| 273 Views
Program Makan Siang Gratis kebahagiaan Semu Sesaat

Oleh : Ummu Alifia
Ibu Rumah Tangga
Kebijakan yang hanya berfokus pada isi perut belum tentu mengarahkan kualitas generasi pada standar hidup hakiki, serta ukuran halal dan haram bagi kehidupannya.
Tidak heran, cepat atau lambat program Makan Siang Gratis justru tidak ubahnya kebijakan yang menjadikan kebahagiaan semu sesaat.
JAKARTA, KOMPAS.com. Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan program Makan Siang Gratis untuk anak adalah bentuk investasi sumber daya manusia (SDM), serta untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dikutip Forum Keadilan, (15-04-2024)
Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, mengaku mengirim tim ke India untuk belajar mengenai Makan Siang Gratis yang sudah berjalan di negeri tersebut, sehingga nantinya program ini tidak membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara(APBN). Dikutip : www. keadilan.com (15-04-2024).
Bahkan pemerintah India telah memberlakukan makan siang gratis secara nasional sejak tahun 2001. Pada tahun 2023-2024 pemerintah India menjalankan program makan siang gratis dengan anggaran sekitar Rp 116 miliar Rupe atau Rp 21,77 triliun.
Perlu dipahami bahwa kualitas SDM tidak hanya dipengaruhi konsumsi makanan, akan tetapi banyak hal diantaranya adalah kurikulum yang diterapkan serta sistem ekonomi yang menopang pendidikan.
Bahkan terselenggaranya program ini masih jadi pertanyaan, mengingat besarnya peluang korupsi saat ini yang justru makin menjauhkan terwujudnya kesejahteraan.
Terwujudnya makan siang gratis tidak menjamin terpenuhinya akses pendidikan bagi seluruh warga negara. Apalagi dalam kehidupan yang diatur dalam sistem kapitalisme, bahwa pendidikan adalah barang mahal, yang hanya bisa diakses kalangan tertentu saja.
Ada faktor lain yang juga berperan, termasuk sistem ekonomi yang diterapkan, ditambah kualitas SDM tak hanya diukur dari kesehatan fisiknya tetapi juga mental anak.
Namun, penerapan sistem kapitalis yang berasaskan pemisahan agama dari kehidupan, telah menjadikan anak tidak memahami jati dirinya, mereka terbentuk menjadi generasi liberal, yang jauh dari pemahaman agama dan sangat mudah bermaksiat pada sang pencipta.
Ukuran kemuliaan hidup digambarkan hanya sebatas materi, mereka tak memahami hakikat kehidupan sebagai hamba Allah, sehingga mentalnya lemah ketika dihadapkan pada persoalan hidup. Mereka tak mampu menyelesaikannya dengan tuntas, bahkan cenderung mencari jalan pintas, seperti bunuh diri, dan sebagainya.
Sementara, semua ini tak ada kaitannya dengan makan siang gratis, yang sudah dicanangkan kepemimpinan baru negeri ini.
Banyaknya anak sekolah yang belum mampu mengakses kebutuhan pokok, berupa pangan yang mencukupi dan bergizi, sejatinya bukti gagalnya penguasa dalam menjamin kesejahteraan rakyatnya individu per individu.
Saat ini banyak ayah menganggur, karena minimnya lapangan pekerjaan dan rendahnya skil. Akibatnya mereka tak mampu memenuhi kebutuhan keluarga dengan baik.
Jadi, problem utama bukan sekedar tak adanya program yang mampu memenuhi kebutuhan perut peserta didik, akan tetapi ini problem sistematik yakni akibat , diterapkannya sistem kapitalisme sekularisme.
Islam mewajibkan negara menjamin kesejahteraan warganya termasuk anak sekolah, serta wajib menjalankan sistem ekonomi Islam, sehingga akan menjadi ekonomi yang mandiri dan maju.
Dalan negara Islam kesejahteraan rakyat akan terjamin melalui beberapa mekanisme:
- Negara menetapkan setiap muslim laki-laki, khususnya kepala rumah tangga, bertanggungjawab bekerja dan memenuhi nafkah keluarganya. Hal ini akan diwujudkan dengan, terbukanya lapangan pekerjaan yang luas dan memadai, serta di bawah kontrol negara langsung.
- Negara akan mendorong masyarakat saling tolong- menolong jika ada yang mengalami kesulitan keuangan dan ditimpa kemiskinan, keluarga dan tetangga akan turut membantu mereka dengan cara yang diatur oleh syariat Islam, seperti zakat, sedekah, dan sebagainya.
- Negara menerapkan sistem ekonomi islam dengan konsep kepemilikan, yakni individu dan umum, hanya ditujukan untuk kemakmuran rakyat.
- Negara tidak akan terjebak pada kondisi perekonomian yang buruk secara berkala, sebagaimana dalam sistem ekonomi kapitalisme.
- Kepala negara juga akan memudahkan seluruh rakyat mengakses sandang, pangan, papan yang layak,
Selain itu, sistem pendidikan Islam dengan pendanaan gratis dan kurikulum berkualitas berbasis akidah Islam, akan membimbing umat memiliki mental yang kuat. Generasi pun akan memahami jati dirinya sebagai hamba Allah yang benar.
Benar dengan penerapan sistem ekonomi Islam, akan menjamin terwujudnya genersi berkualitas, dan berkepribadian mulia.
Tentu saja, untuk menjadikan generasi yang produktif, tangguh, bahkan mampu mewujudkan, umat terbaik, tidak cukup hanya dengan upaya individu ataupun keluarga. Harus ada lingkungan masyarakat yang sehat, dengan negara yang tidak disetir, oleh kedzoliman dan kepentingan para kapitalis.
Sungguh, inkubator untuk menghasilkan profil generasi muda muslim yang produktif, dan tangguh hanyalah negara Islam.
Wallahu A'lam bishawab