| 211 Views

Pensiun Dari Dakwah Karena Bosan Dan Malas

Oleh : Wakini
Aktivis Muslimah 

Pensiun adalah kata yang sering di ucapkan apabila seseorang telah bosan dengan bidang pekerjaan, atau seorang yang sudah tidak sanggup bekerja sehingga memutuskan untuk resign. Namun, apa jadinya kata resign di ucapkan ketika seseorang bolas( bosan dan malas) ketika berdakwah, baik bosan dengan agenda dakwah yang itu-itu saja, atau terkendala ekonomi, anak yang masih kecil-kecil, suami yang tidak mendukung dakwah, atau rasa baper dengan anggota jamaah nya, macem-macem dah yang menghantarkan seseorang menjadi bosan dan malas.

Meninggalkan dakwah itu perkara gampang. Kita tinggal sedikit demi sedikit menjauhi segala aktivitas dakwah, baik itu mulai malas halqah, malas datang kajian ilmu, tidak merespon saat di hubungi, bersikap masa bodoh ketika di nasehati, sembunyi ketika di muthaba'ah musyrifah, intinya bersikap cuek saja. Dengan demikian, lambat laun kita meninggalkan dakwah atau lebih tepatnya kita di tinggalkan dakwah. Gampang sekali bukan? Tapi coba di pikir, apa sih manfaatnya bagi kita mengambil sikap demikian? 

Perlu diketahui, meninggalkan dakwah itu perkara mudah, tapi ingatlah Allah Swt lebih mudah lagi untuk mencari pengganti yang jauh lebih baik dari mereka yang memutuskan untuk " resign atau pensiun" dari dakwah. Ya, sangat mudah bagi Allah mencari pengganti yang lebih ikhlas dan bersemangat. Tidak ada sedikit pun kerugian bagi dakwah ketika kita memutuskan pensiun darinya. Dakwah akan terus berjalan, ada atau pun tanpa kita.

Dakwah memang tidak memberikan kita tumpukan harta, justru kita yang mengeluarkan sebagian Rizki untuk menggerakkan dakwah. Kita terlibat dalam dakwah bukan memperoleh harta berlimpah, semata-mata mendapatkan keridhoan Allah Swt.

Jadi, jangan pernah berpikir untuk resign dari dakwah. Di khawatirkan Allah mencabut berkah dan qonaah dari hidup kita, coba deh kita perhatikan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk pensiun dari dakwah, tiba-tiba saja kita berubah menjadi orang yang sangat rakus dan kemaruk terhadap duniawi, lalu aktivitas dakwah ditinggalkan, forum pembinaan mulai di abaikan. Sebagai gantinya proyek materi menjadi lebih diutamakan. Waspadalah !!!! Jangan- jangan keberkahan hidup telah tercerabut dari hidup kita, yang dulunya cukup, kini makin di kejar semakin kurang, tiba-tiba kebutuhan tak cukup padahal pendapatan lebih besar.

Memang kita mesti menelisik diri, jika sudah ada benih-benih bergesernya niat, mari di luruskan kembali. Saat kelesuan mulai tumbuh, segera pupuk dengan semangat beramal. Ketika kebosanan mulai melanda, perlulah silaturahmi agar ada penyegaran dan suntikan untuk kembali semangat. Karena kalau kita turutkan rasa bosan dan malas ada dalam diri aktivis dakwah, lambat laun seseorang berkemungkinan pensiun dari dakwah tanpa pamitan.

Jika saat ini kita mulai tampak lesu dan tidak bergairah di jalan dakwah, forum-forum pembinaan mulai mudah di tinggalkan, amanah dakwah yang diberikan juga terasa berat ditunaikan, mulai sensitif dan antipati terhadap aktivitas dakwah, rasa-rasanya kitalah yang lebih butuh untuk menerima banyak nasehat dibandingkan orang lain.

Sungguh tak ada manfaatnya apabila kita meninggalkan dakwah, kita sungguh merasa malu, sebagian kita masih bersantai-santai, bahkan membiarkan diri masuk dalam kelalaian. Banyak di antara kita, termasuk saya yang lebih butuh banyak nasehat.

Semoga Allah Swt jadikan kita aktivis dakwah yang selalu Allah kokohkan terus berjuang di jalan dakwah, terus kokoh, semakin kokoh, hingga Husnul khotimah. Aamiin


Share this article via

54 Shares

0 Comment