaan akidah dalam sistem sekuler hanyalah omong kosong belaka.
Untuk itu, umat Islam tidaklah membutuhkan ide selain dari Islam untuk tampil baik dan ramah. Hal ini karena karakter “umat terbaik” sudah dijamin langsung oleh Allah Taala. Adapun untuk tampil baik, ramah, bahkan toleran, syariat Islam dengan kesempurnaannya sudah memiliki tata caranya sendiri untuk mewujudkannya, sehingga tidak membutuhkan aturan dari luar Islam apalagi pencampuran agama dalam sebuah instansi bernama pesantren.
Wallahualam bissawab.