| 366 Views
Ada Apa di Bulan Agustus?

Oleh : Ina Ariani
Aktivis Muslimah Pekanbaru
Tidak terasa kita sudah masuk bulan Agustus. Bulan Agustus termasuk dalam penanggalan Masehi tepatnya 3 Agustus 2024. Dan kalau penanggalan Hijriyahnya, masyaallah tanpa terasa kita sudah dipenghujung yaitu 28 Muharram 1446 H lho.
Teman-teman ingat, di bulan Agustus ini ada moment apa saja ya? Ya, moment dimana negara republik Indonesia merayakan hari kemerdekaan. Tidak lain dan tidak bukan kemerdekaan itu adalah bonus dari Allah. Bonus yang diberikan pada Allah atas perjuangan pahlawan melawan penjajah Belanda, Jepang, dan antek-antek penjajah lainya. Yang ingin menguasai negeri Indonesia yang kaya raya. Hasil sumber daya alamnya melimpah, hijau dan subur, siapapun menginginkannya. Apalagi negeri ini letaknya sangat strategis.
Nah, bulan Agustus ini kalau penanggalan Hijriyahnya masuk bulan Safar. Safar adalah bulan kedua dalam penanggalan kamariah atau kalender Islam. Ada apa saja di bulan Safar? Dahulu masyarakat jahiliah di jazirah Arab menganggap Safar sebagai bulan sial. Namun, Islam menolak kepercayaan tersebut sebagaimana hadist dari Ibnu Mas'ud Ra., menjelaskan;
“Rasulullah Saw., berdiri kemudian bersabda, ‘Sesuatu tidak dapat menular kepada sesuatu yang lain.’ Lantas, berkatalah seorang Arab Badui, ‘Wahai Rasulullah, terkadang unta yang berkudis lalu dimasukkan dalam kandangnya kemudian menjalar ke seluruh unta?’ Maka Rasulullah saw., pun menjawab, ‘Lalu siapakah yang menjadikan unta pertama kudis? Tidak ada kesialan atau penyakit menular [dengan sendirinya], di bulan Safar, Allah telah menciptakan setiap yang bernyawa dan telah mencatat hidupnya, rezekinya, dan musibah-musibahnya,'"(HR Tirmidzi dalam Sunan no. 2143, hadis ini dinyatakan sahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir 2/1278). Jadi tidak ada bulan sial dalam Islam, semua bulan sama, tergantung orang menyikapi setiap hal.
Dalam Islam justru melihat Safar sebagai bulan kebahagiaan dan kemenangan. Karena di bulan Safar itu ada beberapa peristiwa yang membahagiakan yaitu pernikahan Rasulullah Saw dengan Khadijah binti Khuwailid. "Pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Khadijah RA merupakan salah satu kisah cinta yang paling agung dalam sejarah Islam." Dikutip dari Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri.
Selain itu ada peristiwa kemenangan kaum muslimin dalam Perang Abwa atau perang Waddan. Perang Waddan adalah perang pertama kaum muslimin, perang ini berlangsung di daerah Waddan atau Al Abwa, yang merupakan daerah antara Mekah dan Madinah yang berjarak 6 atau 8 mil.
Perang ini dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW, beliau bersama 70 orang Muhajirin berperang menghadang kafilah dagang Quraisy. Dalam perang ini tidak terjadi apa-apa, karena ada perjanjian damai antara kaum muslimin dengan kaum Quraisy.
"Surat perjanjian dari Muhammad, Rasul Allah dengan Bani Dhamrah. Sesungguhnya harta dan diri keamanannya mereka dijamin, dan mereka berhak mendapatkan pertolongan jika ada yang menyerang mereka, kecuali jika mereka memerangi agama Allah. Jika Nabi mengajak mereka agar memberi pertolongan, maka mereka harus memenuhinya."
Perang ini menunjukkan keberanian kaum muslimin, walau jumlah mereka tidak banyak. Tapi mereka mampu menakhlukkan dan menundukkan kesombongan orang-orang Quraisy.
Sementara di bulan Agustus ini juga pertama sekali aku merasakan kebahagian dan kesempurnaan menjadi seorang ibu. Tepatnya 24 tahun silam dikaruniai seorang anak laki-laki yang tampan nan salih kelak menjadi penakhluk kota Roma, Amin...
Nah inilah peristiwa yang ada dibulan agustus tepatnya bulan Safar, jadi semua bulan adalah baik dalam Islam tidak ada yang buruk atau sial. Tugas kita tetaplah menjadi insan yang baik hingga Allah meridai dan memantaskan kita sebagai umat terbaik.
“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah.”
Ada tiga syarat menjadi umat terbaik dalam Islam yaitu amar makruf, nahi munkar, dan beriman kepada Allah SWT.
“Siapa yang ingin meraih keistimewaan itu, hendaklah ia memenuhi syarat yang ditetapkan Allah Swt.” Hr. At -Thabarani
Wallahua'lam bishshawab***