| 27 Views

Ada Apa dengan Negara Tercinta Ku?

Oleh : Fanny

Negara tercinta kita Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja, dari mahalnya biaya untuk memenuhi kebutuhan, anak sekolah, kesehatan dll.

Itu semua tidak terlepas dari kebijakan penguasa saat ini. Masyarakat sudah mulai merasakan betapa sulit nya mencari nafkah dengan biaya hidup yang terus meningkat, adanya kesengajaan antara penguasa dan rakyat. Seperti yang terjadi baru-baru ini.

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Indonesia menambah anggaran 3jt/hari untuk tunjangan rumah dan beras 12jt/bulan, seperti yang dilansir di (cnnindonesia.com, 21/08/2025)

Yang disambut dengan dengan kesenangan dan berjoget, rakyat yang  melihat nya, ditambah dengan kondisi ekonomi rakyat yang saat ini sedang mengalami inflasi pasti merasakan kesenjangan yang begitu besar, jika dibandingkan dengan penghasilan rakyat Indonesia yang kurang lebih dikisaran 500rb-5jt perbulan, sangat jauh perbedaannya dengan anggaran DPR 3jt/hari.

Lalu bagaimana dengan rakyat yang menganggir atau hanya kerja serabutan setiap harinya, pasti akan sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan nya.

Dan puncak nya kemarahan rakyat ketika aspirasi nya tidak didengar yaitu melakukan demo, kekisruhan dimana-mana, bahkan sampai ada korban seorang pemuda yang bekerja sebagai ojol terlindas mobil brimob sampai meninggal.

Rakyat meminta untuk menggulingkan DPR saat ini. Karena bukan hanya masalah tambahan tunjangan akan tetapi semakin marak praktek korupsi yang dilakukan oleh penguasa sehingga anggaran APBN dibebankan kepada rakyat melalui pajak, bahkan sampai angka 76,3% pada tahun 2024.
Berharap dengan angka tersebut bisa mensejahterakan rakyat, akan tetapi rakyat masih belum merasakan kesejahteraan dari pajak yang diambil.

Jika APBN bisa dikelola dengan benar dan pengalokasian dengan tepat, maka saat ini rakyat tidak akan terlalu merasa kesulitan. Karena sistem saat ini yang menjadikan situasi tidak terkontrol.

Sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan, dimana aturan agama tidak dipakai dalam kehidupan dan berpolitik, yang jelas tidak bisa menyelesaikan masalah kehidupan masyarakat saat ini.

Pribadi yang mudah melanggar aturan agama adalah hasil dari jauhnya manusia dari agamanya.  Maka sudah menjadi hal biasa praktek korupsi banyak terjadi di sistem saat ini, karena hukuman nya pun tidak sampai pada titik jera untuk pelakunya, dan akan tercipta orang-orang yang melakukan korupsi kembali.

Dalam Islam penguasa adalah pelayan (raa’in) bagi rakyat. Ini berdasarkan sabda Rasulullah saw., “Imam (pemimpin) adalah raa’in (pelayan) dan dia bertanggung jawab atas rakyatnya.”(HR Bukhari dan Muslim).

Tugas penguasa adalah mengurus rakyat dan negara dari segala aspek, hingga terwujud kesejahteraan dan keamanan di tengah masyarakat.

pengelolaan uang negara dalam Islam seharusnya berfokus pada kesejahteraan rakyat melalui pengelolaan kekayaan alam dan sumber daya negara secara adil, tanpa membebani rakyat dengan pajak berlebihan atau utang yang memberatkan.

Politik APBN dalam Islam tidak bertumpu pada pajak dan utang. Pajak hanya ditarik jika baitulmal kosong itu pun sasarannya hanya orang kaya dari kalangan muslim. APBN Islam juga tidak mengenal skema defisit karena pos pemasukannya sangat banyak dan dikelola negara dengan penuh amanah dan profesional. Begitu pula pembelanjaannya diatur sedemikian sehingga seluruh urusan umat dan negara tertunaikan sesuai tuntutan syara.

Dengan adanya sistem islam pun akan menghasilkan prilaku takwa dab taat dan akan menghilangkan korupsi karena diberikan hukum yang berat jika korupsi dengan jumlah fantastis.

Oleh karena itu, penerapan syariat Islam kafah dalam naungan sistem politik Khilafah menjadi kunci kembalinya kemuliaan dan kesejahteraan umat yang tidak bisa diwujudkan dalam sistem sekuler kapitalisme seperti sekarang.

Selama belasan abad, umat Islam tampil sebagai negara adidaya sekaligus pemimpin peradaban. Semua ini membuktikan janji Allah dalam Al-Qur’an, “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.”


Share this article via

16 Shares

0 Comment